Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
3 Pantangan Orang Finlandia: Resep Rahasia Negeri Paling Bahagia
27 Januari 2025 13:10 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Risnawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Finlandia telah dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia selama enam tahun berturut-turut oleh laporan World Happiness Report (2023). Hal ini didasarkan pada berbagai faktor seperti tingkat kepercayaan antarwarga, kesetaraan sosial, dan akses terhadap layanan kesehatan. Sungguh menarik, mengingat Finlandia memiliki musim dingin yang panjang, dengan rata-rata hanya 50 jam sinar matahari di bulan Desember. Namun, orang Finlandia tampaknya memiliki rahasia hidup bahagia yang tidak hanya berasal dari stabilitas ekonomi, tetapi juga filosofi hidup dan kebiasaan unik mereka. Salah satu aspek penting dalam gaya hidup mereka adalah "pantangan" yang dipegang teguh oleh masyarakat Finlandia—prinsip yang membantu mereka menjalani hidup lebih tenang, bermakna, dan tentu saja, bahagia.
1. Pantang Membandingkan Diri dengan Orang Lain
ADVERTISEMENT
Di Finlandia, salah satu nilai inti yang dijunjung tinggi adalah sisu, yang berarti ketahanan dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Prinsip ini mendorong masyarakat Finlandia untuk fokus pada perjalanan hidup mereka sendiri, tanpa membandingkan diri dengan orang lain. Data menunjukkan bahwa Finlandia memiliki tingkat ketimpangan sosial yang rendah dibandingkan negara-negara lain di Eropa. Hal ini membantu mengurangi tekanan sosial untuk bersaing dalam hal status dan materi.
Budaya Finlandia menghindari apa yang disebut sebagai "perlombaan sosial." Pepatah lokal berbunyi, "Kell’ onni on, se onnen kätkeköön"—"Siapa yang memiliki kebahagiaan, simpanlah kebahagiaan itu untuk dirimu sendiri." Ini mencerminkan pentingnya menjalani hidup secara otentik tanpa mencari pengakuan dari orang lain.
Sebagai perbandingan, studi yang dilakukan oleh University of Pennsylvania menemukan bahwa semakin sering seseorang membandingkan hidupnya dengan orang lain, terutama melalui media sosial, semakin rendah tingkat kebahagiaan mereka. Finlandia mengingatkan kita untuk menghargai perjalanan hidup kita sendiri tanpa mengukur diri dengan standar eksternal.
ADVERTISEMENT
2. Pantang Berlebihan dalam Gaya Hidup
Orang Finlandia sangat menghargai kesederhanaan. Filosofi ini selaras dengan konsep lagom, yang berarti "cukup." Mereka cenderung hidup minimalis, baik dalam hal konsumsi, desain rumah, hingga gaya hidup. Misalnya, kebiasaan membeli barang-barang mewah jarang terjadi, dan masyarakat lebih memilih pengalaman, seperti berjalan di hutan atau menghabiskan waktu di sauna, dibandingkan berbelanja untuk barang material.
Penelitian dari European Forest Institute (2020) menunjukkan bahwa 87% orang Finlandia mengunjungi hutan setidaknya sekali sebulan, yang membantu meningkatkan kesehatan mental mereka. Finlandia adalah negara dengan salah satu tingkat akses tertinggi terhadap ruang hijau publik, dengan 75% wilayahnya berupa hutan. Hal ini menunjukkan betapa terhubungnya mereka dengan alam, yang menjadi sumber kebahagiaan sederhana.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, banyak dari kita merasa bahwa kebahagiaan harus datang dari barang-barang mahal atau pengalaman mewah. Filosofi Finlandia mengajarkan kita untuk melihat keindahan dalam hal-hal sederhana dan menghargai apa yang sudah dimiliki.
3. Pantang Mengabaikan Waktu untuk Diri Sendiri
Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah salah satu pilar utama kebahagiaan masyarakat Finlandia. Jam kerja yang rata-rata hanya 40 jam per minggu memungkinkan mereka untuk menikmati waktu bersama keluarga atau melakukan hobi. Finlandia juga dikenal dengan budaya kalsarikännit, yang artinya "minum alkohol di rumah sambil mengenakan piyama." Praktik ini mencerminkan pentingnya istirahat dan menikmati waktu sendiri tanpa tekanan sosial.
Menurut laporan OECD Better Life Index (2023), Finlandia memiliki skor tertinggi dalam hal keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Pemerintah Finlandia mendukung kebijakan fleksibel, seperti cuti orang tua yang murah hati dan sistem kerja jarak jauh yang efektif. Hal ini memungkinkan orang Finlandia untuk menjalani kehidupan yang lebih terfokus pada kebutuhan pribadi.
ADVERTISEMENT
Studi dari Harvard Business Review (2019) menunjukkan bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi secara signifikan meningkatkan kebahagiaan dan produktivitas. Kita bisa belajar dari Finlandia untuk berhenti sejenak dari rutinitas sibuk dan memberi ruang bagi diri sendiri, baik untuk istirahat maupun refleksi.
Refleksi: Menerapkan Filosofi Finlandia dalam Kehidupan Kita
Dari tiga pantangan ini, kita belajar bahwa kebahagiaan bukanlah soal pencapaian besar atau kekayaan materi, tetapi bagaimana kita memilih untuk menjalani hidup sehari-hari. Orang Finlandia menunjukkan bahwa hidup bahagia dapat dimulai dengan hal-hal sederhana: berhenti membandingkan diri, hidup dengan cukup, dan memberi waktu untuk diri sendiri.
Namun, penerapan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan kita membutuhkan kesadaran kritis. Apakah kita terlalu sering terjebak dalam perlombaan sosial? Apakah kita menghargai hal-hal kecil yang sebenarnya membuat hidup kita lebih berarti? Finlandia mengajarkan kita untuk bertanya kembali kepada diri sendiri, "Apa yang benar-benar penting bagi saya?"
ADVERTISEMENT
Seperti kata pepatah Finlandia, "Onnellisuus on pieniä asioita"—"Kebahagiaan adalah hal-hal kecil." Jika Finlandia bisa menjadi negara paling bahagia dengan mempraktikkan prinsip-prinsip sederhana ini, mungkin saatnya kita juga mengambil langkah kecil menuju hidup yang lebih bahagia dan bermakna.