Soto Jumat

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
6 Juni 2022 20:48 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Entah bagaimana awalnya tapi nyoto selepas Salat Jumat menjadi kebiasaan kami di tahun-tahun sebelum pandemi. "Nyoto" adalah kegiatan makan Soto Lamongan, adapun "kami" adalah para karyawan dan wartawan (mayoritas redaktur) kumparan.
ADVERTISEMENT
Kami salat Jumat di Masjid Al-Ikhlas yang lokasinya dua menit berjalan kaki dari kantor. Nah, tukang soto itu letaknya ada di seberang masjid, di taman yang diapit Jalan Raya Ragunan dan Jalan Jatimulya. Kedua jalan ini ada di Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Dikarenakan bukan restoran, maka tempat duduk kami ditentukan nasib (ada-tidaknya bangku plastik yang lagi kosong). Ada, memang, "kursi bakso" dari kayu yang memanjang itu tapi kapasitasnya paling banter cuma tiga orang.
Meja makan kami—lagi-lagi karena bukan restoran—adalah tangan kami sendiri. Jadi, tangan kiri memegang mangkok, tangan kanan memegang sendok. Kerupuk biasanya ditaruh di paha kalau tidak rela basah kena kuah akibat disimpan di mangkok.
Soto ini sederhana. Isinya sejumput bihun, secubit kol, dan daging ayam tipis-tipis yang jumlahnya sedikit saja. Mangkok kecilnya bikin pangan asal Lamongan itu jadi nampak banyak (dan membuat kuah encernya seringkali berpotensi tumpah).
ADVERTISEMENT
Saya tentu bersenang hati ikut-ikutan nyoto. Yang jelas, yang bayar selalu bos: Entah itu Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad—atau wakilnya, Indra Subagja.
Obrolan kami sesekali saja menggosipkan isu nasional, karena yang sering dibicarakan adalah ulah-tingkah Wisnu Prasetiyo. Wartawan kumparan yang kini menjabat Redaktur itu, bagaimana pun, telah menjadi bahan utama keseruan redaksi "news" kumparan sejak lama. Akan panjang bila membahas sejarahnya.
Kegiatan nyoto ini belum ada di tahun-tahun awal kumparan berdiri. Biasanya selepas dari masjid ya pulang saja ke kantor sembari sesekali membawa makanan yang dibeli di perjalanan. Sesungguhnya makan di kantor juga biasanya bersama-sama, sehingga sama serunya.
Kegiatan nyoto kami kandas dan tidak pernah ada lagi sejak Maret 2020, ketika pandemi Virus Corona (COVID-19) melanda dan kumparan memberlakukan work from home. Jangankan nyoto, aktivitas Salat Jumat di masjid pun ditiadakan karena warga disarankan salat di rumah.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini agar jadi sekelebat memori saja masa-masa indah nyoto kala itu. Sebab foto, barang sebiji pun, tidak ada sama sekali.
Saya tahu foto ini enggak nyambung dan memang enggak ada hubungannya. Sudahlah tidak usah banyak tanya kenapa bukan gambar soto yang saya unggah ke sini. [Image by Syahdan Cahya Nugraha from Pixabay]