Ucapan Terima Kasih dan Mohon Maaf untuk Kang Deddy Dores

Rahman Tanjung
Widyaiswara Ahli Madya BKPSDM Kabupaten Karawang, Dosen STIT Rakeyan Santang Karawang
Konten dari Pengguna
27 April 2021 20:25 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahman Tanjung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ucapan terima kasih. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ucapan terima kasih. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin pembaca akan bertanya saat pertama kali membaca judul tulisan ini. Apa hubungannya almarhum Kang Deddy Dores dengan saya? Mengapa saya harus berterima kasih pada beliau?
ADVERTISEMENT
Tenang, saya pasti akan menjelaskannya di sini, tapi izinkan saya dulu untuk sedikit menyampaikan secara singkat siapa Deddy Dores ini, khawatirnya ada sebagian dari Anda yang belum mengenal beliau.
Almarhum Dedi Suriadi atau yang lebih dikenal dengan Deddy Dores adalah seorang musisi Indonesia yang cukup lama malang melintang di blantika musik Indonesia, yang merujuk pada data dari wikipedia, beliau sudah mulai terjun ke dunia musik sejak tahun 1969.
Selain sebagai penyanyi, beliau juga dikenal sebagai pencipta lagu dan pencetak beberapa penyanyi terkenal. Salah satunya adalah almarhumah Nike Ardilla, yang lagunya menjadi hits sepanjang masa. Seperti misalnya, Bintang Kehidupan, Seberkas Sinar dan Menanti Kejujuran.
Naaah, sekarang akan saya jelaskan di sini maksud dari judul tulisan saya. Ini ada hubungannya dengan tulisan saya sebelumnya yang berjudul Dedi Dores, Akhirnya Jadi PNS yang publish sejak 13 April 2021
Statistik Artikel Saya di Kumparan (Sumber: Kumparan.com)
Sebagai pemula, saya tak menyangka tulisan yang saya tulis tersebut mendapat view yang cukup banyak. Berdasarkan data statistik dari kumparan per 21 April 2021, tulisan saya telah dilihat sebanyak 30.643 kali. Ini bagi saya merupakan pencapaian yang luar biasa, di mana saya mulai menulis di kumparan sejak mengikuti pelatihan menulis di media dengan bimbingan dari coach Fathur dari ASNation pada tanggal 20 Maret 2021.
ADVERTISEMENT
Semua karena judul
Bermula dari rencana ASNation yang akan membukukan tulisan-tulisan ASN yang telah bergabung di dalamnya, di mana untuk dapat dibukukan, setiap penulis harus membuat tiga tulisan dengan tema yang berkaitan dengan Inspirasi ASN.
Sebelumnya tidak terpikirkan sama sekali untuk memberikan judul tulisan saya yang dikaitkan dengan Dedi Dores. Waktu itu saya hanya berusaha menulis sesuai dengan pengalaman yang saya alami ketika akan mengikuti seleksi CPNS.
Sesuai arahan dari coach Fathur dalam pelatihan menulis waktu itu, agar sebaiknya pemberian judul tulisan dilakukan setelah isi tulisan selesai dibuat, walaupun beliau menyebutkan bisa juga menentukan judul di awal.
Dari beberapa komentar pembaca atas tulisan saya tersebut, sebagian besar merasa tertipu, terkecoh atau terjebak oleh judul yang saya berikan. Padahal, tidak ada sedikit pun maksud saya untuk menipu, mengecoh atau menjebak pembaca. Karena dalam tulisan tersebut saya menjelaskan apa itu dedi dores.
ADVERTISEMENT
Saya mengira banyaknya view tulisan itu dikarenakan ada kata Dedi Dores. Belum lagi kata tersebut disambungkan dengan kalimat akhirnya jadi PNS. Hal tersebut mungkin yang membuat orang terpancing membaca tulisan saya.
Dari kejadian ini, saya bisa mengambil suatu pembelajaran, bahwa penentuan atau pemilihan judul suatu artikel, tulisan atau sejenisnya, sangat menentukan terhadap minat pembaca. Meskipun tentu kita tidak bisa asal memberikan judul sebuah tulisan dengan bombastis, tetapi isi tulisannya tidak terkait sama sekali dengan judul atau tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Bagi para pembaca yang pernah mengajukan judul Skripsi; Tesis; Disertasi atau sejenisnya, pasti memahami dan mengalami betapa penentuan judul harus benar-benar diperhatikan. Bahkan banyak juga yang sudah menentukan judul, tapi kemudian dicoret atau diubah oleh Dosen pembimbing.
ADVERTISEMENT
Dari hal-hal tersebut, dapat kita pastikan bahwa judul merupakan suatu bagian terpenting dalam sebuah karya tulis. Bahkan jika ada suatu tulisan artikel, buku, majalah, berita tidak diberikan judul, tentunya orang tidak akan tertarik membacanya.
Dalam buku Jurnalistik Praktis, karya Herman R.N (2008), bahwa judul hendaknya ditulis dengan menarik, singkat, padat, dan menggambarkan isi informasi yang disajikan. Oleh karena itu, sebenarnya sah-sah saja seorang pengarang atau penulis memberikan judul apa saja terhadap tulisannya. Namun memang sebaiknya judul yang diberikan harus sesuai dengan isi tulisannya.
Yaaa... walaupun judul artikel Dedi Dores, Akhirnya Jadi PNS tidak ada hubungannya sama sekali dengan penyanyi Deddy Dores, tetapi saya menjelaskan di dalamnya apa yang dimaksud dengan Dedi Dores tersebut (bukan pembelaan ya....)
ADVERTISEMENT
Bercanda anak 90-an
Ketika saya membuat tulisan tentang pengalaman saya menjadi PNS dalam artikel Dedi Dores, Akhirnya Jadi PNS tersebut, yang saya paling ingat adalah bahwa semua perjuangan saya untuk menjadi PNS tidak akan ada artinya tanpa adanya doa restu dari orang tua saya.
Kata doa restu tersebut akhirnya yang menuntun saya untuk memberikan judul tulisan saya dengan kata Dedi Dores yang artinya Dengan Diiringi Doa Restu. Kata tersebut sudah sejak lama saya tahu, karena biasa digunakan sebagai suatu candaan gaul dalam obrolan anak remaja saat itu (era 90-an).
Mungkin bagi sebagian anda yang juga sama dengan saya sebagai anak 90-an, pasti tidak asing dengan istilah-istilah gaul seperti Dedi Dores tersebut. Karena ada banyak lagi istilah serupa yang sering digunakan pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Sebut saja istilah Titi DJ yang diartikan dengan Hati-Hati Di Jalan, Pamer Paha alias Padat Merayap Tanpa Harapan, Dedi Dores Tua atau Dengan Diiringi Doa Restu Touring Aman. Naaah, kalau ada yang bilang, aku sudah Memes, bisa diartikan sudah telanjur sayang. Karena Memes yang juga ibunda Kevin Aprillio adalah penyanyi yang lagu hits nya adalah Telanjur Sayang.
Terima kasih dan mohon maaf
Terlepas dari apa yang telah saya sampaikan dalam tulisan ini, sebagai penulis pemula saya sangat bangga dan senang tulisan saya bisa dibaca dan direspons banyak orang. Sehingga, tidak ada salahnya bila saya mengucapkan terima kasih kepada Almarhum Kang Deddy Dores. Karena dari nama beliau yang saya jadikan judul, membuat tulisan saya tersebut cukup banyak dibaca orang.
ADVERTISEMENT
Namun, saya juga minta maaf bila ada beberapa orang yang merasa tertipu atau terjebak dengan judul tulisan saya tersebut atau ada yang menganggap saya mempermainkan nama beliau. Karena seperti yang saya sampaikan di awal, tidak ada maksud sedikit pun untuk membohongi atau menjebak para pembaca atau bahkan mempermainkan nama beliau.
Terlebih lagi, saya telah menjelaskan tentang Dedi Dores tersebut dan saya juga merupakan pengagum karya-karya musik beliau.
Dari tulisan saya tentang Dedi Dores, Akhirnya Jadi PNS, saya berpikir mungkin ada hal lain juga yang bisa diambil hikmahnya selain tentang pentingnya sebuah judul tulisan. Yaitu dalam segala hal kita harus melihatnya dari semua sudut pandang, bukan dari satu sudut saja. Karena bila kita menilai atau menyimpulkan sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja, tentunya bisa menimbulkan kesalahpahaman.
ADVERTISEMENT
Saya jadi teringat salah seorang Dosen saya yang bercerita tentang empat orang yang belum pernah melihat Kambing sebelumnya, kemudian ditanya tentang berapa jumlah kaki yang dimiliki seekor Kambing.
Orang pertama yang melihat Kambing dari depan, dia menjawab ada dua, kemudian orang kedua yang melihat Kambing dari belakang menjawabnya ada dua. Selanjutnya orang ketiga yang melihat kambing dari sisi sebelah kanan menjawabnya ada dua, dan begitu juga dengan orang keempat yang melihat dari sisi sebelah kiri, menjawabnya ada dua. Kalau begitu apakah bisa disimpulkan Kambing memiliki delapan kaki?
Mudah-mudahan bagi anda yang sudah berkenan membaca tulisan saya tersebut, saya ucapkan terima kasih dan bagi anda yang merasa terjebak, terkecoh atau tertipu dengan judul tulisan saya tentang Dedi Dores, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena tidak ada maksud saya untuk menipu atau mengecoh anda.
ADVERTISEMENT