Konten dari Pengguna

Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Nasional yang Dikhianati

Rivan Efendi
Rivan Efendi ialah Penulis dan Jurnalis Muda asal Aceh. Ia memiliki ketertarikan khusus pada kajian self-improvement, sejarah, dan politik. Ia juga rutin mengirimkan tulisannya di beberapa media seperti Kumparan, IBTimes, Indozone.
2 Mei 2023 20:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rivan Efendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara. (Ilustrasi: Rivan Efendi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara. (Ilustrasi: Rivan Efendi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan sejak zaman kolonial hingga saat ini. Sejak zaman penjajahan, pendidikan diberikan hanya untuk kepentingan kolonialisme dan kapitalisme. Anak-anak bangsa dipaksa untuk menjadi orang bodoh tanpa diberikan akses pendidikan.
ADVERTISEMENT
Orang-orang hanya diperbolehkan belajar membaca, menulis, dan berhitung hanya untuk mendukung kepentingan tuan-tuan dan majikan mereka, bukan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa yang terjajah. Bahkan setelah era kolonial berakhir, pendidikan masih terbatas hanya pada orang-orang yang memiliki modal.
Namun, perjuangan Ki Hajar Dewantara telah membuka akses pendidikan selebar-lebarnya bagi seluruh kalangan untuk melek belajar membaca, menulis, dan berhitung dengan didirikannya Taman Siswa di Yogyakarta. Hal ini merupakan bagian dari upaya Ki Hajar Dewantara untuk menghambakan diri pada anak-anak bangsa.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran adalah bagian dari pendidikan yang memberikan ilmu atau kecakapan hidup peserta didik, sedangkan pendidikan adalah memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki oleh anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan, baik sebagai dirinya sendiri maupun sebagai anggota masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ki Hadjar Dewantara juga memandang bahwa pendidikan harus berorientasi pada anak dan harus berpihak pada anak. Setiap anak dianugerahi keistimewaan yang dibawa sejak lahir, dan orang tua dan pendidik tidak bisa mengabaikan atau memaksa anak untuk mengikuti kemauannya.
Kita justru harus mengenali kodrat anak, dengan mengamati dan menyimak karakternya. Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan telah melintasi zaman dan menjadi ajaran penting yang harus diingat dan diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Rivan Efendi (Penulis), saat berziarah ke Makam Ki Hajar Dewantara, Taman Wijaya Brata, Yogyakarta, Selasa, (2/5/2023). - (foto: Rivan Efendi)

Pengkhianatan Terhadap Ki Hajar Dewantara

Sangat disayangkan bahwa pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dinobatkan sebagai bapak pendidikan di Indonesia tersebut, masih belum sepenuhnya diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan kita menganggap semua anak sama dan mengabaikan keistimewaan anak, sehingga seakan-akan mengkhianati ajaran Ki Hajar Dewantara.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, orang tua dan pendidik harus mengingat dan menerapkan ajaran Ki Hajar Dewantara dalam tindakan kecil yang bisa dilakukan sekarang, seperti menghargai keistimewaan anak dan menyimak karakternya.
Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara, pendidikan juga merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Benih-benih kebudayaan tersebut harus dirawat, dijaga, dan dikembangkan dengan cara yang benar, sehingga dapat membentuk sebuah peradaban baru yang tidak meninggalkan identitas aslinya.
Namun, meski pemikiran Ki Hajar Dewantara begitu penting dalam pendidikan di Indonesia, namun kenyataannya pemikirannya itu masih banyak yang belum diaplikasikan dalam sistem pendidikan kita. Masih banyak sekolah yang tidak menghargai keistimewaan anak dan memaksa mereka untuk mengikuti kehendak pendidik atau sistem. Ironisnya, hal ini terjadi bahkan di sekolah-sekolah yang mengeklaim menerapkan konsep pendidikan modern.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak tugas yang harus dilakukan dalam mengimplementasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan di Indonesia. Sudah saatnya para orang tua, pendidik, dan masyarakat secara luas memahami ajaran-ajaran beliau dan mengambil tindakan untuk menerapkannya dalam sistem pendidikan kita.
Tentu saja, hal ini tidak bisa dilakukan dengan cara instan. Diperlukan upaya dan kesadaran yang tinggi dari semua pihak untuk mengubah sistem pendidikan yang ada. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menerapkan ajaran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Dengan menerapkan ajaran dari pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam sistem pendidikan di Indonesia, kita dapat memperbaiki sistem pendidikan yang ada dan membentuk anak-anak Indonesia menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan bermanfaat bagi masyarakat. Semoga kita dapat mengambil tindakan kecil yang dapat memberikan perubahan besar dalam dunia pendidikan Indonesia.
Sistem pendidikan kita menganggap semua anak sama dan mengabaikan keistimewaan anak, sehingga seakan-akan mengkhianati ajaran Ki Hajar Dewantara.