Kisahku Bersepeda ke Kaki Gunung Salak: Macho + Goblok

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
16 Desember 2019 23:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ini photoblog tentang "Sunday Well Spent" dengan banyak kekonyolan.
Awalnya sebuah ajakan dari Wayan, Sabtu, 30 Desember 2019.
Di tanggal yang sama pukul 22.00 WIB, berangkatlah raga ini naik KRL dari Stasiun Pasar Minggu ke Stasiun Bogor.
Dari Stasiun Bogor, gowes ke rumah si Wayan di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Sempat heran kenapa Bogor dingin dan sepi banget. Ternyata itu jam 23-an.
ADVERTISEMENT
Perjalanan ini memang penuh kekonyolan. Setidak-tidaknya ada tiga:
Aku baru tidur jam 4, sejam kemudian si Lendra udah ketok-ketok bangunin. Kaki masih lemes.
Tapi okelah, berangkat!
Akses masuk rumah si Wayan (dan Lendra).
Jemput Erwan (kedua dari kanan) di Green Hill Ciomas.
Masih di perkampungan warga. Masih datar. Tenaga masih banyak.
Karena tenaga masih banyak, apa aja difotoin.
Termasuk fotoin laundry ini.
Shit just got real. Jalanannya kemudian NANJAK GAK ABIS-ABIS.
Sepeda yang aku bawa adalah Polygon Urbano keluaran tahun 2005. Single speed + single brake torpedo. Artinya, gak ada "gigi rendah untuk nanjak" dan "gak ada rem depan + gak ada rem tangan, cuma ada rem kaki."
ADVERTISEMENT
Mamam deh kegoblokan itu.
JADILAH AKU DORONG SEPEDA!
Dorong lagi...
Mukaku yang tadinya udah gak ganteng jadi lebih enggak ganteng.
Ini suaraku gowes naik gunung pake single speed:
Sumpah. Letih abis.
Ini rute perjalanan berdasarkan Google Maps, agar kebayang deritanya:
Kami semua wartawan. Yang namanya wartawan kerjaan sehari-harinya ya ngopi dan/atau ngerokok.
Jadilah mereka juga dorong sepeda:
Aku menertawai mereka yang bawa sepeda gunung tapi dorong juga.
Wayan dorong.
Kalau Lendra ini sebenarnya kuat. Cuman dia nemenin dorong aja biar bisa ngobrol.
Buang sauh dulu. Sepeda Erwan gak ada karena dia belom nyampe.
Pemandangannya lumayan, sih.
Di tempat ini ada yang lagi pacaran. Si Laki-lakinya aku mintain tolong fotoin. Ini hasilnya. Setelah jepret ini mereka cabut.
Kami lanjut. Tapi...
Lokasi tujuan kami ternyata tutup!
Udah ah. Capek.