Konten dari Pengguna

Gerakan Kampus Dunia untuk Palestina

Robbi Herfandi
Robbi Herfandi, Mahasiswa S-1 Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Andalas
7 Oktober 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Robbi Herfandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kami Bersama Palestina, Gerakan Mahasiswa Dunia dan Universitas Andalas (Foto/MB)
Satu Tahun
Pada tanggal 7 Oktober 2023 Hamas melancarkan serangan udara, darat dan laut yang mengakibatkan tewasnya lebih kurang 1200 warga Israel dan 250 sandera, taklama kemudian setelah penyerangan tersebut, Israel merespons dan melakukan invansi mengerikan dengan membabi buta ke arah gaza, pihak Israel mengatakan Invansi tersebut untuk pertahanan diri dari serangan Hamas yang potensial mengancam kedaulatan negaranya, setelah melihat itu banyak orang kehilangan nyawa menyebabkan kematian 37.877 jiwa semenjak serangan itu dilancarkan. Kementerian Kesehatan di Gaza menambahkan bahwa sekitar 86.377 orang lainnya terluka.
ADVERTISEMENT
Respons Zionis Israel menuai banyak kecaman dari masyarakat dunia dan berbagai upaya telah dilakukan oleh dunia seperti Demonstrasi besar-besaran di seluruh kampus dunia dan peran negara Afrika Selatan menyeret Israel ke Mahkamah Internasional, International Court of Justice (ICJ) dengan Gugatan dilayangkan kepada Israel atas genosida yang dilakukan oleh Zionis terhadap Palestina, gugatan tersebut direspons positif oleh banyak negara dan organisasi dunia. Lebih dari 57 negara dan organisasi dunia mendukung Afrika Selatan dalam kasusnya melawan Israel di ICJ Beberapa negara yang mendukung Afrika Selatan adalah: Malaysia, Turki, Yordania, Bolivia, Maladewa, Namibia, Pakistan, Kolombia, Brasil, Venezuela termasuk salah satunya adalah Indonesia. Namun, demikian Israel tetap pada keteguhan dalam melanggengkan keangkuhannya atas dasar pertahanan diri. Kemudian beberapa kali sidang umum di Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) terus bermuara kepada kebuntuan dan kerumitan.
ADVERTISEMENT
Banyak dinamika yang telah dilewati di sidang PBB seperti Amerika Serikat menggunakan hak veto untuk melindungi Zionis Israel dan berbagai resolusi telah dilakukan sehingga dunia berakhir pada kesimpulan kepada kabar baik, yaitu PBB melakukan sidang umum pada level tertinggi dan menemukan resolusi yang di sokong 124 negara bahwa zionis Israel harus angkat kaki dari Palestina selama 12 bulan, tapi, waktu ini sangat lama.
Setelah resolusi tersebut diucapkan, pada 1 Oktober 2024 Isreal membombardir negara Lebanon dengan alasan menargetkan kelompok Hizbullah secara “terbatas, terlokalisasi, dan terarah". Yang kita takutkan adalah perang menjadi meluas karena Israel juga telah menghilangkan nyawa komandan Iran yaitu Abbas Nilforoushan, dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Melihat fenomena tersebut Iran menyerang ke wilayah Israel dengan meluncurkan sekitar 180 rudal
ADVERTISEMENT
ke Israel. Pada saat yang berdekatan setelah penyerangan tersebut, Netanyahu membuat pernyataan sikap lebih kurang seperti ini “Iran Membuat Kesalahan Besar dan Itu akan membayarnya”
Gerakan Kampus Global
Genap satu tahun pada 7 Oktober 2024 Zionis Israel melancarkan serangan membabi-buta tanpa pandang bulu terhadap warga Palestina. Melihat fenomena tersebut berbagai kampus di seluruh dunia telah menyuarakan keadilan global dan hak azasi manusia bagi Palestina. Gerakan mahasiswa di kampus-kampus seluruh dunia untuk menyatakan mendukung Palestina telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan setelah penyerangan tersebut terjadi. Gelombang dukungan nan berjilid-jilid dimulai dari Columbia University di New York, Amerika Serikat, dan telah menyebar ke lebih dari 140 perguruan tinggi di berbagai negara
ADVERTISEMENT
Aksi-aksi ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tetapi juga di Eropa dan Asia. Misalnya, mahasiswa di Universitas Lausanne dan Institut Teknologi Federal Swiss Zurich di Swiss, serta Universitas Jenewa, telah mengadakan aksi solidaritas untuk Palestina, Di Amerika Serikat, kampus-kampus seperti Universitas New York, Universitas Yale, dan Universitas Michigan juga telah menggelar protes dengan wajah yang sama. Gerakan mahasiswa untuk Palestina telah menjadi fenomena global, dengan aksi-aksi solidaritas yang meluas di berbagai kampus di seluruh dunia. Di Indonesia, gerakan ini sering kali diwujudkan melalui demonstrasi, orasi, doa bersama, dan kampanye online seperti penggunaan hashtag atau pembuatan video serta tempalate gerakan media.
Hingga kini, wilayah Palestina masih menghadapi penjajahan, pembangunan pemukiman Israel, merusak infrastruktur dan pelanggaran hak asasi manusia. Eskalasi telah masuk dalam agenda titik klimaknya tampaknya belum terhenti dan masih berlanjut. Dilansir dari Gaza media office dan Kemenkes Palestina ada 41,870 orang tewas selama 12 bulan terakhir sejak Israel menyerang Gaza. Termasuk 16.756 anak-anak dan 125 jurnalis serta 11,346 . Lebih dari 97,166 orang luka-luka, dan lebih dari 10 ribu lainnya dinyatakan hilang, Warga Palestina ditahan di penjara Israel dalam kondisi yang memprihatinkan sebanyak 10.000 lebih, sebanyak 3,300 lebih ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan serta Dilansir dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC) Satu dari lima orang Palestina, atau 495.000 orang, menghadapi kelaparan, 75%dari populasi Gaza (1,7 juta dari 2,3 juta) telah terinfeksi penyakit menular, 350,000 Setidaknya pasien yang sakit koroner berada dalam bahaya karena obat tidak diperbolehkan masuk, bahkan 10,000 pasien kanker yang menghadapi kematian dan membutuhkan perawatan. Kemudian Israel juga telah menyerang lebanon pada 1 Oktober 2024. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon mengatakan bahwa 105 orang telah terbunuh dalam serangan Israel dalam kurun waktu 24 jam. Kemenkes menyebut 359 orang juga terluka.
ADVERTISEMENT
Setalah satu tahun lamanya banyak kampus akan dan sedang bergerak kembali sebagai konsekuensi logis atas pembelaan hak azasi manusia yang dilanggar dan menginisiasi gerakan kolektif terorganisir untuk menghadirkan perlawanan dan mendesak organisasi internasional serta negara dunia untuk lebih tegas lagi dalam bertindak atas apa yang telah dilakukan Zionis Israel terhadap warga Palestina. Karena semua negara bangsa berhutang kepada Palestina, Palestina merupakan bangsa yang berhak untuk merdeka, berhak untuk setara dan berhak untuk sejajar dengan negara bangsa yang lainya.