Wartawan Kurang Baca

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
22 Januari 2020 17:55 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi "kosong karena kurang baca" | Sumber: Pixabay/Engin_Akyurt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi "kosong karena kurang baca" | Sumber: Pixabay/Engin_Akyurt
ADVERTISEMENT
Yang seharusnya tercetak di surat kabar itu: Pakta Warsawa. Namun sekonyong-konyong media cetak skala nasional itu malah menuliskan Fakta Warsawa. Pakai "F".
ADVERTISEMENT
Apa lacur, berita dengan "Fakta Warsawa" di dalamnya sudah dicetak, diedarkan, dan dikonsumsi pembaca. Segeralah tim redaksi koran itu mencari tahu penyebabnya (dan mencari siapa orang yang akan digoblok-gobloki kemudian).
Ternyata pelakunya adalah seorang editor. Adapun penyebabnya sepele saja: Editor ini tidak tahu bahwa itu seharusnya Pakta Warsawa—sebuah "geng" negara-negara Blok Timur yang musuhan dengan NATO.
"Gimana sih. Kok tidak tahu Pakta Warsawa. Itu kan dari Warsaw Pact. Pact. Pakta," begitu kata Pak Dalipin mengenang peristiwa bertahun-tahun lalu itu.
Redaksi setiap media punya beberapa lapis editor untuk menanggulangi kesalahan tulis. Di media cetak, misalnya:
ADVERTISEMENT
Susunan redaksi yang gemuk begitu jarang ditemui di media online, yang biasanya singkat begini:
(bahkan di beberapa momen, asisten redaktur langsung saja dapat menaikkan berita)
***
Tulisan ini terinspirasi dari "kelucuan" gadis berinisial ELB yang sebagai wartawan tidak merasa aneh dengan temuan bom nuklir sisa Perang Dunia II di Papua. Padahal itu di Papua. Padahal itu nuklir. Padahal itu bentuknya kecil. Dia polos saja.
Menurut Pak Dalipin, "kelucuan-kelucuan" itu bisa terjadi karena wartawan jarang baca. Jadi dia tidak tahu apa yang sedang dia tulis.
Lantas ini pertanyaan kepada Pak Dalipin: Jadi, masalah wartawan tahun 1990 dan wartawan tahun 2020 itu sama?
ADVERTISEMENT
Jawaban Pak Dalipin: Sama. Sama-sama sok tahu.