Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Seberapa Serius Ancaman Kenaikan Permukaan Laut bagi Indonesia?
25 November 2024 14:48 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Rusydi Ibrahim Irsyad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim kini menjadi permasalahan global yang tak bisa diabaikan. Salah satu dampak seriusnya adalah kenaikan permukaan laut yang terus terjadi akibat mencairnya es di kutub dan pemanasan suhu laut. Fenomena ini memiliki dampak besar bagi manusia, lingkungan, dan ekonomi, khususnya bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Namun, pertanyaan yang harus kita renungkan bersama adalah: apakah kita benar-benar siap menghadapi ancaman ini?
ADVERTISEMENT
Kenaikan permukaan laut bukan lagi ancaman masa depan, tetapi telah menjadi kenyataan yang kita hadapi saat ini. Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2021, permukaan laut global meningkat rata-rata 3,7 mm per tahun sejak 2006. Tren ini merupakan percepatan yang signifikan dibandingkan abad sebelumnya. Untuk Indonesia, dampaknya sangat nyata. Data dari Badan Informasi Geospasial (BIG) menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut berpotensi menenggelamkan sekitar 2.000 pulau kecil pada tahun 2050 jika tren ini tidak dihentikan.
Wilayah pesisir seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya kini kerap dilanda banjir rob, memperburuk kondisi masyarakat yang sudah rentan. Sebagai contoh, kawasan utara Jakarta telah mengalami penurunan tanah (land subsidence) hingga 25 cm per tahun, mempercepat dampak dari kenaikan air laut. Tanpa tindakan nyata, banyak masyarakat pesisir akan kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian, dan bahkan identitas budaya mereka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Indonesia adalah rumah bagi ekosistem pesisir yang sangat kaya, seperti mangrove, padang lamun, dan terumbu karang, yang semuanya terancam oleh kenaikan air laut. Jika ekosistem ini hilang, dampaknya tidak hanya pada keanekaragaman hayati, tetapi juga pada ekonomi masyarakat yang bergantung pada sumber daya laut.
Saya percaya bahwa ancaman kenaikan permukaan laut ini memerlukan respons yang lebih serius dan terkoordinasi. Sayangnya, selama ini perhatian terhadap isu ini seringkali terfokus pada mitigasi karbon, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca, tanpa cukup memprioritaskan adaptasi lokal yang dapat melindungi masyarakat pesisir.
Misalnya, pembangunan tanggul di daerah pesisir sering dijadikan solusi utama oleh pemerintah. Namun, tanggul bukanlah solusi jangka panjang karena kenaikan permukaan laut akan terus berlangsung. Tanggul juga sering kali menyebabkan perubahan ekosistem pantai yang merugikan, seperti terganggunya habitat mangrove dan berkurangnya area pemijahan ikan. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih holistik dibutuhkan, seperti restorasi ekosistem pesisir yang dapat memberikan perlindungan alami.
ADVERTISEMENT
Ekosistem mangrove, misalnya, memiliki peran penting dalam melindungi garis pantai dari abrasi dan banjir rob. Selain itu, mangrove mampu menyerap karbon dalam jumlah besar, membantu mitigasi perubahan iklim secara keseluruhan. Namun, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa sekitar 52% mangrove Indonesia dalam kondisi rusak. Ini adalah alarm bahwa kita harus segera mengambil tindakan untuk memulihkan ekosistem ini.
Adaptasi terhadap kenaikan permukaan laut sangat penting karena dampaknya tidak dapat sepenuhnya dihindari, bahkan jika kita menghentikan emisi karbon hari ini. Pemanasan global yang sudah terjadi akan terus menyebabkan pencairan es di kutub dan ekspansi termal air laut. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu fokus pada langkah-langkah adaptasi seperti:
ADVERTISEMENT
1. Restorasi Ekosistem Pesisir: Selain mangrove, padang lamun dan terumbu karang juga perlu dilindungi karena berfungsi sebagai benteng alami terhadap ombak besar.
2. Peningkatan Tata Ruang Berbasis Risiko: Daerah-daerah pesisir dengan risiko tinggi perlu diatur ulang agar lebih tahan terhadap banjir dan erosi.
3. Edukasi Masyarakat Pesisir: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ancaman ini akan membantu mereka mempersiapkan langkah mitigasi mandiri.
Selain adaptasi, kolaborasi internasional juga menjadi kunci. Negara-negara maju, yang bertanggung jawab atas sebagian besar emisi karbon, harus memberikan dukungan teknologi dan finansial kepada negara berkembang seperti Indonesia. Pendanaan adaptasi ini sangat penting untuk membangun infrastruktur tahan iklim dan melindungi masyarakat yang rentan.
Kenaikan permukaan laut adalah ancaman nyata yang memerlukan tindakan segera. Jika kita tidak bertindak, dampaknya akan sangat merugikan generasi mendatang. Namun, ancaman ini juga memberi peluang untuk merefleksikan cara kita berinteraksi dengan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Restorasi ekosistem, perencanaan tata ruang yang berkelanjutan, dan kerja sama global adalah langkah penting untuk memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi negara kepulauan yang kaya akan budaya dan keanekaragaman hayati. Sebagai masyarakat, kita juga harus mendukung kebijakan pemerintah yang pro-lingkungan dan berpartisipasi aktif dalam upaya mitigasi serta adaptasi.
Pada akhirnya, pertanyaannya bukan hanya apakah kita siap menghadapi kenaikan permukaan laut, tetapi apakah kita siap berubah untuk menyelamatkan masa depan kita? Jawaban atas pertanyaan ini tergantung pada seberapa berani kita bertindak hari ini.