Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Apakah kita baru saja melihat penampilan terakhir Wayne Rooney bersama Manchester United? Bisa jadi, iya.
ADVERTISEMENT
Ketika Manchester United mengumumkan susunan starting XI mereka untuk final Liga Europa melawan Ajax, Kamis (25/5/2017) dini hari WIB, tidak ada nama Rooney di dalamnya. Ironisnya —buat Rooney, tentu saja— semuanya sudah menduganya.
Untuk sebuah final, dan United mempertaruhkan keseluruhan musim mereka di dalamnya, susunan starting XI terkuat (atau yang paling masuk akal) tentu saja disajikan. Henrikh Mkhitaryan, top-skorer United di Liga Europa, dimainkan. Demikian juga dengan Marcus Rashford. Biasanya, United tampil lebih cair jika Rashford bermain sebagai penyerang tengah.
Di lini tengah, Jose Mourinho menurunkan trio Ander Herrera-Marouane Fellaini-Paul Pogba. Tidak ada Michael Carrick. Tapi, ini bisa dimaklumi karena, dengan gencarnya pressing yang dilakukan gelandang-gelandang Ajax, Mourinho butuh gelandang-gelandang liat yang tak hanya bisa melepas operan, tetapi juga punya kekuatan fisik.
ADVERTISEMENT
Tinggal satu pos tersisa, yakni penyerang sayap sebelah kanan. Namun, Mourinho lebih memilih Juan Mata. Dalam pernyataan sebelum pertandingan, manajer asal Portugal itu membutuhkan “otak dan kreativitas” Mata untuk membantu timnya membangun serangan.
Jadilah Rooney, si kapten tim, duduk di bangku cadangan. Ban kapten sendiri diserahkan kepada Antonio Valencia.
Strategi Mourinho jitu. United memang tidak membutuhkan Rooney untuk bisa meredam agresivitas Ajax. Baru ketika mereka unggul 2-0, dan Mourinho mengaku bahwa ia membutuhkan keseimbangan demi mempertahankan keunggulan, Rooney dimainkan.
Itu pun baru di ujung-ujung laga. Ketika menit sudah menunjukkan angka 90, barulah Rooney dimasukkan. Ia main menggantikan Mata ketika pertandingan sudah memasuki injury time.
Sebagai penghormatan, Valencia menyerahkan ban kapten kepada Rooney —kendati sebetulnya dia tidak punya kewajiban untuk melakukannya. Tak lama kemudian, laga berakhir, United menang, dan penyerahan trofi dilakukan.
ADVERTISEMENT
Rooney, dengan ban kapten melingkar di lengan, jadi yang pertama kali mengangkat trofi. Namun, sesungguhnya, terlepas dari jabatannya itu, kontribusinya di final amatlah minim. Kehadiran Rooney di lapangan seolah-olah tak berbeda dengan proses seremonial belaka. Cuma sekadar syarat.
“Jika dia bertahan di sini, saya akan sangat bahagia,” ujar Mourinho soal Rooney. Namun, perhatikan baik-baik ucapan Mourinho dan tekankan pada kata “jika” di awal kalimat.
Ya, artinya ada kemungkinan Rooney tidak akan bermain di United musim depan.
Dengan usia yang “baru” 31, Rooney memang sudah tidak muda lagi, tetapi juga belum tua-tua amat. Hanya saja, penampilannya dinilai sudah menurun. First touch-nya jelek, visinya tidak bagus-bagus amat, dan lagi ia sering kehilangan bola. Tak mengherankan jika ia kehilangan tempat di starting XI.
ADVERTISEMENT
Kendati ia berstatus sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah klub —melebihi Sir Bobby Charlton—, tetap saja rumor kepergiannya tak mau enyah.
Dalam wawancara dengan The Guardian baru-baru ini, Rooney akhirnya mengakui bahwa dia memang punya pilihan untuk meninggalkan United di musim panas nanti. Sudah ada beberapa tawaran dari klub lain, baik dari klub asal Inggris ataupun luar Inggris, yang disodorkan kepadanya.
“Ada banyak tawaran saya terima, baik dari Inggris atau dari luar, dan saya harus membuat keputusan. Saya punya sesuatu untuk diputuskan dalam beberapa pekan ke depan. Saya akan berbicara dulu kepada keluarga saya, baru membuat keputusan,” ujar Rooney.
Meski begitu, andai pergi meninggalkan United dan memilih untuk tetap di Inggris, cuma ada satu klub yang akan dituju Rooney: Everton. Bersama The Toffees, Rooney melakoni debut di Premier League di usia 16 tahun. Bersama mereka jugalah nama Rooney perlahan-lahan menanjak, sebelum akhirnya United datang menggaetnya.
ADVERTISEMENT
“Saya bermain untuk dua klub di Premier League, Everton dan United, dan hanya kedua klub inilah yang akan saya perkuat.”
Jadi?