Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Fakta Menarik Geopark Gunung Api Batur dan Alasan Kamu Harus ke Sini
30 Juni 2021 17:25 WIB
·
waktu baca 8 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:46 WIB
Tulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kupas Tuntas Gunung api Batur sebagai UNESCO Global Geopark di Indonesia
ADVERTISEMENT
Gunung api Batur di Pulau Bali merupakan salah satu dari enam geowisata di Indonesia yang masuk dalam UNESCO Global Geopark (UGGp). Enam Geowisata yang masuk UGGp tersebut adalah Gunung api Batur, Gunung Api Rinjani , Kaldera Toba, Belitong, Gunung Sewu dan Ciletuh – Pelabuhan Ratu. Menariknya, Batur dan Rinjani-Lombok merupakan dua dari 127 gunung api di Indonesia yang berhasil menjadikan diri sebagai bagian dari enam UGGp di Indonesia. Apabila Rinjani-Lombok UGGp menawarkan Gunung Rinjani sebagai warisan kebumian dunia dan Pulau Lombok sebagai Masyarakat Lokal yang berkelanjutan, Berbeda dengan Gunung api Batur yang mampu menjadi UGGp sebagai satu kesatuan gunung api aktif di Indonesia dan 16 Desa yang berada di sekitar Kaldera Gunung Batur. Wow, seperti apa Fakta Menarik dari Gunung Api Batur, Gunung api Aktif paling Barat di jajaran Gunung api di Indonesia bagian Timur ini? Mari Simak Jawabannya di bawah ini!
Sebagai Gunung api yang dikelompokkan di Indonesia Timur, Letak Gunung api Batur sebenarnya berada di tengah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jarak antara Gunung Batur dan Kota Merauke sejauh ±2757 km, sedangkan jarak antara Gunung Batur dengan Pulau Kambing (Barat Laut Pulau We) di Barat Indonesia berjarak ±2750 km (Pengukuran Geoogle Earth). Artinya, Gunung api Batur terletak di tengah-tengah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Batur UGGp terletak di Timur Laut Pulau Bali, memiliki luas wilayah 370,5 km2, dengan ketinggian dari 920 mdpal hingga 2152 mdpal. Dinding kaldera luar (Kaldera I) Gunung Batur mengelilingi dinding kaldera dalam (Kaldera II), Gunung Batur dan danau Batur. Sebagian besar Taman Wisata Alam Gunung Bukit Batur dan Payang, merupakan kawasan hutan lindung yang masuk dalam kawasan UNESCO Global Geopark. Gunung Api Batur memiliki dua Pura tujuan wisata yaitu Pura Jati Batur, yang memiliki spot Pura tepat dipinggir Danau Batur dan Pura Pasar Agung di dekat kawah Gunung Batur I, II dan III.
Geologi Gunung Api Batur
ADVERTISEMENT
Gunung api Batur (1717 mdpal) merupakan salah satu gunung api dengan bentang alam gunung api terlengkap di Indonesia. Bagaimana tidak? Gunung api Batur merupakan Gunung api Strato dengan dua kaldera yang mengelilinginya. Kemudian, terdapat kerucut-kerucut piroklastik yang berpindah lokasi erupsinya, bahkan menghasilkan kawah-kawah baru dan kawah Maar. Selain itu, kawah-kawah baru ini diduga merupakan hasil pembentukan oleh rekahan fissure yang terlihat dari pola pembentukan kawah-kawah baru tersebut (dugaan penulis). Bentang alam Danau Batur yang indah berbentuk Bulan Sabit terdapat di timur Gunung Batur, Lebih lagi, Gunung api Batur juga memilki batuan mayor yang beragam dari andesite hingga andest absaltik, dasit, trasiandesit hingga basalt.
Kaldera Gunung Batur tertutup dari segala arah, merupakan salah satu kaldera terbesar dan terindah di dunia (van Bemmelen, 1949). Pematang kaldera tingginya berkisar antara 1267 m-2152 m (Puncak Gunung Abang). Di dalam Kaldera I terbentuk Kaldera II yang berbentuk melingkar dengan garis tengah lk. 7 km. Dasar Kaldera II terletak antara 120 - 300 m lebih rendah dari Undak Kintamani (dasar Kaldera I). Di dalam kaldera tersebut terdapat danau yang berbentuk bulan sabit. Menurut van Bemmelen (1949) danau tersebut diperkirakan terbentuk bersamaan dengan pembentukan Kaldera II.
ADVERTISEMENT
Menurut PVMBG, Stratigrafi Gunung Batur terbentuk selama lima Periode, yaitu: Periode I Gunung Batur terjadi pada Zaman Tersier, Periode II pembentukan Gunung Batur terjadi pada Zaman Kuarter (Pra Kaldera), Periode III Gunung Batur meliputi Zaman Pembentukan Kaldera I (29.300 tahun yang lalu), Periode IV Gunung Batur meliputi Zaman Pembentukan Kaldera II (20.150 tahun yang lalu), dan Periode V meliputi Zaman Purna Kaldera (5500 tahun yang lalu).
Sejarah Pengamatan Gunung api Batur
Sejarah Pengamatan Gunung Api Batur telah tercatat sebanyak 26 periode erupsi sejak awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1804. Periode erupsi Gunung api Batur pada abad ke-19 setidaknya terjadi lima kali pencatatan, yaitu pada tahun 1804, 1821, 1849, 1888, dan 1897. Masing-masing periode erupsi ini memiliki Skala 2 VEI.
Periode erupsi Gunung api Batur pada abad ke-20 terjadi sebanyak 20 kali, periode erupsi ini diawali sejak tahun 1904. Ketika itu, Erupsi terjadi dari erupsi parasit di sebelah barat, yaitu sekitar Gunung Anti dan Gunung Pandang, lavanya tersebar di sekitarnya. Periode erupsi selanjutnya terjadi pada tahun 1905, Erupsi tersebut terjadi dari Kawah Batur I, Batur II dan Batur III. Lavanya mengalir ke arah selatan, baratdaya dan selatan.
Selang 16 tahun, tepatnya 1921, erupsi terjadi sejak 29 Januari 1921 hingga 17 April 1921. Aliran lava Gunung Batur tersebar ke arah barat daya dan selatan. Selanjutnya, periode erupsi terjadi berturut-turut dalam waktu 1 tahun, yaitu pada 1922,1923, 1924, 1925 dan 1926. Periode erupsi tahun 1926 terjadi dari 2 Agustus hingga 21 September 1926. Keenam erupsi tersebut memiliki Skala 2 VEI.
Pada tahun 1926 letusan Gunung Batur mengeluarkan leleran lava yang menimbun Desa Batur namun tidak menimbulkan korban jiwa. Erupsi berupa leleran lava terjadi kembali pada tahun 1963 dan 1964 ke arah barat, selatan dan baratdaya.
Periode erupsi selanjutnya terjadi berselang 37 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1963. Erupsi dimulai 5 September dan berakhir 10 Mei 1964. Letusan Gunung Batur 1963-1964 disertai dengan aliran lava. Selanjutnya, periode erupsi terjadi pada waktu yang berdekatan, yaitu pada tahun 1965, 1966, 1968, 1970, 1971 dan 1974. Periode erupsi antara 1963 hingga 1974 memiliki data seri waktu Skala VEI yang dominan menurun dari Skala 2 VEI menjadi Skala 1 VEI.
20 tahun berselang tepatnya 7-14 Agustus 1994, terjadi kegiatan letusan 1994 bersifat eksplosif yang pada awal letusan berupa letusan abu, kemudian erupsi berikutnya disertai lontaran material pijar, mengahsilkan kawah baru, yaitu Kawah 1994. Produk erupsi lapili dan bom vulkanik hanya mengendap sekitar kawah dengan radius lebih kurang 300 meter dari pusat erupsi, sedangkan abu letusan mengendap ke arah barat sampai di Kintamani. Tinggi kolom asap berkisar antara 25 - 300 meter di atas bibir kawah.
ADVERTISEMENT
Kegiatan erupsi selanjutnya terjadi berurutan yaitu pada tahun 1995, 1997, 1998, 1999 dan tahun 2000, dengan masing-maisng memiliki Skala 1 VEI. Erupsi 1995 terjadi pada kawah 1994. Aktivita erupsi 1995 bersifat eksplosif disertai lontaran material pijar. Sifat erupsinya sama dengan kegiatan erupsi 1994. Letusan periode 1994-1995 didominasi oleh letusan Strombolian.
Erupsi Batur 1997 terjadi pada tanggal 8 November 1997 di Kawah Batur III. Kegiatan erupsi berupa pelepasan gas kering yang teramati kebiru-biruan yang dikeluarkan dari Kawah Batur III. Kegiatan erupsi pada 2 Juni 1998, menghasilkan kawah baru (Kawah 1998), yang lokasinya terletak di antara Kawah Batur III dengan Kawah 1994. Setahun berselang, erupsi 1 Februari 1999 menghasilkan kawah baru (Kawah 1999). Pada tanggal 15 Maret 1999 pematang yang memisahkan Kawah 1998 dengan Kawah 1999 amblas, sehingga kedua kawah tersebut menjadi satu. Erupsi periode 1997-1999 dominan bersifat letusan gas.
ADVERTISEMENT
Periode erupsi terakhir Gunung Batur terjadi pada tanggal 7 Juli 2000. Periode erupsi menghasilkan 3 kejadian erupsi, dengan pusat letusan berada di Kawah 1999. Tinggi asap letusan mencapai maksimum 300 meter di atas bibir kawah, condong ke arah baratlaut. Asap letusan berwarna abu-abu kehitaman. Letusan disertai lontaran piroklastik seperti pasir, lapili dan bongkah, mengendap dengan radius ± 100 m dari pusat letusan. Kejadian letusan kali ini telah mengakibatkan korban 1 orang langsung meninggal dan 1 orang luka-luka, korban tersebut adalah wistawan asing yang mendaki tanpa pemandu wisata. Pada saat letusan 7 Juli 2000, kondisi Gunung Batur masih dalam status Waspada, dengan saran wisatawan dilarang mendekati pusat letusan dengan radius 500 meter dari pusat kegiatan (Kawah 1994). Letusan 7 Juli 2000 berupa letusan Strombolian.
Periode letusan Gunung Batur umumya berlangsung lama (bulanan) dengan intesitas relatif kecil/lemah. Sedangkan, tenggang waktu antar kejadian letusan dalam satu periode berlangsung beberapa menit/detik hingga beberapa jam. Waktu istirahat antar periode letusan Gunung Batur yang tercatat selama ini berkisar 1 s/d 39 tahun.
ADVERTISEMENT
Kawasan Rawan Bencana Gunung api Batur dan Kondisi Terkininya
Saat ini Gunung Batur Berstatus Normal. Kawasan Rawan Bencana Gunung Batur yang perlu diwaspadai masyarakat terbagi menjadi dua kawasan, yaitu:
PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Batur dan wisatawan agar membatasi aktivitas (tidak berlama-lama) dan tidak bermalam di area kawah aktif, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.
ADVERTISEMENT
Jalur Pendakian Gunung api Batur
Pendakian Gunung Batur bisa melalui jalur wisata yang telah disediakan yakni melalui Pura Jatiluhur. Pendakian hanya membutuhkan 2-3 jam saja karena titik pendakian yang tinggi. Jalur Pendakian untuk mencapai puncak berupa jalan berbatu berpasir yang licin. Namun demikian, keseluruhan pendakian cukup mudah dilakukan pendaki pemula.
Puncak Gunung Batur terdiri dari tiga, yakni Puncak Batur I, Puncak Batur II, dan Puncak Batur III. Selain itu terdapat dua kawah yang bernama Kawah 94 dan Kawah 98. Angka “94” dimaksudkan terbentuknya kawah tersebut ialah pada tahun 1994. Sedangkan “98” adalah 1998. Saat berada di Puncak Batur akan kita bisa melihat pemandangan Gunung Agung, Gunung Abang, dan Danau Batur.
ADVERTISEMENT
Terima kasih Buat Sobat Gunung yang sudah membaca Ya! Sampai Jumpa di Lain Waktu!
ADVERTISEMENT
Referensi
Global Volcanism Program, 2013. Batur (264010) in Volcanoes of the World, v. 4.10.1 (29 Jun 2021). Venzke, E (ed.). Smithsonian Institution. Downloaded 30 Jun 2021 (https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=264010). https://doi.org/10.5479/si.GVP.VOTW4-2013
Marinelli G, Tazieff H, 1968. L'Ignimbrite et la caldera de Batur (Bali, Indonesia). Bull Volcanol, 32:1, 89-120. https://doi.org/10.1007/BF02596587
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
PVMBG, 2014. Gunung Batur. Sumber URL: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/472-batoer-bator?
PVMBG, 2021. Laporan Aktivitas Gunung api Batur 2021. Sumber URL: https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan/165655?signature=d360f530fc75a63b45d1094eee72f55d0420d3608c903ebf934a455dc2609b0e
Reubi O, Nicholls I A, 2004. Variability in eruptive dynamics associated with caldera collapse: an example from two successive eruptions at Batur volcanic field, Bali, Indonesia. Bull Volcanol, 66: 134-148.
ADVERTISEMENT
Stehn C E, 1928. Volcanological work in the Dutch East Indies during 1923-1926. Proc 3rd Pacific Sci Cong, 1: 718-734.
Sutawidjaja I S, 2000. A guide to the geological phenomena of Batura caldera, Bali, Indonesia. IAVCEI General Assembly, Bali 2000 Excursion Guide, 33 p.
Sutawidjaja I S, Chaniago R, Kamal S, 1992. Geologic map of Batur caldera, Bali, Indonesia. Volc Surv Indonesia, 1:50,000.
UNESCO, 2021. Batur Unesco Global Geopark (Indonesia). Sumber URL: http://www.unesco.org/new/en/natural-sciences/environment/earth-sciences/unesco-global-geoparks/list-of-unesco-global-geoparks/indonesia/batur/
Wheller G E, 1986. Petrogenesis of Batur caldera, Bali, and the geochemistry of Sunda-Banda arc basalts. Unpublished PhD thesis, Univ Tasmania, 156 p.
Wheller G E, Varne R, 1986. Genesis of dacitic magmatism at Batur volcano, Bali, Indonesia: implications for the origins of stratovolcano calderas. J. Volcanol. Geotherm. Res., 28: 363-378.
ADVERTISEMENT
Live Update