Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Maliq & D'Essentials dan Calo Tiket dari Indonesia Open 2017
18 Juni 2017 21:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Plenary Hall Jakarta Convention Centre, tempat dihelatnya turnamen BCA Indonesia Super Series 2017, pada pukul 19.30 WIB ramai kedatangan pengunjung. Wajar saja, sebab hari ini, Minggu (18/6/2017), adalah partai puncak penyelenggaraan turnamen bulu tangkis dengan total hadiah 1 juta dolar AS itu.
ADVERTISEMENT
Turnamen tepok bulu yang sudah berlangsung sejak Senin (12/6) lalu tersebut telah menyajikan beberapa kejutan. Salah satu di antaranya, yang masih segar betul dalam ingatan, ketika pasangan ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, harus angkat koper di babak pertama. Padahal Kevin/Marcus merupakan andalan Indonesia di ganda putra. Ada masalah, tentu saja, yang membuat keduanya gagal melangkah lebih jauh. Kevin menyebut, seminggu sebelum perhelatan Indonesia Open, ia mengalami cedera bahu.
kumparan sudah berada di area JCC sejak pukul 13.30, sekitar satu setengah jam sebelum pertandingan pertama hari ini, yakni laga antara ganda putri China, Chen Qingchen/Jia Yifan, melawan pasangan Korea Selatan, Chang Ye-Na/Lee So-Hee, digelar. Suasana sepi, dan lebih didominasi para pendukung dari China, Korea Selatan, Jepang, dan India.
ADVERTISEMENT
Wajar, sebab empat pertandingan final pertama hari ini diisi oleh pemain-pemain dari keempat negara tersebut. Satu-satunya wakil Indonesia, yakni ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, bertanding paling akhir.
Sejak siang, para penonton sudah mendapatkan berbagai hiburan. Maliq & D'Essentials dan juga padauan suara dari The Resonance Choir jadi penampil di area JCC. Maliq & D’essentials, yang membawakan lagu ‘Dia’, ‘Untitled’, dan ‘Terdiam', berhasil membuat penonton yang didominasi oleh para penonton terbius.
Sesaat setelah Maliq & D'Essentials menyanyikan lagu, paduan suara The Resonance Choir yang tampil unjuk gigi. Berisikan anak-anak usia 8 hingga 13 tahun, mereka berhasil memeriahkan suasana gelanggang pertandingan yang mulai didatangi oleh para penonton yang mengisi tribun VIP dan VVIP.
ADVERTISEMENT
Seusai manggung, para personel Maliq & D'Essentials membagikan ceritanya kepada pewarta dalam sesi meet and greet. Kepada pewarta, Angga Puradiredja, vokalis Maliq 7 D’essentials, mengaku bangga karena bisa mengisi acara final kejuaraan bulutangkis ini. Kendati tak mengikuti olahraga bulu tangkis sejak hari pertama, dirinya berharap pasangan ganda campuran Indonesia bisa meraih gelar juara.
"Yang saya tahu soal event ini adalah hadiahnya yang fantastis, sampai Rp 13 miliar. Tapi, jujur saja saya tidak terlalu paham soal bulu tangkis karena saya menggeluti olaraga golf dan gym. Tapi, ya, karena ada dari kita yang lolos (Tontowi/Liliyana yang melaju ke final, red) semoga bisa menjadi juara," sebut Angga.
Harga tiket untuk babak final sendiri masih sama seperti babak semifinal kemarin. Untuk kategori VVIP dijual seharga Rp 1 juta, VIP A dijual senilai Rp 700 ribu, dan VIP B dibanderol dengan harga Rp 550 ribu. Kendati tergolong mahal, antusiasme para penonton tak surut.
ADVERTISEMENT
Namun, yang menjadi menarik adalah cerita Deri dan Anang yang datang dari Purwakarta untuk menonton pertandingan. Keduanya terjebak oleh calo yang memaksa untuk membeli tiket pertandingan. Padahal loket penjualan tiket masih belum terlalu ramai pembeli.
"Sampai sini langsung disodori tiket sama dua orang, terus temannya pada ramai mendekat dan memaksa buat beli. Saya niatnya mau ke loket, tapi pas sampai tengah saya dicegat, sampai akhirnya dapat tiket harganya lebih mahal Rp. 25.000, jadi totalnya saya bayar Rp.1.150.000 untuk VIP B," ujar Deri.
"Bingung juga sama orang sini, kita mau ke loket malah dibilang, beli ke saya aja (calo, red), sama kok, kita orang panitia loketnya juga," timpal Anang.
ADVERTISEMENT
Saat kumparan mengorek informasi kepada calo yang menjual tiket. Salah satu penjual yang tak ingin disebutkan namanya mengaku bahwa tiket yang dijualnya kepada pengunjung dibeli dari pembeli yang sebelumnya sudah memiliki tiket, tapi tidak jadi menonton.
Dari sana sang calo menawar harga tiket dan menjualnya dengan mengambil keuntungan Rp. 20.000 dan Rp.5.000 untuk patungan dengan sesama rekan-rekan sesama calo. Hasilnya? Ya, untuk membeli makanan, minuman dan juga rokok.
"Biasanya banyak yang jual-jualin, palingan orang dalam (panitia) juga yang sama-sama cari untung, kita mah kalau urusan perut mah apa aja diusahain. Pernah sekali waktu, pas Rabu kemarin, waktu VIP A masih masang harga Rp.125.000, saya bisa kejual Rp. 150.000 sih. Tapi dari kemarin sepi soalnya tiketnya aja mahal banget. Untung-untungan juga sih, kadang lagi bagus ramai yang beli, kalau lagi sepi, ya, begini, nggak nentu aja," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Hingga pukul 20.00 WIB, suasana di dalam arena semakin penuh dibanding sore harinya karena akan berlangsung pertandingan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang berhadapan dengan Zheng Siwei/Chen Qincheng dari China.