Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir: Dahaga Itu Tuntas Juga
18 Juni 2017 23:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Tuntas sudah dahaga pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, atas rasa penasaran mereka. Penantian panjang akan gelar juara Indonesia Open itu berakhir hari ini.
ADVERTISEMENT
Minggu malam (18/6/2017), di tengah keriuhan penonton yang memadati Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, dan memekakkannya teriakan “Owi!” dan “Butet!”, pasangan ganda campuran terbaik milik Indonesia itu menundukkan lawan mereka, Zheng Siwei/Chen Qingchen, 22-20 dan 21-15 dalam waktu 45 menit.
Kemenangan ini diraih Owi/Butet —sapaan akrab Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir— dengan cara yang tidak mudah. Bukan apa-apa, kendati berhasil menyudahi perlawanan Zheng/Chen dalam waktu kurang dari sejam, ganda campuran China tersebut sempat menyulitkan.
Bagi Owi/Butet, ini merupakan gelar pertama mereka di Indonesia Open Super Series Premier sebagai pasangan ganda campuran. Sebelumnya, mereka hanya mampu menjadi runner-up di Indonesia Open pada 2011 dan 2012. Khusus untuk Owi, ia belum pernah menjadi juara di kandang sendiri. Lain halnya dengan Butet yang pernah merebut gelar Indonesia Open di 2008 saat berpasangan dengan Vita Marissa (ganda putri).
ADVERTISEMENT
"Lawan tidak mudah juga. Kami tidak berpikir soal kekalahan sebelumnya, saya anggap hari ini dari awal, skor 0-0. Kami pelajari video mereka main, puji Tuhan akhirnya menang. Kuncinya gim pertama, gim kedua lebih rapi. Mereka malah bingung, dan mati sendiri," ujar Liliyana kepada pewarta di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jakarta Pusat, Minggu (18/6/2017).
[Baca Juga: Rasa Penasaran Liliyana Natsir akan Indonesia Open ]
"Kami bermain fokus, main all-out dan akhirnya bisa juara. Gelar ini sangat berarti untuk saya. Sebelumnya pernah juara hat-trick All England, Olimpiade, dan Kejuaraan Dunia. Masa juara di kandang sendiri tidak pernah. Akhirnya sekarang bisa juara Indonesia Terbuka Super Series Premier," timpal Tontowi
Khusus tahun ini, Indonesia Open Super Series Premier tak digelar di Istora yang sedang direnovasi untuk Asian Games 2018. Butet pun bersyukur karena baginya, Istora begitu “angker”.
ADVERTISEMENT
"Terbukti Istora memang angker dan JCC tidak. Bersyukur hari ini bisa menang dengan keterbatasan kondisi lutut saya tetap bisa memberikan yang terbaik. Hari ini kita buktikan main di tuan rumah bisa menjadi juara," tutupnya.