Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Fakta Geologis Menarik Gunung Api Soputan: Berstatus Waspada
9 Mei 2021 14:19 WIB
Tulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah, Geologi, Status, KRB dan Jalur Pendakian Gunung Soputan
ADVERTISEMENT
Seberapa banyak Sobat Gunung tahu gunung api di daratan Sulawesi Utara ? Gunung api Soputan merupakan salah satu gunung api yang paling aktif di wilayah busur Sulawesi. Gunung Soputan telah tercatat erupsi sebanyak 40 periode erupsi sejak tahun 1785. Inilah yang menyebabkan daerah kerucut Gunung Soputan menjadi gunung api yang paling sedikit vegetasi di daratan Sulawesi Utara, karena material erupsi selalu dikeluarkan sejak tahun 1785 loh Sobat Gunung. Di mana sih letak Gunung Soputan Sobat Gunung?
Gunung Api Soputan terletak di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, dengan posisi geografis di Latitude 1.112°LU, Longitude 124.737°BT dan memiliki ketinggian 1.809 mdpl. Adapun masyarakat yang berdomisili di sekitar Gunung Soputan pada radius 5 km terdapat 4.724 jiwa, sedangkan pada radius 10 km dari puncak Gunung Soputan terdapat kurang lebih 69.991 jiwa. Bagaimanakah sejarah dan aktivitas Gunung Soputan selama ini Sobat Gunung? Mari simak fakta menarik berikut yaa Sobat Gunung!
ADVERTISEMENT
Sejarah Pengamatan Gunung Soputan
Erupsi Gunung Soputan memiliki catatan sejarah pengamatan sejak 1450 Masehi. Ketika itu erupsi Gunung Soputan memiliki Skala VEI 3. Setelah erupsi itu, tidak terdapat catatan selama kurang lebih 335 tahun hingga tahun 1785. Sejak tahun 1785 sejarah pengamatan Gunung Soputan selalu tercatat setiap periode erupsinya. Setidaknya terjadi 40 periode erupsi sejak tahun 1785 hingga 2020.
Erupsi Gunung Soputan pada tahun 1785 dan 1786, 1819, 1833, 1838, 1845, dan 1890 terjadi pada kawah puncak. Erupsi samping mulai terjadi pada tahun 1901 di timur laut puncak Gunung Soputan, lima tahun berselang tepatnya dari tanggal 17 Juni hingga September terjadi erupsi samping yang menghasilkan aliran lava. Akibat erupsi samping saat itu, terbentuklah kerucut parasit Aeseput. Setahun berselang kerucut Aeseput mulai mengeluarkan material erupsi, tepatnya pada tanggal 5-23 Juni 1903.
Kerucut Aeseput tercatat mengalami periode erupsi 10 kali, berurutan sejak tahun 1907, 1908, 1910, 1911, 1913, 1915, 1917, 1923, 1947, dan 1953 dengan masing-masing berskala VEI 2. Erupsi Gunung Soputan kembali terjadi selang 13 tahun, tepatnya pada tanggal 21 Mei 1966, ketika itu erupsi Gunung Soputan terjadi pada kawah Soputan dengan Skala VEI 3. Sejak saat itu, Kawah Puncak Gunung Soputan menjadi pusat utama erupsi hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Setelah erupsi kerucut Aeseput berhenti mengalami erupsi, tercatat kawah puncak Gunung Soputan mengalami periode erupsi kumulatif sebanyak 23 periode erupsi. Sebanyak 10 periode erupsi puncak Gunung Soputan terjadi sebelum abad 21, yaitu antara 1966 hingga 29 Setember 1996. Sebanyak 13 periode erupsi terjadi pada abad ke-21, yaitu dimulai pada tanggal 13 Mei 2003 hingga 2 April 2020 (tertanggal 9 Mei 2021).
Geologi Gunung Soputan
Gunung Soputan merupakan tipe gunung api Strato dengan kubah lava di atasnya. Tatanan tektonik Gunung Soputan yaitu Zona Subduksi dan termasuk Gunung api busur kepulauan (Island arc). Hal ini didukung dengan Tipe Batuan Gunung Soputan yang ditemukan secara mayor berupa batu andesit hingga basaltik andesit dan basalt hingga pikro-basalt. Geomorfologi Gunung Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi yang meliputi satuan morfologi tubuh gunung api, satuan morfologi perbukitan, dan morfologi dataran.
Satuan morfologi tubuh gunung api tersebar di bagian timur dan selatan, meliputi tubuh-tubuh Gunung Riendengan, Temboa, Kelelondei, dan Manimporok, deretan gunung tersebut membentuk sesar normal di sebelah timur Gunung Soputan. Bentang lahan lain yang termasuk morfologi ini adalah Gunung Soputan-Aeseput, dan Gunung Kelewung di sebelah selatan. Di puncak Gunung Soputan terdapat sub satuan morfologi kubah lava yang termasuk dalam satuan morfologi tubuh gunung api.
Satuan morfologi perbukitan merupakan satuan morfologi yang paling luas penyebarannya, menempati bagian sebelah utara, barat, dan barat daya G. Soputan. Satuan ini umumnya membentuk perbukitan yang memanjang dan bergelombang, umumnya merupakan bagian kaki dari satuan morfologi tubuh gunung api.
ADVERTISEMENT
Satuan morfologi dataran mempunyai penyebaran yang paling kecil yang hanya terletak di daerah dataran Pantai Teluk Amurang dan di daerah Pinabetengan Kecamatan Tompaso, sebelah timur laut G. Soputan. Satuan ini memperlihatkan morfologi yang datar dengan kemiringan lereng yang rendah sekali.
Status Waspada dan Rekomendasi Terkini
PVMBG menurunkan status Gunung Soputan dari siaga menjadi waspada sejak tanggal 8 Oktober 2019. Status Waspada pada Gunung Soputan dikarenakan aktivitas Gunung Soputan menurun, namun masih mengeluarkan gas fumarola.
PVMBG merekomendasikan masyarakat dan wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 1.5 km dari puncak Gunung Soputan Soputan dan dalam wilayah sektor arah barat-barat daya sejauh 2.5 km yang merupakan daerah bukaan kawah, guna menghindari ancaman aliran lava, dan awan panas guguran.
PVMBG juga menyarankan masyarakat agar mewaspadai terjadinya ancaman aliran lahar, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan, seperti Sungai Ranowangko, Lawian, Popang dan Londola Kelewahu. Apabila terjadi hujan abu, masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi terhadap gangguan saluran pernapasan.
ADVERTISEMENT
Kawasan Rawan Bencana Gunung Soputan Terkini
Adapun Kawasan Rawan Bencana Gunung Soputan terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu:
1. Kawasan Rawan Bencana III, ditandai dengan warna merah transparan lebih mengarah ke barat, merupakan kawasan yang sering terlanda aliran lava dan aliran awan panas;
2. Kawasan Rawan Bencana II, ditandai dengan warna merah jambu transparan lebih mengarah ke barat, merupakan kawasan yang berpotensi terlanda aliran lava, aliran awan panas, dan aliran lahar hujan, dan;
3. Kawasan Rawan Bencana I, ditandai dengan warna kuning transparan, merupakan kawasan yang berpotensi terhadap aliran lahar hujan. KRB I mengisi wilayah aliran sungai yang bermuara di barat-barat laut dan tenggara Gunung Soputan.
Jalur Pendakian Gunung Soputan
Jika status Gunung Soputan kembali normal dan pengunjung diperbolehkan mendaki, maka jalan ke arah puncak dengan mudah Sobat Gunung temukan dari beberapa arah lereng gunung api.
ADVERTISEMENT
Apabila Sobat Gunung ingin melalui arah utara, sobat gunung dapat melewati Kampung Tombasian atas Kecamatan Tombasia atau bisa juga dari Kampung Pinebetengan Kecamatan Tompaso. Dalam waktu dua jam dapat dicapai Kawah Masem, selanjutnya dibutuhkan satu jam lagi untuk mencapai puncak Gunung Soputan.
Apabila sobat gunung pergi dari daerah Danau Tondano di Timur yaitu dari Kampung Tumaratas atau Kampung Nongan, keduanya di Kecamatan Langoan. Sobat Gunung kurang disarankan melalui arah Selatan atau Barat, hal ini karena arah erupsi saat ini melalui jalur selatan dan barat. Namun di daerah ini memang terdapat juga jalur pendakian, yaitu dari Kampung Silian atau Kampung Winorangenan, Kecamatan Tombatu. Perkemahan dapat dilakukan dengan baik dekat hulu sungai Masem, bekas pabrik belerang sebelum perang dunia ke 2. Jarak dari sini ke puncak Gunung Soputan kurang lebih 5 km.
ADVERTISEMENT
Terima kasih buat Sobat Gunung yang sudah membaca, ya!
Referensi
Global Volcanism Program, 2013. Volcanoes of the World, v. 4.9.4 (17 Mar 2021). Venzke, E (ed.). Smithsonian Institution. Downloaded 09 May 2021. https://doi.org/10.5479/si.GVP.VOTW4-2013.
Kushendratno, Pallister J S, Kristianto, Bina F R, McCausland W, Carn S, Haerani N, Griswold J, Keeler R, 2012. Recent explosive eruptions and volcano hazards at Soputan volcano--a basalt stratovolcano in north Sulawesi, Indonesia. Bull Volcanol, 74: 1581-1609. https://doi.org/10.1007/s00445-012-0620-2
Kusumadinata K, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Bandung: Volc Surv Indonesia, 820 p.
Morrice M G, Jezek P A, Gill J B, Whitford D J, Monoarfa M, 1983. An introduction to the Sangihe arc: volcanism accompanying arc-arc collision in the Molucca Sea, Indonesia. J. Volcanol. Geotherm. Res., 19: 135-165.
ADVERTISEMENT
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
PVMBG, 2014. Gunung Soputan. Sumber URL: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/535-g-soputan
PVMBG, 2021. Laporan Aktivitas Gunung api Soputan 8 Mei 2021. Sumber URL: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/535-g-soputan