Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Warisan Kepemimpinan: Mengubah Kehidupan, Menyisakan Ingatan
25 Februari 2025 14:55 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Akbar Mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Seri The Art of Leadership
“Legacies are not the result of wishful thinking. They are the results of determined doing. The people you see, the decisions you make, and the actions you take – they are what will tell your story”.
ADVERTISEMENT
(James M. Kouzes and Barry Z. Posner, A Leader’s Legacy)
Sebagaimana yang kita ketahui, pergantian kepemimpinan adalah sebuah keniscayaan, pewarisan estafet kepemimpinan tidak terhindarkan. Namun, pengaruh dari seorang pemimpin tidak akan hilang begitu saja. Seorang pemimpin yang baik akan senantiasa mendapat tempat di hati para pengikut atau anggotanya. Sekali menjadi pemimpin, selamanya akan menjadi pemimpin.
Pepatah mengatakan, “People come and go. What he/she touches, remains”. Dalam kehidupan ini, adanya orang yang datang dan pergi adalah kepastian. Akan selalu ada orang yang hadir dalam hidup kita, dan kemudian pergi. Namun demikian, sejarah yang telah mereka torehkan akan senantiasa ada.
Terutama bagi seorang pemimpin, yang telah menyentuh hidup begitu banyak orang, tentunya kehadirannya akan mewarnai kehidupan orang-orang tersebut. Mengenai apa dampak yang dihasilkan, apakah positif atau negatif, semuanya tergantung kita. Kitalah pemimpin-pemimpin itu, karena pada hakikatnya kita semua adalah pemimpin.
ADVERTISEMENT
Seorang bijak pernah mengatakan bahwa sepatutnya pada usia 20 tahun kita semua sudah bisa menjawab pertanyaan, “apa cita-cita kita?”. Lalu pada usia 40 tahun, kita harus bisa menjawab pertanyaan, “apa yang ingin kita tinggalkan/wariskan?”, dan pada usia 60 tahun bisa menjawab pertanyaan, “kita ingin dikenang sebagai apa, saat kita sudah meninggalkan dunia ini?”.
Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang visioner, patut direnungkan oleh setiap orang yang ingin mengembangkan dirinya. Terutama pada pertanyaan terakhir, yang membawa kita pada perenungan panjang, mengenai cita-cita akhir kehidupan. Bagi setiap pemimpin yang baik, meninggalkan kesan dan kenangan yang baik, merupakan salah satu tujuan utama proses kepemimpinannya.
Berapa banyak pemimpin dengan kapasitas dan kapabilitas kepemimpinan yang baik pada awalnya, namun kemudian bisa tergelincir pada jalan yang salah, hingga pada akhirnya menorehkan nama yang kurang baik dalam catatan sejarah. “History is written by the victors”, demikian kalimat terkenal yang konon diungkapkan oleh Winston Churcill. Sejarah ditulis oleh para pemenang, dan para pemimpin yang baik akan menjadi pemenang dengan menorehkan kenangan yang baik di mata para pengikut dan koleganya.
ADVERTISEMENT
Sebelum kita membahas bagaimana membuat warisan kepemimpinan, perlu kita jelaskan terlebih dahulu definisi warisan kepemimpinan itu sendiri. Kris Fannin menyatakan bahwa warisan kepemimpinan adalah bagaimana kita ingin orang lain mengingat dampak dan waktu-waktu saat kita sedang menjadi seorang pemimpin. Sementara bagi Andrew Thorn, warisan kepemimpinan adalah kenangan yang ingin kita tinggalkan setelah kita tidak lagi memimpin.
Dalam perjalanan kepemimpinan seseorang, kadangkala seorang pemimpin dapat terjebak dalam rutinitas atau hanya memfokuskan pada sasaran semata, sang pemimpin terlalu sibuk ingin meninggalkan jejak pencapaiannya, namun melupakan satu pertanyaan penting; bagaimana ia ingin dikenang?
Satu pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat penting bagi setiap pemimpin, karena dapat memengaruhi cara dan pola kepemimpinannya. Tidak hanya memengaruhi cara kerja, pertanyaan ini dapat memengaruhi pola komunikasi, cara pengambilan keputusan, manajemen waktu, penyelesaian masalah, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa hal yang dapat diterapkan agar seorang pemimpin dapat meninggalkan warisan kepemimpinan yang baik, atau dengan kata lain, meninggalkan kesan dan dampak yang baik bagi orang lain;
1. Tetapkan warisan seperti apa yang ingin ditinggalkan.
Yang pertama harus dilakukan oleh sang pemimpin, adalah warisan seperti apa yang ingin ia tinggalkan. Apakah berupa sistem yang berjalan, keteraturan kerja, sasaran yang senantiasa tercapai, atau sebagai sosok yang sangat memperhatikan detail, mudah emosi, menyenangkan, atau yang lainnya.
Seorang manajer yang menjelang masa pensiunnya, tiba-tiba menyadari bahwa meskipun ia dikenal sebagai pribadi yang cukup ramah dan dapat mengontrol emosi, ternyata ia lebih dikenal sebagai seorang yang lebih peduli pada hasil dibandingkan orang-orang yang mencapai hasil tersebut. karena ia ingin nantinya dikenang sebagai orang yang benar-benar memerhatikan para anggotanya sebagaimana mestinya, maka ia mulai mengubah cara pandangnya sendiri dan kemudian cara kerjanya.
ADVERTISEMENT
2. Keinginan untuk melihat dan menerima orang lain sebagaimana adanya
Penerimaan terhadap orang lain merupakan salah satu kunci agar orang lain juga dapat menerima kita apa adanya. Hal ini membantu kita dan juga orang lain untuk dapat saling melihat sifat asli masing-masing dan menyelami kekuatan dan kelemahan masing-masing.
3. Mendukung orang lain dengan sepenuh hati memercayainya
Sebagai seorang pemimpin, dukungan yang diberikan terhadap para pengikut merupakan suatu pendorong yang sangat efektif untuk mendekatkan pemimpin dan pengikut, sekaligus mendorong pengikut untuk berani tampil sebagai calon-calon penerus estafet kepemimpinan.
4. Respek, mendengarkan dan menciptakan ketahanan emosi
Menjaga emosi mungkin saja sudah bukan hal baru bagi seorang pemimpin yang baik, namun di kalangan anggota atau pengikut, hal ini mungkin merupakan hal yang masih perlu dipelajari dalam jangka panjang. Sikap respek dan mau mendengarkan yang ditujukkan pemimpin akan mampu menguatkan ketahanan emosi anggota atau pengikut. Dalam jangka panjang, ketika sang anggota atau pengikut mengenang bagaimana ini memiliki kemampuan tersebut, ia akan senantiasa mengenang sang pemimpin yang dahulu pernah mengajarkannya.
ADVERTISEMENT
5. Sasaran kinerja yang jelas
Sasaran kinerja organisasi kadangkala muncul dalam bentuk yang tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, sehingga diperlukan kontinuitas gerak organisasi dalam mengejar sasaran tersebut. Disinilah peran pemimpin dalam mengomunikasikan sasaran tersebut dan membagikan visi bersama.
6. Mengutamakan orang lain
Sikap mengutamakan orang lain biasanya akan memiliki bekas yang mendalam bagi orang yang mendapatkan perlakuan demikian. Di dunia yang semakin materialistis dan invididual, perlakuan baik dan merasa diutamakan, bagaikan oase di tengah padang pasir tandus. Akan selalu lekat dalam ingatan, sepanjang zaman.
7. Memimpin dengan keteladanan
Saat ini kita hidup dalam era disrupsi, dimana banyak terlihat praktek integritas yang tergerus oleh kepentingan pragamatis atau sesaat. Bentuk keteladanan yang dicontohkan seorang pemimpin akan mendapatkan tempat khusus dalam hati dan pikiran yang melihat langsung keteladanan tersebut.
ADVERTISEMENT
8. Teguh pendirian terutama saat menghadapi krisis atau keadaan yang sulit
Cara kita memandang dan menghadapi masa sulit, merupakan keterampilan yang perlu selalu diasah. Pemimpin yang membawa anggota atau pengikutnya melewati masa-masa krisis akan senantiasa dikenang atas jasa-jasanya.
9. Menolong orang lain mencapai potensinya
Menolong orang mencapai potensinya, merupakan tugas yang sangat mulia. Bagi seorang pemimpin, selain sebagai tugas, juga sebagai cara meningkatkan kapasitas dan kapabilitas anggota atau pengikut, yang nantinya akan menunjang kinerjanya dalam mencapai sasaran organisasi.
Setiap kita akan melewati berbagai episode kehidupan. Pepatah mengatakan, ketika satu pintu tertutup, maka pintu lainnya akan terbuka. Dalam perjalanan kepemimpinannya, seorang pemimpin akan melewati berbagai episode ketika ia menyelesaikan tugas kepemimpinan di suatu waktu, untuk kemudian melanjutkan tugas kepemimpinan di waktu lainnya.
ADVERTISEMENT
Penyiapan pewarisan kepemimpinan tidak hanya dilakukan di penghujung kehidupan saja, namun juga di setiap akhir episode yang dijalani. Keputusan dan penyikapan seluruhnya berada di tangan kita, seperti apa warisan yang akan kita tinggalkan, bagaimana kita ingin dikenal oleh para pengikut dan kolega, dampak apa yang kita berikan pada hidup mereka semua.
Dalam kehidupan, kita akan selalu memiliki kemungkinan berhadapan dengan orang-orang yang disifati sebagai “energy sucker”, penyedot energi, alias orang-orang yang dapat menghilangkan kesenangan atau gairah hidup. Sebagian dari orang-orang tersebut bahkan ada yang memiliki posisi sebagai atasan kita sendiri. Namun, kenyataan tersebut tidaklah kemudian dapat kita jadikan alasan untuk kita meninggalkan warisan yang buruk. Bagaimana kita ingin dikenang, apa dampak yang kita bisa berikan untuk mengubah hidup orang-orang disekeliling kita agar menjadi lebih baik, kendalinya berada di tangan kita sepenuhnya.
ADVERTISEMENT