Dari Sisi Laut Pangandaran

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2020 22:52 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bayangkan ini: Hamparan pasir yang diterpa bergulung-gulung ombak ada di sisi kiri sejauh mata memandang. Sepanjang sisi kanan adalah bentangan sawah, kebun, serta pepohonan rindang. Yang persis di depan saya adalah seorang Wulan Guritno.
ADVERTISEMENT
Kami bertiga—bersama Alvy Xavier anak Susi Pudjiastuti—lagi bersepeda di Pangandaran dan berpisah dari rombongan, Sabtu lalu. "Ini bukan jalan utama tapi pemandangannya enak," kata Alvy. Setuju. Kami meniti jalan kecil yang jarang dilewati motor, mobil, apalagi truk.
Sebagai "penguasa wilayah", Alvy menceritakan daerah-daerah yang kami lalui layaknya professional tour guide. Sedangkan Wulan Guritno tak henti bersenda gurau. "Lah ini rumah bagus amat kayak di Kemang," kata artis kelahiran London itu, random.
Setelah gowes 26 kilometer dan sudah meloyo (tapi entah kenapa Wulan Guritno masih senyam-senyum aja dengan entengnya) saya dan mereka tiba di Grand Canyon, lantas berarung jeram tanpa perahu alias body rafting.
Usai menggowes lagi untuk pulang—sehingga total gowesan mencapai lebih dari 52 kilometer—kami bersantap malam dengan Susi Pudjiastuti.
ADVERTISEMENT
Kurang apa coba. Tidur enak, makan enak, olahraga (main) enak, suasana enak; dan bagai mendapat durian runtuh, kami disuguhkan cerita-cerita seru dari Sang Ratu Lobster Asia itu: Cerita-cerita yang tak jadi berita.
Sebelum mata terpejam di king size bed hotel pada malamnya, sejenak terpikir tentang corona. "Jalan-jalan" di tengah pandemi begini apakah bijak? Everything isn't so perfectly right or perfectly wrong, tapi saya sungguh beruntung bisa merasakannya.
Saya. Kredit foto: Aditia Noviansyah/kumparan