Layaknya Superhero, ASN Harus Berani Berubah

Rahman Tanjung
Widyaiswara Ahli Madya BKPSDM Kabupaten Karawang, Dosen STIT Rakeyan Santang Karawang
Konten dari Pengguna
17 Januari 2023 12:36 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahman Tanjung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Power Rangers Foto: Youtube Film Youtube
zoom-in-whitePerbesar
Power Rangers Foto: Youtube Film Youtube
ADVERTISEMENT
Bagi anda yang merupakan generasi 90-an pasti sebagian besar pernah menonton film atau serial superhero (pahlawan super) anak-anak di minggu pagi di salah satu stasiun TV swasta. Sebut saja tokoh Superhero seperti Ksatria Baja Hitam, Power Ranger, Pasukan Turbo, Ultraman, Jiban, dan Sailor Moon.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah orang biasa yang memiliki kekuatan super dan untuk menjadi superhero harus melakukan gerakan tertentu untuk berubah menjadi superhero dengan pakaian yang khas seorang superhero. Saking seringnya nonton serial TV tersebut, banyak dari anak-anak saat itu ikut-ikutan gaya berubah superhero idolanya sembari bermain dengan teman sebayanya.
Para superhero tersebut memang adalah manusia biasa yang dengan berbagai kisahnya, kemudian diberi kekuatan super dan berubah menjadi seorang superhero. Perubahan mereka menjadi superhero tidak hanya menjadikan mereka berubah bentuk dan memiliki kekuatan di luar manusia biasa, tetapi juga mereka dapat mengubah harapan-harapan orang yang saat itu berada dalam bahaya atau gangguan monster menjadi percaya bahwa mereka akan selamat.

Perubahan Itu Pasti

Dalam siklus hidup manusia, organisasi maupun produk perubahan pasti selalu ada. Dari segi fisik manusia mengalami perkembangan dan perubahan sejak dilahirkan sampai dengan lanjut usia, begitu juga dengan organisasi dan produk yang akan mengalami perubahan mulai dari fase perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan sampai dengan kemunduran.
ADVERTISEMENT
Secara umum pun kehidupan di dunia ini pun mengalami perubahan. Mulai dari waktu yang berganti dari detik, menit, jam. Adanya pergantian siang dan malam sampai dengan perubahan cuaca. Semua yang ada di dunia ini pasti akan berubah, entah itu cepat atau lambat, mereka akan bergeser dari posisinya semula.
Walaupun perubahan adalah sebuah kepastian, namun hasil dari perubahan tersebut ternyata adalah suatu ketidakpastian, karena kita tahu apa, siapa, kapan dan bagaimana dampak dari perubahan yang akan atau telah dilakukan. Sehingga terkadang menjadi suatu kewajaran bilamana ada kekhawatiran dari setiap orang atas adanya perubahan, karena mereka khawatir apa yang terjadi setelah adanya perubahan tersebut.
Saat ini secara umum dunia pun sedang mengalami perubahan. Berawal dari munculnya virus Covid-19 di akhir tahun 2019 yang menyebabkan begitu banyak perubahan di berbagai sektor. Salah satu yang paling terasa adalah proses kegiatan pembelajaran baik itu di Sekolah, Perguruan Tinggi maupun Lembaga Pemerintah yang mengelola pengembangan kompetensi. Di mana sebelumnya lebih banyak dilakukan secara tatap muka, saat ini beralih dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.
ADVERTISEMENT
Perubahan juga tentunya terjadi di lingkup Pemerintahan di Negeri ini (Pemerintah Pusat dan Daerah). Mulai dari regulasi, kebijakan, sistem dan mekanisme kerja sampai dengan budaya kerja.
Dengan adanya perubahan tersebut, para pengambil kebijakan beserta Aparatur Sipil Negara (ASN) pada dasarnya dituntut untuk memberikan perubahan ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Hal ini pun sejalan dengan salah satu nilai dalam core values ASN BerAKHLAK, yaitu “berorientasi pelayanan” dan juga menjadi employer branding ASN dengan tagline “Bangga Melayani Bangsa”.

Perubahan dan Dampak Positifnya

Perubahan secara umum memberikan dua jenis dampak, yaitu positif dan negatif. Namun tentu semua orang mengharapkan dampak dari perubahan adalah positif, walaupun sebelum perubahan itu terjadi beragam tanggapan yang akan muncul. Ada yang dengan sukarela bersedia mengikuti perubahan, ada melihat dulu apakah perubahan itu menguntungkan atau tidak dan ada juga yang menolak atas adanya perubahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang ASN yang juga tidak lepas dari adanya perubahan, harus bisa menerima dan menjalankan perubahan tersebut, apalagi perubahan itu memang sudah menjadi amanat dari suatu kebijakan pemerintah.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa budaya kerja ASN saat ini mengacu pada core values ASN Berakhlak, yang merupakan tujuh nilai inti yang harus dijadikan pedoman perilaku dalam menjalankan budaya kerja ASN, yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Mau tidak mau hal tersebut harus diterapkan dan didukung oleh seluruh ASN di seluruh Indonesia.
Beberapa pihak sering menyebut bahwa banyak ASN yang kerjanya santai, main games, datang terlambat dan pulang cepat. Namun, saat ini ASN harus mau berubah dan benar-benar menjalankan tiga fungsi utamanya, yaitu sebagai Pelaksana kebijakan, Pelayan publik, Perekat dan pemersatu bangsa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ASN juga dituntut untuk mengubah persepsi negatif tersebut dengan suatu tindakan nyata. Bukan slogan semata yang mencerminkan implementasi pada core values ASN Berakhlak.

Berani Berubah

Berdasarkan hasil survei indeks BerAKHLAK yang dilakukan oleh ESQ Grup dan Kementerian PAN-RB terhadap 632 Kementerian/Lembaga/ Daerah dengan jumlah responden sebanyak 4,5 juta ASN dari Agustus sampai Desember 2022, diperoleh hasil rata-rata indeks internalisasi ASN BerAKHLAK sebesar 60,9%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa internalisasi core values ASN BerAKHLAK belum dilakukan sepenuhnya, sehingga perlu adanya dukungan dari semua pihak untuk lebih mensosialisasikan tentang hal tersebut tidak hanya bagi peserta Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS saja, tetapi juga ke seluruh lapisan ASN.
Foto Pelaksanan Latsar CPNS Karawang materi ASN BerAKHLAK (Dok. Pribadi)
Selanjutnya tentu perlu keberanian dari setiap ASN untuk menjalankan nilai-nilai BerAKHLAK tersebut, karena mungkin saja hal-hal positif yang akan kita lakukan dapat sedikit “mengusik” orang-orang yang berada di comfort zone.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu diperlukan upaya yang tepat agar mereka dengan perlahan mau mengikuti perubahan-perubahan tersebut, baik melalui proses edukasi, sosialisasi maupun pemberian contoh (teladan) dalam tindakan yang nyata.
Dalam sebuah buku yang berjudul “Berani Tidak Disukai” karya dari Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga tahun 2019, menyebutkan bahwa keberanian merupakan salah satu kunci perubahan hidup. Sehingga kita jangan pernah menunggu untuk berubah, karena tak akan pernah ada waktu yang tepat untuk hal tersebut dan kita harus berani mengatakan, “Sekarang, saat inilah waktu terbaiknya”.
Meskipun kita tidak tahu kapan perubahan yang kita lakukan itu memberikan hasil, tetapi dibutuhkan keberanian dari dalam diri sendiri untuk menjalankannya sehingga kita dapat melakukan langkah awal dari perubahan tersebut, karena jika kita sebagai ASN tidak berusaha mengubahnya sendiri, kita akan tetap terjebak dalam persepsi-persepsi negatif masyarakat tentang ASN.
ADVERTISEMENT
Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11 yang artinya:
Perubahan itu pasti diperlukan dan tentunya akan terjadi pada diri kita sebagai manusia. Namun perubahan tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu proses dan dukungan dari berbagai pihak untuk menjalankannya, dan yang terpenting perlu keberanian diri untuk memulainya saat ini juga.