Carbon Capture and Storage (CCS) : Solusi Perang melawan Perubahan Iklim

Rizal Bahara
Pemburu Ilmu, Pengumpul Amal, Pendamping Halal, Green Produktivity, Lean Manufacturing
Konten dari Pengguna
30 Desember 2023 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizal Bahara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Carbon Capture and Storage (CCS) menjadi istilah yang viral akhir akhir ini. Apa sebenarnya CCS itu ?
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim adalah tantangan global yang memerlukan solusi inovatif untuk mengurangi dampaknya. Salah satu teknologi yang menjanjikan dalam perang melawan perubahan iklim adalah Carbon Capture and Storage (CCS). CCS adalah proses yang menangkap emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil dalam pembangkit listrik dan proses industri, mencegah pelepasan gas rumah kaca ini ke atmosfer.
Sepeda menjadi salah satu transpotasi sehat dan ramah lingkungan. Foto : Wonglanang
Bagaimana Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Bekerja:
1. Penangkapan: Langkah pertama melibatkan menangkap emisi CO2 langsung dari sumbernya, seperti pembangkit listrik atau fasilitas industri, sebelum dilepaskan ke atmosfer. Ada berbagai teknologi penangkapan, termasuk penangkapan pasca-pembakaran, penangkapan pra-pembakaran, dan pembakaran oksigen.
2. Transportasi: Setelah ditangkap, CO2 diangkut ke lokasi penyimpanan. Metode transportasi melibatkan pipa, kapal, atau truk, tergantung pada jarak dan volume CO2.
ADVERTISEMENT
3. Penyimpanan: CO2 yang ditangkap kemudian disimpan di bawah tanah dalam formasi geologi seperti lapangan minyak dan gas yang sudah habis atau akuifer garam dalam. Lokasi penyimpanan harus dipilih dan dipantau dengan hati-hati untuk memastikan penahanan CO2 yang aman dalam jangka panjang.
Manfaat Utama CCS:
1. Pengurangan Emisi: CCS secara signifikan mengurangi emisi CO2 dari sumber industri besar, membantu mencapai target pengurangan emisi yang ditetapkan dalam perjanjian iklim internasional.
2. Pemeliharaan Penggunaan Bahan Bakar Fosil: Saat dunia beralih ke sumber energi terbarukan, CCS memungkinkan penggunaan bahan bakar fosil tetap berlangsung dengan cara yang lebih ramah lingkungan, memberikan jembatan menuju masa depan berkarbon rendah.
3. Aplikasi Industri: CCS tidak terbatas pada pembangkit listrik; dapat diterapkan pada berbagai proses industri seperti produksi semen dan baja, di mana emisi signifikan terjadi.
ADVERTISEMENT
4. Mitigasi Perubahan Iklim: Dengan mencegah CO2 masuk ke atmosfer, CCS memainkan peran kunci dalam mitigasi perubahan iklim dan mencapai tujuan iklim global.
Motor listrik menjadi salah satu solusi mengurangi polusi udara. Foto : Wonglanang
Tantangan dan Peluang :
1. Biaya: Implementasi CCS melibatkan biaya signifikan, termasuk teknologi penangkapan, transportasi, dan infrastruktur penyimpanan. Langkah-langkah pengurangan biaya dan kebijakan pendukung penting untuk adopsi luas.
2. Persepsi Publik: Persepsi dan penerimaan masyarakat terhadap teknologi CCS, terutama tentang keamanan dan keberlanjutan penyimpanan CO2, sangat penting untuk implementasi yang sukses.
3. Kerangka Regulasi: Menetapkan kerangka regulasi yang jelas dan mendukung di tingkat nasional dan internasional diperlukan untuk mendorong investasi dan implementasi proyek CCS.
Warga menggunakan motor berbahan bakar bensin menjadi alat transportasi. Foto : Wonglanang
Prospek Masa Depan:
Saat dunia mencari solusi berkelanjutan dan efektif untuk mengatasi perubahan iklim, CCS menonjol sebagai teknologi yang krusial. Pemerintah, industri, dan peneliti semakin menyadari pentingnya CCS dalam mencapai emisi nol bersih dan mengatasi krisis iklim global. Penelitian, pengembangan, dan kolaborasi internasional yang berlanjut akan menjadi kunci untuk membuka potensi penuh Penangkapan dan Penyimpanan Karbon dalam beberapa tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Peran pemimpin Indonesia di masa depan sangat penting dalam mengelola perubahan iklim ini, strategi yang jitu melawan perubahan iklim sangat diperlukan untuk menjamin kehidupan generasi yang akan datang. Indonesia berharap mempunyai pemimpin nasional yang berorientasi tidak hanya pada isu ekonomi tetapi juga isu lingkungan dan sosial sehingga pembangunan yang keberlanjutan dapat terjamin dan terlaksana dengan baik.