Konten dari Pengguna

Semangat Menghidupkan Ramadhan di Tengah Pandemi COVID-19

Rudi Sirojudin Abas
Pemerhati Pendidikan, Budaya, dan Agama. Praktisi Pendidikan di MTs Darul Fitri Leles-Garut
13 April 2021 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rudi Sirojudin Abas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ramadan Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ramadan Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ramadhan yang penuh berkah kembali datang. Kedatangannya senantiasa dinanti-nanti oleh orang beriman. Sebagai orang beriman, sepantasnya lah kita menyambut kehadiran bulan ramadhan dengan penuh rasa suka cita, bergembira dan bersyukur, sebab ramadhan merupakan bulan rahmat, bulan ampunan, dan bulan pembebasan dari api neraka.
ADVERTISEMENT
Ramadhan menjadi saat yang paling tepat untuk memperbaiki diri, berintrospeksi diri (muhasabah), bertobat dan memperbanyak permohonan ampun (istigfar) kepada Allah SWT, bertutur kata baik, menahan amarah, berbagi harta, menebar kasih sayang terhadap sesama, serta saling memaafkan satu sama lain sebagai wujud representasi orang bertakwa.
Ramadhan kali ini, kita masih diuji oleh Allah SWT dengan wabah Covid-19. Pola ibadah ramadhan tahun ini pun tidak berbeda jauh dengan tahun kemarin, yakni adanya pembatasan pola ibadah yang sifatnya mengundang kerumunan banyak orang. Misalnya, untuk wilayah zona merah dan oranye Covid-19, pelaksanaan salat wajib (fardu) dan salat tarawih dianjurkan untuk dilaksanakan di rumah masing-masing. Begitupun untuk kegiatan "bukber" (buka puasa bersama), dianjurkan agar tidak dilaksanakan secara besar-besaran mengingat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk wilayah kategori hijau dan kuning Covid-19, pemerintah membolehkan pelaksanaan salat wajib dan tarawih, serta acara "bukber" dilakukan secara berjemaah, namun harus tetap mematuhi protokoler kesehatan. Misalnya, dalam pelaksanaan salat berjemaah, masyarakat diimbau untuk tetap menjaga jarak, memakai masker, serta membawa sajadah dari rumah masing-masing. Sementara untuk kapasitas ruangan masjid hanya boleh diisi dengan jumlah 50 persen jemaah.
Sebagai seorang muslim sejati, keadaan seperti saat ini harus disikapi dan dihadapi dengan hati yang tenang (sakinah). Tetap melaksanakan ibadah-ibadah di bulan ramadhan dengan penuh keikhlasan. Tertanam dalam hati sebuah keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan jalan kemudahan bagi orang-orang yang bertakwa dalam menghadapi berbagai musibah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Ath-thalaq [65]: 4 "Wa man yattaqillaaha yaj'al lahuu min amrihii yusraan" yang artinya: "Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam berbagai urusannya."
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, jika dalam hati kita sudah terpancar rasa ikhlas, tabah, tawakal, serta sabar dalam menghadapi berbagai macam musibah, maka sesulit apa pun persoalan hidup akan dihadapinya dengan lapang dada. Dan akhirnya kekuatan iman akan semakin tumbuh dalam diri kita, sehingga kita akan tetap semangat dalam melaksanakan berbagai macam ibadah di bulan ramadhan meskipun masih dalam suasana pandemi.
Ramadhan adalah bulan mulia. Kebajikan-kebajikan yang dilakukan di bulan ini dilipat gandakan pahalanya. Pahalanya akan menjadi sebuah tabungan berharga yang di akhirat nanti dapat kita rasakan. Oleh karena itu, sungguh merugilah orang-orang yang tidak memanfaatkan kesempatan baik ini, berlalu begitu saja tanpa mengisi bulan ramadhan dengan berbagai aktivitas ibadah.
Sedikitnya ada tiga ibadah yang harus dilakukan oleh seorang muslim dalam rangka menghidupkan bulan ramadhan, yaitu:
ADVERTISEMENT
Pertama, berpuasa. Puasa merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap orang beriman berdasarkan firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 183 yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Para ulama menafsirkan bahwa puasa bermakna menahan diri (al-imsak), yakni menahan diri dari makan dan minum serta dari apa-apa yang dapat membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Untuk menjaga kesempurnaan pahala puasa, puasa itu tidak hanya sebatas menahan lapar dan dahaga saja, melainkan juga harus dapat menahan diri dari berbagai perbuatan dan ucapan yang dapat merugikan orang lain. Boleh jadi secara lahir seseorang itu berpuasa, tetapi secara batin dia tidak berpuasa karena masih berkata dusta, menyebarkan berita bohong (hoax) menggunjing orang (ghibah), mengadu domba (namimah), bersumpah palsu, serta berkata jorok maupun kotor (rofats).
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkannya dalam meninggalkan makan dan minum (puasa)." (HR. Bukhari).
Kedua, memperbanyak bacaan (tilawah) Al-Quran. Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran sebagai kitab suci yang menjadi pedoman dan petunjuk hidup bagi setiap muslim. Sebaik-baik aktivitas di bulan ramadhan selain berpuasa adalah berinteraksi dengan Al-Quran. Tidak cukup hanya membaca dan menghapalnya saja, tetapi juga harus diiringi dengan usaha untuk mentadabburinya serta menghayati isi maupun makna yang terkandung di dalamnya.
Terlebih apabila bersedia mengajarkannya kepada orang lain, maka kita akan termasuk pada golongan muslim yang terbaik sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya, "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (kepada orang lain)." (HR. Bukhari).
ADVERTISEMENT
Ketiga, menghidupkan malam Lailatul Qadar. Ramadhan merupakan bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang penuh kemuliaan yang disediakan Allah untuk hamba-hamba-Nya yang beriman. Beribadah satu malam pada saat Lailatul Qadar setara dengan beribadah pada seribu bulan.
Berkenaan dengan itu, Allah SWT berfirman yang artinya, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukan kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr [97]: 1-3).
Tiga poin di atas hanyalah sebagian kecil indikator dalam rangka menghidupkan bulan ramadhan. Tentu masih banyak indikator-indikator lain yang bisa kita lakukan berdasarkan keterangan-keterangan yang ada dalam Al-Quran maupun hadis, termasuk di dalamnya adalah salat tarawih.
Akhirnya, dengan berbekal kekuatan iman dan takwa, semoga kita dapat diberikan kemudahan dalam melaksanakan berbagai macam ibadah lainnya di bulan ramadhan ini.
ADVERTISEMENT
Amin.**
**Rudi Sorijudin Abas, Pemerhati Pendidikan, Budaya, dan Agama. Praktisi Pendidikan di MTs Darul Fitri Leles-Garut.