Karakter Seorang Pemimpin

Akbar Mia
ASN Kemenpora yang juga seorang adventurir. Menyukai kegiatan luar ruang, hiking, beladiri dan olahraga, terutama Aikido, jogging dan memanah. Alumnus program pascasarjana UI konsentrasi Kajian Stratejik Pengembangan Kepemimpinan
Konten dari Pengguna
24 Maret 2024 0:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pikiran berbentuk otak berisikan berbagai karakter (Gambar: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pikiran berbentuk otak berisikan berbagai karakter (Gambar: pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seri The Art of Leadership
Dalam upaya mencapai sasaran atau mewujudkan tujuan organisasi atau kelompok, seorang pemimpin perlu menjaga pengaruh kepada para pengikutnya agar para pengikutnya senantiasa terjaga motivasi dan semangatnya. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan pengikutnya dalam perjalanan menuju tujuannya. Sikap atau karakter seorang pemimpin dalam menjalankan organisasi dan memotivasi para pengikutnya, memiliki peran yang sangat penting, yang turut menentukan keberhasilan kerja tim.
ADVERTISEMENT
Agar seorang pemimpin dapat terus menjaga pengaruhnya dalam rangka mengarahkan para pengikutnya untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan, diperlukan adanya beberapa karakter atau sikap yang menunjang untuk itu. Karakter yang perlu dimiliki seorang pemimpin, yaitu:
1. Empati
Seorang pemimpin selaiknya memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan kerjanya, terutama terhadap para pengikutnya. Rasa kepedulian atau empati terhadap kondisi para pengikut harus terus dipupuk dan dikembangkan, karena kondisi para pengikut memiliki kaitan langsung dengan proses pencapaian tujuan. Sang pemimpin harus menyediakan waktu apabila pengikutnya memerlukannya. Dalam hal ini, kecerdasan emosional sang pemimpin akan sangat berguna dalam merasakan kondisi pengikutnya.
Termasuk dalam empati yaitu menghargai orang lain. Pepatah mengatakan “put yourself in other’s shoes”. Mencoba menempatkan diri dalam posisi orang orang lain akan membuat kita mampu merasakan bagaimana Perasaan orang lain dalam suatu situasi tertentu. Misalnya, bagaimana lawan bicara perasan lawan bicara kita apabila saat lawan bicara kita sedang berbicara sedangkan kita malah sibuk memainkan gawai atau menguap.
ADVERTISEMENT
2. Jujur
Banyak orang yang mengatakan bahwa saat ini kejujuran merupakan salah satu hal yang langka ditemukan. Seorang pemimpin yang senantiasa jujur kepada para pengikutnya akan menumbuhkan kepercayaan para pengikutnya. Kepercayaan ini merupakan salah satu modal dasar kepemimpinan. Para pengikut utamanya mau mengikut sang pemimpin karena percaya sang pemimpin akan mampu mengarahkan mereka semua menuju tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan.
3. Komunikatif
Komunikasi yang benar-benar dari hati dan berlandaskan kejujuran, akan senantiasa dapat menyentuh siapapun. Hati yang sudah tersentuh akan lebih mudah untuk digerakkan dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran organisasi atau kelompok.
Pola komunikasi yang baik juga diperlukan agar sang pemimpin mampu menyampaikan arahan-arahan, saran atau bimbingan yang diperlukan dalam rangka mencapai sasaran. Sebaliknya, pola komunikasi yang baik juga diperlukan agar sang pemimpin mampu menjadi pendengar yang baik terhadap para pengikutnya.
ADVERTISEMENT
4. Adil
Pengikut yang merasakan kesetaraan satu sama lain, tidak terdapat pembedaan atau diskriminasi, akan semakin terpacu untuk mempersembahkan kinerja terbaiknya. Karakter adil seorang pemimpin akan menghindarkan dari kecemburuan sosial diantara para pengikut yang dapat berakibat pada rendahnya kinerja atau produktifitas. Dengan bersikap adil, sang pemimpin juga akan semakin dihargai dan dihormati para pengikutnya, maupun pemangku kepentingan lainnya.
5. Bertanggung jawab
Dalam kehidupan dan berorganisasi, resiko merupakan yang sangat mungkin terjadi. Untuk itu, seorang pemimpin harus sudah siap dan mempersiapkan para pengikutnya dalam menghadapi semua kemungkinan. Sebagai figur utama, seorang pemimpin tidak boleh melepaskan tanggung jawab apalagi melemparnya ke orang lain.
Pemimpin harus bijak dalam menyikapi segala sesuatu, terutama permasalahan yang timbul. Mengumpulkan informasi yang valid, dari berbagai sudut pandang, akan sangat membantu dalam mengambil keputusan yang bijak.
ADVERTISEMENT
6. Membangun tim
Pada tahun 1675, Isaac Newton pernah menyebut suatu kalimat, “standing on the shoulders of Giants”. Kalimat ini sangat pas untuk menggambarkan bahwa dalam mencapai sasaran atau mewujudkan tujuan, diperlukan kinerja kelompok yang baik. Sebanyak apapun personil yang ada, apabila tidak terbangun kerja tim, maka kinerja yang dihasilkan tidak akan optimal. Seorang pemimpin bertugas membangun tim dengan mengembangkan potensi tiap-tiap pengikutnya. Setiap kesuksesan yang diraih, yakinlah bahwa itu bukanlah hasil pencapaian pribadi semata. Ada kerja banyak orang didalamnya, bahkan hingga ke elemen terkecil. Bahkan mesin yang paling hebat sekalipun, mungkin akan tidak dapat berfungsi dengan baik, apabila kehilangan salah satu baut atau komponennya.
7. Percaya diri
Sebagai figur utama, seorang pemimpin harus selalu tampil penuh percaya diri, bagaimanapun kondisi yang sedang dihadapi. Sikap ini juga dapat menjaga kepercayaan diri dan optimisme para pengikut, terutama saat sedang menghadapi masalah terlebih dalam masa krisis. Namun demikian, meskipun seorang pemimpin tidak boleh menunjukkan rasa tidak percaya diri, seorang pemimpin juga sebaiknya tidak menampilkan kepercayaan diri yang terlalu tinggi. Kepercayan diri yang terlalu tinggi seringkali berujung pada meremehkan, yang kadang membuat bias penilaian.
ADVERTISEMENT
8. Kreatif
Dari waktu ke waktu, seorang pemimpin akan dituntut untuk mempraktekkan kreatifitas. Baik dalam bentuk membina hubungan dengan para pengikut, dalam memecahkan masalah, dalam berkomunikasi, dalam mengarahkan jalan menuju pencapaian tujuan, maupun kreatifitas dalam bentuk-bentuk lain. Kreatifitas ini diperlukan untuk menyegarkan suasana dan memecahkan kebuntuan.
9. Manajemen waktu
Banyaknya hal yang menuntut perhatian, serta waktu yang harus dicurahkan, membuat seorang pemimpin harus dapat mengatur waktu dengan baik. Sebagai figur utama, atau panutan, seorang pemimpin selaiknya berkerja lebih keras dari siapapun. Karenanya ia harus mampu mengelola waktunya dengan baik. Penerapan skala prioritas dapat digunakan dalam hal ini, selain juga mendelegasikan sebagian tugas secara efektif, yang juga berguna menjadi media pembelajaran bagi para pengikut yang mendapat pendelegasian tugas.
ADVERTISEMENT
Waktu merupakan sumber daya yang sangat terbatas maka seorang pemimpin yang baik akan menerapkan manajemen waktu dalam memanfaatkannya. Sebagaimana dinyatakan Imam Syafi’I bahwa "Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan." Karena waktu yang sudah berlalu tidak mungkin diulang Kembali, seberapapun keras berusaha, seberapa banyakpun yang dikorbankan.
10. Integritas
Sosok pemimpin adalah representasi dari apa yang ia ucapkan dan lakukan, a leader is a man of his word. Integritas merupakan kata yang mudah diucapkan namun cukup sulit dilakukan, terutama saat dihadapkan pada konflkik kepentingan. Sosok-sosok seperti Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso bisa menjadi contoh nyata sosok pemimpin yang memegang teguh integritasnya meski berhadapan dengan konflik kepentingan dan keluarga. Integritas seorang pemimpin dapat menjadi salah satu landasan dasar kekuatan pengaruh kepemimpinannya.
Ilustrasi Pemimpin yang bahu membahu saling membantu menuju kesuksesan (Gambar: Freepik)
Salah satu contoh karakter kepemimpinan dalam dunia nyata, yaitu karakter yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad. Diketahui bahwa terdapat 4 (empat) karakter wajib Nabi Muhammad, yaitu Shidiq (jujur), Amanah (terpercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathanah (cerdas). Terlihat bahwa pada dasarnya keempat karakter wajib Nabi Muhammad tersebut sebetulnya merupakan karakter dasar kepemimpinan. Selain Shidiq yang sudah dibahas secara terpisah sebelumnya, “Amanah” dapat dihubungkan dengan karakter adil, bertanggung jawab dan integritas, “Tabligh”, dapat dikaitkan dengan karakter komunikatif, dan percaya diri, sedangkan “Fathanah” dapat dikaitkan dengan karakter kreatif, manajemen waktu, membangun tim, dan empati.
ADVERTISEMENT