Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Jabar Juara Pinjol, Saatnya Intervensi Literasi Keuangan
12 Juli 2024 20:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Rolip Saptamaji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fenomena meningkatnya penggunaan Pinjol (pinjaman online) di Jawa Barat mengungkap celah besar dalam pemahaman masyarakat Jabar dalam mengelola keuangannya. Provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia ini terjerat dalam lingkaran masalah keuangan yang tak berujung. Data terbaru menunjukkan gambaran yang mengkhawatirkan dengan tingginya tingkat pinjaman online dan kredit macet di Jawa Barat yang semakin menegaskan urgensi literasi keuangan yang harus segera ditingkatkan untuk menyelamatkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Jabar Juara Pinjol dan Kredit Macet
Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan utang pinjaman online tertinggi di Indonesia, mencapai Rp16,55 triliun pada Desember 2023 dengan tingkat kredit macet 3,90%. Pinjaman online, yang menawarkan kemudahan dan akses cepat, sering kali menarik perhatian masyarakat yang membutuhkan dana segera. hal tersebut menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan dengan meningkatnya beban utang individu dan kondisi ketidakstabilan ekonomi rumah tangga yang pada akhirnya dapat menurunkan daya beli rumah tangga karena sebagian besar pendapatan akan tergerus oleh cicilan utang dan bunga.
Namun, persoalan lain yang belum banyak dipahami publik adalah resiko pinjaman online yang lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan. Bunga pinjaman online yang legal saja bisa mencapai 108% per tahun, sementara pinjaman online ilegal bisa jauh lebih tinggi lagi. Tingginya bunga ini, ditambah dengan biaya tersembunyi seperti biaya admin dan potongan lainnya, membuat banyak orang terjebak dalam lingkaran hutang yang sulit dilunasi. Kelas menengah bawah, yang sering menjadi target pinjaman online, biasanya memiliki penghasilan harian yang tidak tetap dan bekerja di sektor informal, sehingga kemampuan bayar mereka cenderung lemah. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami risiko dan mengelola utang dengan bijak.
ADVERTISEMENT
Jeratan Pinjaman Online Pada Kondisi Sosial Ekonomi Jawa Barat
Tingkat tinggi pinjaman online di Jawa Barat mencerminkan masalah mendalam dalam tata kelola keuangan masyarakatnya. Data menunjukkan bahwa provinsi ini memiliki utang pinjaman online tertinggi di Indonesia, mencapai Rp16,55 triliun. Fenomena ini berkaitan erat dengan kondisi ekonomi yang rentan seperti tingkat kemiskinan yang mencapai 7,62%, dengan Kabupaten Indramayu yang lebih tinggi mencapai 12,13%, dan tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat sebesar 6,91% memperlihatkan ketidakseimbangan sosial ekonomi yang mempengaruhi motivasi masyarakat Jawa Barat untuk mengambil resiko keuangan melalui pinjaman online baik legal maupun ilegal.
Selain itu, Harapan lama sekolah yang relatif tinggi, mencapai 12,5 tahun, berkebalikan dengan rata-rata lama sekolah yang hanya 8,55 tahun, hal ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam akses pendidikan dan literasi keuangan. Angka partisipasi pendidikan tinggi yang rendah, hanya 17,44%, juga menegaskan kurangnya kesempatan untuk memperoleh pengetahuan yang memadai dalam pengelolaan keuangan. Dalam konteks ini, pentingnya meningkatkan literasi keuangan menjadi sangat mendesak untuk membantu masyarakat Jawa Barat mengelola risiko keuangan yang terkait dengan pinjaman online serta membangun fondasi ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan bagi masa depan mereka.
ADVERTISEMENT
Urgensi Literasi Keuangan
Kondisi sosial ekonomi di Jawa Barat menghadapi tantangan serius terkait literasi keuangan, tercermin dari tingginya utang pinjaman online dan disparitas bunga antara pinjaman perbankan dan online, yang menunjukkan perlunya pemahaman mendalam tentang produk keuangan. Masyarakat dengan literasi keuangan yang baik lebih mampu memilih produk sesuai kebutuhan dan menghindari jeratan utang, sehingga upaya meningkatkan literasi keuangan di Jabar tidak hanya bertujuan memberdayakan pengelolaan keuangan pribadi tetapi juga melindungi dari risiko produk keuangan yang merugikan.
Banyak individu mencari solusi melalui pinjaman online yang mudah diakses, namun tingginya bunga pinjaman, baik legal maupun ilegal, memperburuk situasi finansial mereka. Belum lagi, wabah judi online yang melibatkan lebih dari setengah juta warga menjadi penjudi juga membuat beban ekonomi dan emosional semakin berat, sehingga menciptakan spiral keputusasaan yang sering berujung pada keputusan drastis. Kondisi kerentanan di Jawa Barat juga ditunjukkan dengnan peningkatan kasus judi dan jeratan pinjaman online ilegal yang berujung pada tragedi bunuh diri. Oleh karena itu, literasi keuangan menjadi sangat penting untuk mengurangi jumlah warga Jawa Barat yang terjebak pada spiral keputusasaan finansial.
ADVERTISEMENT
Jawa Barat Melepas Jerat
Tingginya angka pinjaman online di Jawa Barat menegaskan urgensi peningkatan literasi keuangan di kalangan masyarakat. Pemerintah provinsi Jawa Barat dengna kemampuan mobilisasi sumberdaya yang besar perlu merespon dengan segera dengan melakukan intervensi penguatan literasi keuangan melalui program edukasi keuangan yang komprehensif di sekolah-sekolah dan komunitas, serta meningkatkan akses layanan konseling keuangan. Intervensi ini akan membantu masyarakat mengelola keuangan dengan lebih baik dan mengurangi risiko terjerumus ke dalam praktik merugikan. Oleh karena itu, intervensi dalam literasi keuangan tidak hanya menjadi strategi pencegahan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat Jawa Barat.