Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Krisis Moral Remaja : Pendidikan Karakter ala TNI bagi Siswa Nakal di Jawa Barat
11 Mei 2025 15:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari riskamarsa5911 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Krisis moral yang terjadi di kalangan remaja di Jawa Barat telah menjadi sorotan utama bagi pemerintah daerah. Meningkatnya kasus kenakalan remaja seperti tawuran, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, hingga aksi kriminal, mendorong lahirnya kebijakan pendidikan karakter berbasis kedisiplinan militer bagi siswa bermasalah. Kebijakan ini memicu beragam tanggapan di masyarakat dan menimbulkan sejumlah persoalan sosial-humaniora yang patut dianalisis secara mendalam dan kritis.
ADVERTISEMENT
Latar Belakang dan Pelaksanaan Program
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa masalah perilaku remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan dan memerlukan tindakan nyata, bukan sekadar diskusi. Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggagas program pendidikan semi-militer yang dilaksanakan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk membentuk karakter disiplin dan tangguh bagi para pelajar. Program ini ditujukan bagi siswa yang terlibat dalam kenakalan remaja, terutama yang menunjukkan perilaku kriminal dan sulit dibina oleh orang tua. Mereka dikirim ke barak militer untuk mendapatkan pembinaan karakter dan pelatihan kedisiplinan.
Program ini telah diterapkan di sejumlah wilayah, seperti Purwakarta dan Bandung, dengan ratusan peserta dari berbagai kabupaten/kota. Para siswa tetap mengikuti pendidikan formal, namun dalam lingkungan dan metode yang berbeda, dengan penekanan pada pembentukan mental, kedisiplinan, serta penanaman nilai-nilai kebangsaan.
ADVERTISEMENT
Sumber:
Tujuan dan Harapan
Pemerintah berharap, melalui pelatihan ala militer, siswa bermasalah dapat:
1. Menanamkan disiplin dan tanggung jawab,
2. Mengendalikan angka kenakalan remaja,
3. Memperoleh ruang refleksi dan rehabilitasi,
4. Program ini juga memberikan alternatif pembinaan bagi pelajar di luar jalur hukum,
5. Membentuk jiwa nasionalisme serta menumbuhkan sikap hormat terhadap orang tua dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
Sejumlah orang tua mulai menunjukkan minat untuk mendaftarkan anak-anak mereka dalam program ini, dengan harapan bahwa pendekatan semi-militer yang diterapkan dapat membentuk kedisiplinan dan membawa perubahan perilaku yang lebih positif.
Isu Sosial – Humaniora : Pro dan Kontra
1. Dukungan terhadap program
a. Beragam pihak melihat program ini sebagai langkah konkret yang diperlukan dalam menghadapi krisis moral yang semakin mengkhawatirkan di kalangan remaja. Pendekatan disiplin militer dianggap mampu membentuk karakter kuat yang tidak didapatkan di rumah maupun sekolah.
ADVERTISEMENT
b. TNI AD menekankan bahwa program ini bukanlah bentuk hukuman, melainkan pendekatan pembinaan karakter yang bersifat edukatif dan rehabilitatif, dengan tujuan membentuk perilaku positif, bukan memberikan sanksi.
2. Kritik dan Kekhawatiran
a. KPAI bersama para ahli pendidikan menyoroti potensi pelanggaran hak anak dalam program tersebut, termasuk risiko kekerasan fisik dan mental, serta kemungkinan dampak negatif jangka panjang terhadap kesehatan psikologis peserta.
b. Timbul kekhawatiran bahwa pendekatan militer dapat menimbulkan stigma sosial terhadap peserta, serta berisiko kurang efektif jika tidak disertai program lanjutan yang melibatkan dukungan aktif dari keluarga dan lingkungan sekolah.
c. Kritik juga muncul terkait kemungkinan program ini justru menjadi solusi jangka pendek yang berisiko menimbulkan masalah baru di masa depan jika tidak diawasi secara ketat dan transparan.
ADVERTISEMENT
Sumber:
Catatan dan Rekomendasi
Agar program pendidikan karakter ala TNI bagi siswa nakal di Jawa Barat tidak menimbulkan dampak negatif, beberapa rekomendasi penting antara lain:
1. Menentukan kriteria peserta secara ketat dan transparan,
2. Mengedepankan pendekatan restoratif dan rehabilitatif, bukan sekadar hukuman,
3. Mengikutsertakan peran aktif keluarga, institusi pendidikan, dan tenaga profesional dalam proses pembinaan,
4. Mengintegrasikan edukasi preventif di sekolah dan komunitas.
Kesimpulan
Kebijakan pendidikan karakter berbasis militer di Jawa Barat merupakan respons atas krisis moral remaja yang kian mengkhawatirkan. Meskipun program ini diharapkan dapat menanamkan kedisiplinan dan membentuk perilaku positif, penerapannya harus dilakukan dengan pendekatan yang humanis, berorientasi edukatif, dan tetap menjunjung tinggi hak-hak anak. Evaluasi berkala dan integrasi dengan program pembinaan lain sangat diperlukan agar solusi yang diambil benar-benar efektif dan berkelanjutan dalam membangun generasi muda yang berkarakter kuat dan positif.
ADVERTISEMENT