Konten dari Pengguna

Humor dalam Iklan Djarum 76: Refleksi Budaya dan Strategi Komunikasi

Eris Risnawati
Dosen Linguistik di Universitas Pamulang, S3 at UPI, dan peneliti
10 April 2025 17:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eris Risnawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Iklan Djarum 76 edisi Om Jin. Sumber: https://youtu.be/GemEB1XHeeI?si=0FHZdbIvmfW_gnts
zoom-in-whitePerbesar
Iklan Djarum 76 edisi Om Jin. Sumber: https://youtu.be/GemEB1XHeeI?si=0FHZdbIvmfW_gnts
ADVERTISEMENT
Iklan Djarum 76 edisi Om Jin merupakan salah satu contoh menarik dari penggunaan humor dalam periklanan yang berhasil menggabungkan elemen budaya lokal dengan pesan sosial yang relevan. Dalam iklan ini, karakter Om Jin, yang diperankan dengan gaya konyol dan absurd, menjadi pusat perhatian. Melalui pendekatan pragmatik, kita dapat menganalisis bagaimana humor dalam iklan ini bekerja untuk menarik perhatian audiens dan menyampaikan pesan yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT

Karakter Om Jin dan Humor Pragmatik

Karakter Om Jin dalam iklan ini tidak hanya berfungsi sebagai sosok lucu, tetapi juga sebagai jembatan komunikasi antara merek Djarum 76 dan audiens. Dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang akrab di telinga masyarakat Indonesia, dialog-dialog yang diucapkan oleh Om Jin sering kali memuat permainan kata dan sindiran halus. Misalnya, frasa "Yang Penting Hepi" menjadi slogan ikonik yang mencerminkan filosofi hidup sederhana: bahwa kebahagiaan lebih penting daripada kesempurnaan atau pencapaian material.
Humor pragmatik dalam iklan ini muncul dari pelanggaran norma komunikasi. Ketika seseorang meminta bantuan kepada Om Jin untuk mengabulkan permintaan, penonton mengharapkan hasil yang sesuai dengan harapan mereka. Namun, hasilnya sering kali berakhir dengan cara yang konyol dan tidak terduga. Misalnya, ketika seseorang meminta kekayaan, Om Jin malah memberinya barang-barang tak berguna. Pelanggaran ekspektasi ini menciptakan efek komedi karena penonton merasa terkejut sekaligus terhibur oleh absurditas situasi.
ADVERTISEMENT

Pelanggaran Maksim Grice

Dalam analisis pragmatik, kita dapat merujuk pada prinsip komunikasi Grice yang menyatakan bahwa interaksi verbal harus mengikuti beberapa maksim, seperti maksim kuantitas (memberikan informasi yang cukup), maksim kualitas (tidak mengatakan yang salah), maksim relevansi (berbicara tentang hal-hal yang relevan), dan maksim cara (berbicara dengan jelas). Dalam iklan Djarum 76 edisi Om Jin, pelanggaran terhadap maksim-maksim ini menjadi sumber utama humor.
Misalnya, ketika karakter meminta sesuatu kepada Om Jin, ia berharap untuk mendapatkan jawaban yang logis dan sesuai harapan. Namun, Om Jin sering kali memberikan jawaban yang tidak relevan atau bahkan sarkastik. Hal ini menciptakan ketegangan komedik di mana penonton menyadari bahwa situasi tersebut tidak mengikuti norma komunikasi yang biasa. Ketidakcocokan antara harapan dan kenyataan inilah yang menghasilkan tawa.
ADVERTISEMENT

Konteks Sosial dan Budaya

Humor dalam iklan ini juga sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Karakter Om Jin mewakili kearifan lokal dengan pakaian tradisional Jawa serta dialog yang menggunakan bahasa gaul sehari-hari. Hal ini menciptakan rasa akrab bagi penonton, terutama bagi mereka yang berasal dari latar belakang budaya serupa.
Dengan mengangkat isu-isu sosial yang relevan—seperti keinginan untuk mendapatkan sesuatu secara instan—iklan ini berhasil menyampaikan kritik sosial melalui humor. Misalnya, ketika seseorang meminta kekayaan tanpa usaha, Om Jin memberikan barang-barang tak berguna sebagai bentuk sindiran terhadap pola pikir masyarakat yang sering kali mengharapkan hasil instan tanpa kerja keras.

Pesan Moral Tersirat

Meskipun fokus utama iklan adalah humor, pesan moral tetap tersampaikan dengan jelas: bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari pencapaian material atau hasil instan. Slogan "Yang Penting Hepi" menggambarkan filosofi hidup sederhana bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam hal-hal kecil sehari-hari. Ini adalah pesan penting bagi masyarakat Indonesia yang sering kali menghadapi tantangan hidup namun tetap berusaha untuk menemukan kebahagiaan di tengah kesederhanaan.
ADVERTISEMENT

Efektivitas Humor dalam Membangun Citra Merek

Penggunaan humor dalam iklan Djarum 76 edisi Om Jin sangat efektif dalam membangun citra merek sebagai produk yang merakyat dan dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Dengan memanfaatkan karakter Om Jin sebagai simbol kebahagiaan dan kesederhanaan, Djarum 76 berhasil menciptakan hubungan emosional antara merek dan audiensnya.
Frasa "Yang Penting Hepi" menjadi catchy dan mudah diingat oleh audiens. Pengulangan frasa ini membuatnya melekat di benak penonton bahkan setelah iklan selesai ditayangkan. Selain itu, situasi absurd dan kekonyolan visual berhasil menarik perhatian audiens di tengah banyaknya konten periklanan lainnya.
Secara keseluruhan, iklan Djarum 76 edisi Om Jin adalah contoh bagaimana humor dapat digunakan secara efektif untuk menyampaikan pesan produk sekaligus membangun hubungan emosional dengan audiens. Melalui pendekatan pragmatik, kita dapat melihat bahwa humor dalam iklan ini bekerja melalui pelanggaran norma komunikasi serta konteks sosial dan budaya yang relevan.
ADVERTISEMENT
Dengan memanfaatkan elemen linguistik seperti frasa catchy "Yang Penting Hepi," serta penggambaran karakter Om Jin yang lucu dan absurd, Djarum 76 berhasil menciptakan iklan yang tidak hanya menghibur tetapi juga bermakna bagi penonton. Iklan ini menunjukkan bahwa kelucuan bukan hanya tentang tertawa tetapi juga tentang menciptakan hubungan emosional mendalam antara merek dan konsumen.
Dari analisis ini, kita dapat menyimpulkan bahwa humor pragmatik dalam iklan Djarum 76 edisi Om Jin bukan hanya sekadar hiburan semata; ia membawa pesan sosial penting sambil tetap menjaga daya tarik komersial merek tersebut di mata konsumen.