Konten dari Pengguna

Childfree: Investasi Diri atau Egoisme Belaka?

Risnawati
Dosen di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri
22 Januari 2025 10:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Risnawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keputusan untuk tidak memiliki anak, atau yang lebih dikenal dengan istilah childfree, semakin banyak diperbincangkan di tengah masyarakat modern. Pilihan ini, yang dulunya dianggap tabu, kini menjadi semakin umum, terutama di kalangan generasi muda yang hidup dalam dunia yang penuh tantangan, seperti tekanan ekonomi, perubahan iklim, dan transformasi sosial. Faktanya, survei Pew Research Center tahun 2021 menunjukkan bahwa 44% orang dewasa di AS yang berusia 18–49 tahun tidak memiliki anak dan menyatakan bahwa mereka tidak mungkin akan memiliki anak di masa depan, naik dari 37% pada tahun 2018. Namun, di balik popularitasnya, muncul berbagai pertanyaan: Apakah keputusan childfree merupakan bentuk investasi diri yang bijak atau sekadar refleksi egoisme individu?
Source: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Source: Freepik
Melihat Perspektif Investasi Diri
ADVERTISEMENT
Bagi banyak orang yang memilih childfree, keputusan ini didasarkan pada alasan rasional yang berakar pada keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup. Mereka ingin fokus pada pengembangan diri, karier, pendidikan, atau menjalani kehidupan yang tidak dibatasi oleh tanggung jawab sebagai orang tua. Dalam konteks ini, childfree dianggap sebagai bentuk investasi diri, di mana individu dapat mencurahkan waktu, energi, dan sumber daya untuk mencapai potensi maksimal mereka.
Sebagai contoh, artikel dalam Time (2022) menyebutkan bahwa generasi muda saat ini semakin menyadari biaya tinggi membesarkan anak. Di Amerika Serikat, rata-rata biaya membesarkan anak hingga usia 18 tahun mencapai $310.000. Angka ini memberikan alasan kuat bagi banyak pasangan untuk mempertimbangkan pilihan hidup tanpa anak, terutama ketika mereka masih menghadapi tantangan ekonomi pribadi, seperti membayar utang pendidikan atau membeli rumah.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang ini, memilih untuk tidak memiliki anak tidak berarti menolak tanggung jawab sosial. Sebaliknya, beberapa individu childfree justru memanfaatkan kebebasan mereka untuk berkontribusi pada masyarakat, baik melalui pekerjaan, kegiatan amal, atau upaya melestarikan lingkungan. Seorang penulis dan aktivis lingkungan, Meghan Daum, dalam bukunya Selfish, Shallow, and Self-Absorbed, menegaskan bahwa keputusan childfree bukanlah bentuk egoisme, melainkan upaya untuk hidup secara bertanggung jawab, terutama di tengah krisis iklim yang mengancam generasi mendatang.
Argumentasi Tentang Egoisme
Di sisi lain, kritik terhadap childfree sering kali didasarkan pada anggapan bahwa keputusan ini mencerminkan sikap egois. Tidak memiliki anak dianggap sebagai bentuk pelarian dari tanggung jawab sosial dan alami manusia untuk melanjutkan generasi. Pandangan ini sering kali berakar pada nilai-nilai tradisional yang menganggap bahwa keberhasilan hidup seseorang diukur dari keberhasilannya membangun keluarga dan melahirkan keturunan.
ADVERTISEMENT
Sebuah artikel dalam The Atlantic (2023) mengemukakan bahwa dalam banyak budaya, anak dianggap sebagai simbol pengabdian kepada keluarga dan masyarakat. Tanpa anak, banyak orang percaya bahwa seseorang akan kehilangan makna hidupnya. Bahkan, seorang penulis sosial budaya, Mary Eberstadt, menyatakan bahwa "anak adalah akar dari komunitas manusia." Ia berargumen bahwa tanpa generasi penerus, masyarakat akan kehilangan stabilitas emosional dan sosial dalam jangka panjang.
Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa childfree adalah keputusan yang terlalu berpusat pada keinginan pribadi tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat jangka panjang. Dalam banyak budaya, anak dianggap sebagai aset sosial dan penerus nilai-nilai keluarga. Oleh karena itu, keputusan untuk tidak memiliki anak sering dipandang sebagai tindakan yang memprioritaskan kepentingan pribadi di atas kepentingan kolektif.
ADVERTISEMENT
Antara Pilihan Personal dan Konteks Sosial
Namun, apakah keputusan childfree benar-benar sekadar egoisme belaka? Atau, mungkinkah kritik ini lahir dari kurangnya pemahaman akan konteks sosial dan ekonomi yang dihadapi generasi saat ini? Dalam dunia yang semakin kompetitif dan tidak pasti, banyak individu merasa bahwa memiliki anak bukan lagi sekadar panggilan alami, melainkan tanggung jawab besar yang memerlukan persiapan matang.
Dalam The Guardian (2023), seorang peneliti sosial, Christine Overall, menyebutkan bahwa penting untuk menghormati keputusan childfree sebagai bagian dari hak reproduksi. Ia berpendapat bahwa “kebebasan untuk tidak memiliki anak sama pentingnya dengan kebebasan untuk memilikinya.” Selain itu, tekanan untuk memiliki anak sering kali mengabaikan realitas ekonomi dan ekologi yang sedang dihadapi dunia saat ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Menuduh mereka yang memilih childfree sebagai egois tanpa memahami alasan di balik keputusan tersebut dapat mencerminkan sikap tidak adil dan kurang empati.
Refleksi untuk Berpikir Kritis
Pilihan untuk menjadi childfree adalah isu kompleks yang melibatkan banyak faktor, seperti nilai-nilai personal, kondisi ekonomi, dan tanggung jawab sosial. Daripada melihatnya sebagai hitam atau putih, penting bagi kita untuk berpikir kritis dan mencoba memahami motivasi di balik pilihan ini. Apakah childfree benar-benar mencerminkan egoisme, ataukah keputusan ini adalah bentuk tanggung jawab individu terhadap diri sendiri dan dunia?
Pada akhirnya, tidak ada jawaban tunggal yang benar. Yang terpenting adalah menciptakan ruang untuk berdialog dengan penuh pengertian, menghargai perbedaan pilihan, dan mencari cara untuk berkontribusi pada masyarakat, terlepas dari apakah kita memilih untuk memiliki anak atau tidak. Childfree bukanlah sekadar tentang investasi diri atau egoisme, melainkan tentang kebebasan untuk memilih jalan hidup yang sesuai dengan nilai dan aspirasi masing-masing individu.
ADVERTISEMENT