Konten dari Pengguna

Bantu Pelestarian Alam Dengan Penggunaan Cloth Diaper

rita corolina tarigan
mahasiswi di Universita Katolik Parahyangan jurusan Akuntansi
12 September 2021 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rita corolina tarigan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://images.pexels.com/photos/2768961/pexels-photo-2768961.jpeg?cs=srgb&dl=pexels-leonid-danilov-2768961.jpg&fm=jpg
zoom-in-whitePerbesar
https://images.pexels.com/photos/2768961/pexels-photo-2768961.jpeg?cs=srgb&dl=pexels-leonid-danilov-2768961.jpg&fm=jpg
ADVERTISEMENT
jumlah populasi di Indonesia mencapai 274,86 juta penduduk per 14 Desember 2020. Jumlah ini menjadikan Indonesia berada di peringkat keempat dengan populasi terbanyak di dunia. Alasanan tingginya jumlah populasi di Indonesia dikarenakan tingkat kelahiran yang tinggi setiap tahunnya. tingginya jumlah kelahiran di Indonesia, berdampak pada permintaan kebutuhan bayi yang juga meningkat. Salah satu diantaranya adalah diaper. Diaper adalah popok atau lampiran yg digunakan sekali pakai kemudian dibuang. Diaper terbuat dari kertas, plastik, dan sodium polyacrylate.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia banyak sekali merek dagang diaper yang bisa kita jumpai. Diaper mengklaim memiliki banyak dampak baik contohnya mampu menampung cairan lebih banyak sehingga tidak perlu repot-repot sering mengganti diaper. Tak hanya itu diaper juga sangat mudah digunakan karena hanya sekali pakai. Diaper menyediakan banyak ukuran yang dapat disesuaikan dengan ukuran bayi. Dengan kelebihan yang dimiliki, banyak ibu rumah tangga yang memilih menggunakan diaper karena lebih praktis.
Namun dengan kelebihan yang dimiliki, diaper memiliki dampak buruk pada alam sekitar. Karena penggunaannya yang sekali pakai sampah diaper adalah masalah yang serius untuk lingkungan. Sampah diaper membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terurai. Butuh sekitar puluhan bahkan bisa sampai ratusan tahun untuk sampah terurai. Sampah diaper bukan termasuk sampah organik maupun anorganik. Penanganan sampah diaper dirasa cukup sulit karena cara untuk memusnahkan sampah diaper adalah dengan cara ditimbun di tanah ataupun dibakar. Padahal seperti yang kita ketahui cara penanganan sampah dengan cara dibakar sangat berbahaya untuk kesehatan maupun alam.
ADVERTISEMENT
Sampah diaper juga banyak bertebaran di sungai maupun laut yang berisiko merusak ekosistem laut. sampah diaper mengandung bakteri E coli yang dapat membuat air laut tercemar yang berpotensi membunuh binatang laut. sudah saatnya kita semua mengurangi penggunaan diaper sekali pakai untuk menjaga kelestarian alam sekitar. Upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan cara mengganti penggunaan diaper sekali pakai ke cloth diaper (popok kain) yang lebih ramah penggunaannya untuk alam. Cloth diaper dapat digunakan berulang kali sehingga tidak menimbulkan penumpukan sampah yang berdampak pada pencemaran alam. Popok diaper juga memiliki harga yang lebih ekonomis. Perubahan penggunaan dari diaper sekali pakai ke cloth diaper dapat memberi dampak baik pada alam.
Dari hasil pembahasan diatas, maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu dengan beralih
ADVERTISEMENT
menggunakan cloth diaper kita sudah turut serta menjaga kelestarian alam. Kita dapat mengurangi jumlah sampah diaper yang masuk urutan ke dua terbanyak di laut. Pemerintah sebaiknya bertindak tegas dengan mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan diaper sekali pakai. Jika ingin menggunakan diaper sebaiknya saat keadaan tidak memungkinkan seperti sedang perjalanan jauh. Pemerintah juga sebaiknya mengedukasi masyarakat cara membuang sampah diaper sekali pakai. Karena cara pembuangan sampah diaper berbeda dengan cara kita membuang sampah biasa. Walaupun cloth diaper tidak praktis karena harus dicuci tapi kita dapat mendapat dampak baik yang besar untuk alam kita.
Daftar Pustaka
https://darilaut.id/sampah-polusi/popok-urutan-kedua-sampah-terbanyak-di-laut-ini-bahayanya
https://www.mongabay.co.id/2018/09/02/popok-limbah-berbahaya-yang-cemari-sungai-sungai-di-jawa/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/12/15/indonesia-peringkat-ke-4-negara-berpenduduk-terbanyak-dunia