Konten dari Pengguna

Wanita sebagai Tulang Punggung Keluarga dalam Naskah Drama "Kartini Berdarah"

rizal abriyan syah saputra
Mahasiswa Universitas pamulang
14 Desember 2022 19:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rizal abriyan syah saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
Naskah Drama Berjudul Kartini Berdarah Karya Amanatia Junda menceritakan tentang seorang Wanita bernama Kartika yang mengidap Skizofrenia yang di akibatkan oleh bullying di sekolah nya dan Kartika berasal dari keluarga yang Broken Home, Kartika tinggal di rumah dengan seorang Ibu bernama Sartika yang menjadi tulang punggung keluarga akibat dari perceraian yang terjadi pada dirinya.
ADVERTISEMENT
Sartika sendiri terpaksa menjadi tulang punggung keluarga akbiat dari perceraian yang dia sendiri tidak menginginkannya. Dalam hal ini Wanita sebagai Objek yang sangat berdampak buruk dari perceraian mulai dari Psikis yang tergangu sampai pada keseharian yang akan berubah yang di mana Wanita di tuntun untuk menjadi tulang punggung keluarga. Dalam hal ini Wanita dituntun harus bisa bertahan hidup dan juga harus bisa menafkahi Anak ketika perceraian terjadi.
Bukan tanpa sebab kata cerai itu terdengar seram bagi para kaum Wanita yang sedang menjalani kehidupan berkeluarga dilihat dari dampak perceraian bagi Wanita saja sudah membuat takut. Tapi bagaimana pun juga Wanita memang harus bisa survive dan mandiri pada dirinya sendiri demi mempersiapkan hal negative yang akan terjadi pada dirinya.
ADVERTISEMENT
Banyak orang mengatakan “Wanita itu kerjanya di dapur” yang mana mengartikan Wanita itu bekerja nya didalam rumah bukan di luar. Padahal Wanita memilki kemampuan untuk bekerja diluar rumah dan Wanita memiliki hak untuk menafkahi dirinya sendiri, bahkan tidak masalah Wanita menafkahi keluarganya.
Dari contoh kasus dalam Naskah Drama Kartini Berdarah Karya Amanatia Junda yang mana seorang ibu Bernama Sartika yang bisa menghidupi kehidupan dirinya dan anak nya yang di akibatkan dari perceraian, dalam hal ini Sartika seorang Wanita bisa mandiri pada dirinya dengan bekerja dan dengan menafkahi anak nya tanpa seorang suami yang menemaninya.
Seorang Wanita yang menjadi tulang punggung keluarga akbiat dari perceraian memang tidak mudah karena Wanita juga perlu pemulihan diri setelah perceraian. Kesiapan dan persiapan dari hal negative yang akan terjadi memang perlu dilakukan oleh seorang Wanita bukan tanpa sebab karena Wanita menjadi Objek yang paling terdampak buruk dari perceraian.
ADVERTISEMENT
Ketika Wanita menjadi tulang punggung keluarga beban yang harus dipikul seorang Wanita dua kali lipat dari Pria yang menjadi tulang punggung keluarga karena kebanyakan Wanita harus mengurus rumah dan juga mengurusi pekerjaan di luar rumah sedangakan pria hanya mengurusi pekerjaan diluar rumah saja. Di tambah Ketika seorang Wanita mempunyai seorang anak yang harus diurusi nya.
Sebagian orang menganggap seorang Wanita itu lemah dan Pria dianggap sebagai makhluk yang kuat padahal sebaliknya Wanita adalah makhluk yang kuat dan serba bisa. Dengan Wanita yang menjadi tulang punggung keluarga menjadikan anggapan Sebagian orang itu salah.