Konten dari Pengguna

Kesenjangan Kurikulum Merdeka

Rizky Novitasari
Mahasiswa Manajemen, Universitas Muhammadiyah malang
19 Juni 2023 19:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizky Novitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu tanda kemajuan dari suatu negara. Berbagai model kurikulum pendidikan di Indonesia telah diterapkan oleh pemerintah sejak masa pasca kemerdekaan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Kurikulum bisa dikatakan sebagai alat yang digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Di samping itu, kurikulum juga digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan pendidikan. Perlu diketahui bahwa sejak Indonesia merdeka, perubahan kurikulum di Indonesia sudah berubah sebanyak sebelas kali, dimulai dari tahun 1947 hingga 2022.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Kurikulum Merdeka yang dirancang untuk tingkat sekolah menengah atas atau umum (SMA/SMU). Penerapan kurikulum ini akan menjadi kurikulum nasional pada 2024. Perubahan kurikulum tersebut merupakan konsekuensi logis dari perubahan sistem sosial, budaya, ekonomi dan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Membahas mengenai Kurikulum Merdeka, itu dapat dipahami sebagai kurikulum dengan pembelajaran intrakulikuler yang beragam. Tujuannya agar siswa memiliki cukup waktu untuk membiasakan diri dengan mendalami konsep dan memperkuat keterampilannya. Selain itu, juga bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi guru dan siswa.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui bahwa, Kurikulum Merdeka ini lebih menekankan pada pengembangan aspek karakter dan keterampilan yang sesuai dengan nilai bangsa Indonesia. Sebelum adanya Kurikulum Merdeka, system kurikulum yang digunakan oleh pemerintah yaitu Kurikulum 2013. Dapat dilihat bahwa banyak sekali siswa yang mengalami kesusahan dalam sistem belajar akibat perubahan dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka.
Mendikbudristek Nadiem Makarim saat kunjungan kerja di Tomohon, Sulut, Jumat (6/1). Foto: Kemendikbudristek
Perlu diketahui, perbedaan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di setiap jenjang pendidikan dapat ditilik berdasarkan kerangka kurikulum inti, kompetensi kurikulum, struktur kurikulum, penilaian, pembelajaran, alat peraga yang disediakan pemerintah, dan penilaian kurikulum masing-masing.
Kurikulum terbaru ini pastinya memberikan dampak kepada seluruh siswa yang diterapkan kurikulum ini. Namun tergantung pada diri mereka masing-masing apakah mereka merasakan dampak yang baik ataupun yang buruk.
ADVERTISEMENT
Dari dampak positif, dapat dilihat bahwa setiap siswa dapat mengeksplor kembali diri mereka masing-masing untuk menemukan apa yang mereka sukai, apa yang mereka ingin kembangkan lebih lagi, apa yang mereka ingin buat atau ciptakan sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Kurikulum ini juga berdampak pada kesehatan mental dari para siswanya karena para siswa tidak terlalu dipacu untuk selalu mendapatkan nilai yang baik. Namun juga untuk mendapatkan hal-hal positif lainnya seperti skill, karakter yang tertanam baik, hingga pola pikir logika yang dilatih untuk menjadi siswa siswi yang terampil dan beretika baik.
Selain memberikan dampak positif, Kurikulum Merdeka juga dapat memberikan kerugian kepada siswa maupun kepada guru. Dapat dilihat bahwa kekurangan dari Kurikulum Merdeka Belajar yang baru ini adalah pada persiapannya yang belum matang. Padahal persiapan adalah awal dari segalanya, termasuk penetapan dan pengimplementasian sebuah kebijakan.
Mendikbud Nadiem Makarim pada acara Peluncuran Kebijakan Merdeka Belajar untuk Perguruan Tinggi di Kemendikbud, Jakarta Pusat, Jumat (24/1). Foto: Darin Atiandina/kumparan
Dalam hal ini, yaitu kebijakan kurikulum baru, Kurikulum Merdeka belajar. Persiapan terkait kurikulum ini belum matang, akhirnya membuat peserta didik serta para guru kesulitan di dalam menjalankan Kurikulum Merdeka.
ADVERTISEMENT
Hal ini terutama terlihat pada masa pandemi, banyak peserta didik yang kesulitan mengikuti pelajaran. Para guru juga mengalami kesulitan menggunakan perangkat teknologi untuk menyampaikan materi.
Dengan demikian, Kurikulum Merdeka Belajar pasti memiliki dampak positif dan tentunya juga dampak negatif. Namun, suatu hal diciptakan pasti untuk membuat hal yang sudah ada menjadi lebih baik yang di mana kurikulum ini pasti lebih bermanfaat.
Oleh karena itu, menurut saya tidak masalah bila sekolah di Indonesia menerapkan kurikulum ini karena akan memberikan dampak yang positif kepada anggota sekolah. Serta pastinya dengan diciptakannya kurikulum ini bertujuan untuk membuat pelajar Indonesia menjadi lebih baik dan maju.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menutupi kekurangan mengenai Kurikulum Merdeka adalah dengan memberikan sosialisasi penuh kepada masyarakat di dunia pendidikan seperti calon peserta didik, para guru, dan tenaga kependidikan, sekaligus kepada masyarakat umum. Dengan begitu membuat masyarakat memiliki pandangan yang baik kepada Kurikulum Merdeka Belajar.
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
Program Kurikulum Merdeka Belajar merupakan sebuah langkah yang dapat dikatakan cukup baik untuk membentuk peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya. Serta menghasilkan penerus bangsa yang siap dalam menghadapi revolusi industri 4.0 apabila sosialisasi merata dan siswa memahami tujuan jangka panjang dari kurikulum merdeka ini.
ADVERTISEMENT
Jika para siswa mengetahui ke mana tujuan mereka di masa depan, masalah pengangguran akan teratasi karena para penerus bangsa mengetahui dengan pasti potensi yang dimilikinya. Setelah teratasinya masalah pengangguran, Indonesia dapat lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi revolusi industri 4.0 dan lebih siap untuk memperoleh predikat negara maju.
Dapat disimpulkan bahwasanya, kurikulum merdeka ini dapat menjadi sebuah hal yang dapat membuat perubahan di dalam bangsa Indonesia terutama di sector Pendidikan. Oleh karena itu, kita harus tetap mendukung keputusan yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud.
Sebab, itu semua juga merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pemerintah di dalam menciptakan suatu perubahan untuk kebaikan bangsa Indonesia. Mengingat sekarang ini dunia telah mengalami perubahan yang sangat pesat di dalam kemajuan Iptek.
ADVERTISEMENT