Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Tak ada lagi AS Roma dan Luciano Spalletti. Per hari ini, Selasa (30/5/2017), I Lupi sepakat untuk berpisah jalan dengan pelatih berkepala plontos tersebut.
ADVERTISEMENT
Dua hari… Ya, hanya dua hari setelah mengantarkan AS Roma finis di posisi kedua, yang berarti tiket untuk bermain di Liga Champions musim depan, Spalletti memutuskan mundur dari jabatannya sebagai pelatih.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih yang teramat tulus untuk Luciano Spalletti untuk segala kerja kerasnya dan kontribusi signifikannya semenjak dia kembali ke klub ini. Klub ini terus berkembang dan akan terus begitu dengan penunjukan pelatih baru yang punya pemahaman nilai dan filosofi yang sama dengan kami dan bisa membawa AS Roma melangkah maju,” ujar Presiden Klub, James Pallotta, di situs resmi klub.
Belakangan Spalletti sendiri dikabarkan diincar Inter untuk menjadi pelatih mereka musim depan. Tapi, oke, mari tidak membicarakan dulu soal rumor di sekeliling Spalletti. Mari bicara dulu soal pencapaiannya semenjak kembali ke Roma.
ADVERTISEMENT
Spalletti bukanlah orang asing untuk Giallorossi. Spalletti pernah menangani Roma dari 2005 sampai 2009, sebelum akhirnya ia memutuskan mengundurkan diri pada September 2009 dan pergi ke Rusia untuk menangani Zenit St Petersburg.
Pada Januari 2016, tak lama setelah Roma mendepak Rudi Garcia, ia kembali. Spalletti kemudian memperbaiki performa Roma dan membuat mereka tampil lebih baik lagi pada musim 2016/2017. Catatan statistik Roma pada 2016/2017 menunjukkan perubahan besar yang diberikan pelatih berusia 58 tahun tersebut.
Dengan 87 poin dan 90 gol, ini adalah pencapaian terbaik Roma selama berkompetisi di Serie A. Dan pencapaian itu didapat bersama Spalletti. Oleh karenanya, muncul pertanyaan: apakah tepat Roma membiarkan Spalletti pergi ketika performa terbaik mereka di liga diraih bersamanya?
ADVERTISEMENT
Total, dari catatan Bleacher Report, Spalletti 75 kali memimpin Roma berlaga pada periode keduanya ini. Dari 75 pertandingan tersebut, Spalletti membawa Roma meraih 50 kemenangan, 11 kali bermain imbang, dan 14 kali menelan kekalahan.
Selisih gol Roma selama ditangani Spalletti juga cukup bagus, yakni +87. Persentase kemenangan? 66,7%. Tidak buruk-buruk amat, bukan?
Namun, dengan kepergian Spalletti dan pensiunnya kapten mereka, Francesco Totti, Roma bisa dibilang kini tengah memasuki era baru. Era tersebut sudah dimulai dengan masuknya Ramón Rodríguez Verdejo atau yang akrab disapa Monchi sebagai Direktur Teknik.
Monchi sebelumnya bekerja untuk Sevilla. Di Sevilla, ia mendatangkan banyak pemain murah yang di kemudian hari menjadi bintang di klub tersebut. Pada era Monchi menjabat sebagai Direktur Teknik jugalah Sevilla sukses meraih sederet trofi Liga Europa.
ADVERTISEMENT
Mungkinkah magis itu ditularkan ke Roma?