Konten dari Pengguna

Gerakan Feminisme: Bentuk Pemberontakan Perempuan?

Safina Raisa
Mahasiswa Universitas Airlangga, Program Studi Ilmu Komunikasi
12 Mei 2023 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Safina Raisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Logo Feminisme | Foto: Canva
zoom-in-whitePerbesar
Logo Feminisme | Foto: Canva
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui, di zaman teknologi yang sudah canggih ini muncul banyak nya paham-paham baru, termasuk paham feminisme. Sebelum itu, yuk kenalan sama feminisme!
ADVERTISEMENT
Sering engga sih kalian mendengar kalimat diatas, girls? Mungkin sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ya. Perlakuan seperti diatas lah yang mendorong para feminis atau para wanita untuk angkat bicara. Lalu, apakah menjadi bagian dari feminisme merupakan bentuk pemberontakan? Yuk kita bahas.
Feminisme sendiri berasal dari kata Prancis yaitu femininine yang artinya wanita/kewanitaan atau sesuatu yang berhubungan dengan wanita. Dengan kata lain, Feminisme merupakan gerakan atau komunitas yang memperjuangkan hak perempuan. Feminisme sudah Namun, penganut paham feminisme ini tidak hanya kaum perempuan saja, ada beberapa kaum laki-laki yang mendukung paham ini dan ikut andil didalam nya.
ADVERTISEMENT
Banyak pihak yang berpendapat bahwa feminisme merupakan hal yang negatif dikarenakan gerakan tersebut dianggap menurunkan “tahta” pria. Kenyataan nya mereka hanya ingin disetarakan dan mendapatkan hak nya sebagai manusia.
Jawaban nya adalah belum. Bisa dilihat dari mendominasi nya laki-laki dalam bangku kepemimpinan cukup menjadi jawaban bahwa stigma “wanita tidak bisa menjadi pemimpin” masih melekat dalam pikiran masyarakat. Hal itu juga tidak bisa dipungkiri bahwa wanita yang menjadi pemimpin seringkali menjadi hal yang kontroversial dan perdebatan antara pihak feminisme dan pihak awam.
Masyarakat berdalih bahwa perempuan saat ini diperlakukan adil dan setara. Namun, ketika perempuan angkat bicara mengenai hak nya, tidak sedikit orang yang merasa bahwa perempuan terlalu banyak menuntut dan berkata bahwa seharusnya perempuan diam dan menurut saja. Ya, memang benar sekarang perempuan diberi peluang yang sama, namun itu semua tidak bisa menjadi faktor terjadinya keadilan bagi para perempuan, masih banyak hal yang menjadi penghambat itu semua.
Agenda/Program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) | Foto: SDGs Bappenas
Kesetaraan gender menjadi salah satu faktor berkembang nya sebuah negara. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam salah satu isi dari program Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dapat diartikan bahwasannya menyukseskan kesetaran gender merupakan strategi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pemikiran feminisme tentang kesetaraan gender perlu kita tanamkan dalam diri kita sendiri. Pihak pemerintahan dan seluruh masyarakat juga harus ikut andil dalam mempromosikan dan memperjuangkan hak para perempuan dan seluruh umat di dunia.