Konten dari Pengguna

Semiotika, Cara Menggali Ladang “Cuan” Para Selebritas Zaman Sekarang

Romanio Bahama Lazuardy
ASN Badan Informasi Geospasial
4 Agustus 2022 8:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Romanio Bahama Lazuardy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kegiatan hobi bersepeda
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegiatan hobi bersepeda
ADVERTISEMENT
Teknologi informasi semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu. Tentunya ini merupakan sebuah peluang bagi berbagai pihak untuk meraup keuntungan, salah satunya para pelaku usaha. Kini, para pelaku usaha disuguhkan berbagai macam wadah untuk beriklan, dari berbiaya mahal hingga berbiaya nol rupiah.
ADVERTISEMENT
Salah satu media beriklan yang kini banyak digemari oleh para pelaku usaha ialah dengan cara melalui influencer. Influencer sendiri adalah individu pemilik akun media sosial yang menggunakannya untuk memberikan dukungan terhadap hal yang disukainya, bisa karena ketertarikan pribadi ataupun untuk mendapat bayaran.
Hooper HQ pernah melansir daftar pesohor dunia dengan tarif promosi termahal. Sebut saja Cristiano Ronaldo hingga Kendall Jenner berada di daftar tersebut. Selain dari dunia, riset juga menampilkan influencer dari Indonesia yang memiliki bayaran termahal di postingan. Dari 100 besar influencer termahal, ada Raditya Dika dan Iqbal Ramadhan yang mewakili Indonesia.
Menurut daftar, Raditya Dika tercatat memiliki 17.301.414 pengikut dengan tarif 108.800 dolar AS atau Rp 1,5 miliar per postingan. Radit menempati posisi ke-57 di dunia atau peringkat tiga di Asia dalam daftar tersebut. Sementara Iqbal Ramadhan eks Coboy Junior ini tercatat memiliki 12.474.076 pengikut dengan tarif 50.900 dolar AS atau Rp 740 juta per posting. Iqbal menempati posisi ke-100 di dunia atau peringkat kelima di daftar Asia.
ADVERTISEMENT
Memang, biaya yang ditawarkan oleh beberapa influencer dapat berbeda-beda, tergantung dari jumlah pengikut di media sosial, atau bahkan statusnya yang merupakan selebritas atau bukan. Maraknya pelaku usaha beriklan melalui media sosial, membuat para selebritas pun kini berbondong-bondong menampilkan citra dirinya sebagai seseorang yang memiliki hobi tertentu, bentuk diri tertentu hingga suatu karakter diri tertentu agar suatu merk dagang menghampirinya sesuai dengan citra yang dibuatnya.
Menampilkan suatu tanda sebagai salah bentuk komunikasi dapat disebut semiotika. Semiotika sendiri berasal dari bahasa Yunani, “Simeon” yang berarti “tanda”. Menurut Van Zoest (dalam Sobur, 2001, hlm. 96) mendefinisikan semiotika sebagai ilmu tanga dan segala yang berhubungan dengannya seperti cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.
ADVERTISEMENT
Secara singkat Sobur (2003, hlm. 15) mengungkapkan semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda disini yaitu perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika, atau dalam istilah Barhtes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memakai hal-hal (things).
Charles Sanders Peirce, seorang cendikiawan asal Amerika, membuat konsep trikotomi untuk semiotika yang jika dijabarkan terdiri dari Trikotomi pertama yaitu hubungan antara representamen dan objek. Hal ini berkaitan dengan warna, bentuk dan peraturan yang berlaku. Contohnya tanda dilarang mengambil gambar hal tersebut menunjukan bahwa kita dilarang mengambil gambar pada lingkungan dimana tanda itu berada.
Lalu Trikotomi kedua yaitu sudut pandang antara hubungan representamen dengan tanda. Hal ini berkaitan dengan tanda yang memiliki kesamaan, ikatan atau kedekatan dengan apa yang diwakilinya, misalnya bendera kuning berarti melambangkan adanya kematian.
ADVERTISEMENT
Sedangkan trikotomi terakhir, trikotomi berdasarkan interpretan. Konsep ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu Rheme yang merupakan tanda yang memungkinkan ditafsirkan dalam pemaknaan yang berbeda-beda. Misalnya saja orang yang matanya merah, maka bisa jadi dia sedang mengantuk, atau mungkin sakit mata.
Kemudian terdapat Dicent Sign, yang dimana tanda sesuai dengan  kenyataanya. Misalnya, saja disuatu jalan kampung yang terjal dan sering terjadi kecelakaan maka di jalan tersebut dipasang rambu lalu lintas hati-hati kurangi kecepatan.
Terakhir Argument, yaitu tanda yang berisi alasan tentang sesuatu hal. Seperti tanda larangan merokok di SPBU, hal tersebut di buat karena merupakan tempat yang mudah terbakar.
Jika dihubungkan dengan konsep trikotomi yang dibuat oleh Charles Sanders Peirce, maka kalangan selebritas ini secara tidak sadar menggunakan konsep trikotomi yang kedua yaitu sudut pandang antara hubungan representamen dengan tanda. Para selebritas menciptakan suatu citra agar merk dagang suatu perusahaan merasa cocok dengan produk yang dimilikinya sehingga yang pada akhirnya menghasilkan sebuah “cuan” untuk dirinya.
ADVERTISEMENT
Merasa masih sulit dipahami? Penulis akan kembali menyederhanakannya. Kita tarik satu tahun kebelakang, saat tren bersepeda sedang menjamur dimana-mana. Kemudian para selebritas menggunakan kesempatan ini untuk mengunggah kegiatan rutinitasnya menggunakan sepeda di media sosial yang dimilikinya. Sehingga salah satu merk dagang sepeda menaruh minat untuk beriklan di selebritas tersebut karena memiliki suatu kesamaan.
Contoh lainnya, seorang konten kreator di kanal Youtube, sangat menggemari kegiatan berkemah dan secara konsisten menggunggah videonya selama berkemah dan memiliki banyak subscriber. Karena hal tersebut dilakukan secara konsisten, tanda atau simbol itulah yang menarik dengan sendirinya berbagai macam merk dagang alat berkemah untuk beriklan.
Berdasarkan berita yang dilansir Tempo.co, faktor yang menentukan berapa banyak penghasilan influencer adalah jangkauan. Merek cenderung memperoleh jumlah uang yang berbanding lurus dengan jumlah pengikut. Jika pengikut semakin banyak, maka semakin banyak uang yang akan dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa kategori untuk mengetahui seberapa besar influencer dari pengikutnya diantaranya Nano-influencer memiliki 1.000 – 10.000 pengikut, Mikro-influencer memiliki 10.000 – 50.000 pengikut, influencer tingkat menengah memiliki 50.000 – 500.000 pengikut. Lalu Makro-influencer memiliki 500.000 – 1.000.000 pengikut dan Mega-influencer memiliki 1.000.000 atau lebih pengikut.
Bagaimana? Apakah tertarik mendapatkan “cuan” dengan cara menjadi influencer?