Alice Sebold, Anthony Broadwater, dan Adagium Hukum yang Memble

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
13 Desember 2021 23:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by Sang Hyun Cho from Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Image by Sang Hyun Cho from Pixabay.
ADVERTISEMENT
"Lebih baik membebaskan 1.000 orang bersalah daripada menghukum 1 orang yang tidak bersalah."
ADVERTISEMENT
Adagium hukum itu begitu tenar dan setenar itu pula kisah-kisah orang tidak bersalah yang malah menerima hukuman.
Salah satunya adalah kisah Anthony Broadwater.
Pada tahun 1981, Anthony divonis 16 tahun penjara atas tuduhan memperkosa Alice Sebold, mahasiswi Syracuse University (New York, Amerika Serikat).
40 tahun kemudian, November 2021—ketika Anthony sudah lama bebas, pengadilan menganulir vonis tersebut dan memulihkan nama baik Anthony.
Kok bisa? Begini awal mulanya.
Tahun 1981, di sebuah lorong di sekitar kampus Syracuse. Alice diancam seseorang berkulit hitam: "Kamu teriak, saya tusuk." Alice, yang masih berusia 18 tahun, pasrah dan pemerkosaan itu terjadi.
Alice melaporkan kejadian itu ke pihak keamanan kampus dan ke polisi. Pelakunya masih belum diketahui.
ADVERTISEMENT
Lima bulan usai kejadian, Alice yang lagi jalan kaki di sekitar kampusnya tiba-tiba melihat pria kulit hitam yang tinggi badan dan postur tubuhnya ia kenali sebagai pemerkosanya. Posisinya, Alice di belakang pria itu.
Alice sesungguhnya ragu hingga berhadapan dengan si pria dan si pria bilang ini: "Hey, girl. Don’t I know you from somewhere?" Alice semakin yakin orang ini yang memperkosanya.
Pria tersebut adalah Anthony.
Kebetulan ada polisi di sekitar situ dan Alice menceritakan kisahnya sehingga Anthony ditangkap saat itu juga, dibawa ke kantor polisi.
Di kantor polisi, Anthony berdiri berjejer dengan lima pria kulit hitam lain. Di ruangan tersebut ada cermin dua arah. Alice berada di balik cermin itu bersama para polisi.
ADVERTISEMENT
Di sini, Alice harus menunjuk siapa pemerkosanya. Ketika momen ini terjadi, Alice menyebut bahwa Anthony adalah orang di urutan kelima dari kiri. Padahal Anthony sebenarnya adalah orang keempat.
Ini menunjukkan daya ingat Alice terhadap Anthony atau "seseorang yang memperkosanya" sebenarnya tidak konsisten.
Ndilalah, proses hukum terhadap Anthony tetap berjalan hingga ia dipenjara 16 tahun. Sampai keluar dari penjara pun, Anthony berkukuh ia tidak bersalah.

Timothy Mucciante

Sebagai penyintas, Alice menuliskan kisah pemerkosaan itu dalam sebuah buku berjudul Lucky. Oleh seorang produser film bernama Timothy Mucciante, kisah di buku itu akan diangkat ke layar kaca.
Timothy mendatangi Anthony untuk memperkaya bahan cerita (karena sebagai produser film, risetnya harus betul-betul mendalam). Timothy terkejut ketika mendengar kisah ini dari sudut pandang Anthony.
ADVERTISEMENT
Timothy sadar dua hal:
Timothy keluar dari proyek film Lucky dan pakai uang sendiri menyewa dua private investigators (David Hammond dan Melissa Swartz) untuk menyelidiki kasus ini.
Hasilnya berujung manis: Nama Anthony Broadwater dipulihkan.
Alice belakangan meminta maaf kepada Anthony. "I am sorry most of all for the fact that the life you could have led was unjustly robbed from you," kata Alice.
Anthony Broadwater (tengah), menangis dalam sidang yang memulihkan namanya. Gambar ini dari YouTube syracuse.com.

Ketidakadilan

Terlepas dari kesalahan hukuman itu, Alice juga belum memperoleh keadilan. Alice adalah korban pemerkosaan (dengan ancaman). Sejak diperkosa, Alice trauma: Sering takut bahkan terpaksa keluar dari pekerjaan yang mengharuskan ia pulang malam, sering minum, merasa terkucilkan.
ADVERTISEMENT
Anthony, bagaimana pun, juga adalah korban ketidakadilan. Hidupnya sangat berubah bahkan ia tidak mau punya anak karena takut anaknya dibayang-bayangi kasus ini.
Apa mau dikata, ini dunia. Hukum dunia. Hukum bikinan manusia.

The Lovely Bones

Apakah kalian ingat buku The Lovely Bones yang difilmkan dengan dibintangi Mark Wahlberg (berperan sebagai Jack Salmon sang suami), Rachel Weisz (istri, Abigail Salmon), dan Saoirse Ronan (anak, Susie Salmon)? Nah, Alice Sebold adalah penulis buku itu.