Dunia dalam 1.500 Karakter (termasuk Spasi)

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
24 Oktober 2022 20:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by M. Maggs from Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Image by M. Maggs from Pixabay.
ADVERTISEMENT
1.500 karakter tepat untuk dijadikan patokan standar panjang tulisan opini/cerita di kumparan. Tidak terlalu pendek, tidak terlalu panjang.
ADVERTISEMENT
Saya mengenal "1.500 karakter" sejak menjadi wartawan Koran Tempo karena panjang satu berita koran tersebut adalah 1.500 karakter.
1.500 karakter akan terasa kurang bagi wartawan yang pikiran dan tulisannya bertele-tele, sekaligus akan terasa kepanjangan bagi wartawan yang kekurangan bahan.
Tapi apa pun kondisinya, pada akhirnya, 1.500 karakter akan cukup untuk memuat hasil liputan (gagasan-masalah-solusi), terlepas dari bagaimana editor melepas-pasang kata-kata.
Di koran lain, Suara Pembaruan, satu berita headline panjangnya 500 kata yang bila dikonversi ke karakter adalah sekitar 1.500 karakter.
Referensi lain yang dapat digunakan adalah panjang satu berita di Majalah Tempo yaitu 3.500 karakter dan Majalah Gatra (2.500 karakter). Kita tahu, gaya penulisan majalah seringkali terlalu panjang untuk media online yang biasa dilihat hanya dari ponsel.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini, sampai di sini, adalah 1.046 karakter. Maka saya sebagai penulis harus menyadari untuk segera masuk ke simpulan dan penutup.
Dalam konteks tulisan opini/cerita, memang tidak ada acuan baku karena tulisan pendek bukan berarti dangkal vis a vis tulisan panjang belum tentu dalam.
Saya berhasil bila kamu minimal tidak mengantuk membaca tulisan ini sampai sejauh ini. Bila kamu masih belum terpuaskan, beri tahu saja, toh beginilah contoh tulisan 1.500 karakter.