Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
8 Ramadhan 1446 HSabtu, 08 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Tradisi Tedhak Siti Penuh Warna
25 Mei 2021 11:29 WIB
Tulisan dari Rissa Anggraeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia terkenal dengan berbagai macam suku, ras, agama dan budaya. Budaya di Indonesia sekarang mulai luntur, karena generasi muda sekarang lebih ke budaya barat dan lebih suka dengan teknologi masa kini. Apakah kalian tahu tradisi yang masih di jalankan atau di lestarikan di Jawa?Mungkin generasi sekarang sudah jarang yang tahu atau bahkan tidak tau tradisi atau budaya yang ada di lingkungan sekitar kita. Salah satu budaya yang ada di tempat tinggal saya di kota Kaliwungu yaitu Tedhak Siti. Tedhak Siti sendiri menjadi sebuah tradisi yang rutin digelar warga Kaliwungu Kabupaten Kendal Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Tedhak Siten yang juga dikenal sebagai ritual Turun Tanah merupakan salah satu adat dan tradisi masyarakat Jawa Tengah. Istilah dari Tedhak Siten sendiri berasal dari dua kata yaitu Tedhak yang berarti kaki atau langkah dan Siten yang berasal dari kata Siti yang artinya tanah. Jadi, tedhak siten merupakan sebuah acara adat dimana seorang anak yang berumur tujuh lapan (7 x 35 hari atau 245 hari) akan dituntun oleh ibunya untuk berjalan menapak diatas tanah.
Upacara adat ini sendiri memiliki beberapa tujuan, termasuk diantaranya adalah sebagai bentuk rasa syukur karena sang anak akan mulai belajar berjalan. Selain itu, upacara ini merupakan salah satu upaya memperkenalkan anak kepada alam sekitar dan juga ibu pertiwi
ADVERTISEMENT
Meskipun Indonesia terdiri dari berbagai suku,budaya, ras dan agama, bukan menjadi alasan kita untuk bertikai namun menjadikan perbedaan itu menjadi mempererat tali persaudaraan kita.
Dalam ajaran Islam juga menganjurkan pentingnya persatuan sebagaimana tercantum dalam ayat Al-Quran yaitu:
1. Surat An-Nisa ayat 135
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّا مِيْنَ بِا لْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰۤى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَا لِدَيْنِ وَا لْاَ قْرَبِيْنَ ۗ اِنْ يَّكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْرًا فَا للّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَا ۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰۤى اَنْ تَعْدِلُوْا ۚ وَاِ نْ تَلْوٗۤا اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِ نَّ اللّٰهَ كَا نَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Maha teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.
ADVERTISEMENT
2. Q.S. AL-Hujarat Ayat 13
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya :
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurât: 13)
Dari kedua ayat di atas maka dapat disimpulkan bahwa Allah Swt menganjurkan kita untuk saling bersaudara harus bersyukur atas apa yang telah di dapat dan saling menghormati tidak bertengkar.
Sama seperti berbagai upacara adat Jawa lainnya, upacara tedhak siten juga tidak lepas dari berbagai simbol dan makna filosofis. Setiap langkah dan aspek dari upacara ini menyimbolkan hal-hal tertentu dalam kehidupan sang anak, dan hal inilah yang membuat upacara ini penuh warna. Tahapan dari upacara tedhak siten meliputi:
ADVERTISEMENT
Tahap 1
Pada tahap ini, sang anak akan dituntun oleh sang Ibu untuk berjalan diatas 7 jadah (makanan yang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan garam dan kelapa yang kemudian dikukus, dihaluskan dan dicetak) dengan 7 warna berbeda yaitu putih, merah, hijau, kuning, biru, coklat, dan ungu.
Warna-warna dari jadah tersebut merupakan simbol dari warna-warna kehidupan. Pengaturan jadah tersebut dimulai dari yang berwarna gelap hingga berwarna terang (putih) sebagai simbol bahwa akan ada jalan keluar yang terang dari setiap masalah yang menghadang.
Sementara jumlah 7 mengacu pada bahasa Jawa Pitu yang bermakna pitu atau pertolongan, dimana dalam perjalanan sang anak dalam setiap tahap kehidupannya kelak, semoga selalu mendapat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
Tahap 2
Sang anak akan dituntun untuk menaiki tangga yang terbuat dari tebu. Pemilihan tebu yang dianggap sebagai singkatan dari antebing kalbu atau mantapnya hati merupakan bentuk harapan agar sang anak memiliki ketetapan hati dalam menjalani setiap tahap kehidupannya kelak, dimana setiap anak tangga yang dilewati merupakan simbol dari tahapan kehidupan.
Tahap 3
Anak dituntun untuk berjalan diatas tanah atau tumpukan pasir dimana sang anak akan mengais (ceker-ceker) tanah dengan kedua kakinya. Hal ini merupakan simbol dari harapan agar sang anak saat telah dewasa nanti mampu mengais rejeki untuk memenuhi kebutuhannya.
Tahap 4
Anak dimasukkan dalam kurungan ayam, dimana di dalam kurungan tersebut telah disediakan berbagai benda seperti buku, uang, mainan, makanan dan berbagai benda lainnya. Benda yang dipilih oleh sang anak merupakan gambaran dari potensi anak yang diharapkan akan membantu orang tua untuk bisa mengasah potensi tersebut dengan baik.
ADVERTISEMENT
Sang anak yang berusia sekitar 8 bulan dipercaya masih memiliki naluri atau insting yang belum tertutupi oleh hal-hal lain, dan pada saat yang sama mereka sudah mampu merespon dunia luar dengan baik. Hal inilah yang membuat sang anak akan memilih benda yang sesuai dengan insting mereka, yang dipercaya sebagai potensi yang ada dalam diri mereka.
Tahap 5
Pemberian uang logam yang telah dicampurkan dengan berbagai jenis bunga dan beras kuning oleh sang ayah dan kakek sebagai simbol harapan agar sang anak nantinya memiliki rejeki berlimpah namun tetap bersifat dermawan
Tahap 6
Sang anak dimandikan dengan air yang dicampur dengan kembang setaman sebagai simbol harapan agar sang anak akan membawa nama harum bagi keluarga
ADVERTISEMENT
Tahap 7
Anak dipakaikan baju yang bagus dan bersih dengan harapan agar anak akan menjalani hidup yang baik nantinya.
Seluruh tahapan upacara beserta semua aspek yang ada didalamnya memiliki makna filosofis yang menjadikan upacara menarik untuk dilihat dan pastinya menjadi salah satu bukti kekayaan budaya Jawa.
Warga sekitar beranggapan/beropini bahwa dengan diadakannya tradisi ini merupakan wujud dan rasa syukur kepada Allah Swt.
Saya sangat berharap kerukunan antar warga Kaliwungu ini selalu terjaga, damai dan sejahtera. Dengan adanya beberapa tradisi yang dapat mempererat tali silaturahmi antar warga dan masyarakat Kaliwungu dan sekitarnya