Konten dari Pengguna

Perjuangan Wanita Tangguh: Novel Layar Terkembang ST. Takdir Alisjahbana

Saya adalah mahasiswi semester 3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kegiatan saya yaitu sebagai mahasiswi aktif di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Saya suka menulis cerita fiksi, novel, dan menulis puisi.
29 Oktober 2023 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salma Jasmine Kamal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Novel sastra fiksi ini berjudul Layar Terkembang yang ditulis oleh ST. Takdir Alisjahbana merupakan seorang sastrawan terkenal dikenal sebagai tokoh bahasa yang reformasi bahasa Indonesia menjadi bahasa Nasional, diterbitkan pada tahun 1937 di Balai Pustaka, jumlah total halaman kurang lebih 201 halaman dengan nomor ISBN 979-407-065-3. Novel ini disajikan dalam bentuk fisik, novel ini juga tersedia dalam bentuk digital untuk memudahkan para pembaca untuk membaca novel tersebut.
ADVERTISEMENT
Novel "Layar Terkembang" terdapat tiga manusia di cover buku tersebut, menurut saya konsep buku ini terlalu biasa dengan pemilihan warna tidak begitu cerah yaitu berwarna kuning dan hitam membuat saya berulang kali berpikir untuk membeli dan membacanya. Setelah saya mengetahui bahwa isi dari cerita novel tersebut membuat saya cukup tertarik untuk membacanya karena mengisahkan perjuangan wanita Indonesia dalam mencapai cita-cita yang mereka inginkan, dan menceritakan seorang kakak-beradik mempunyai sifat dan karakter yang sangat jauh berbeda. Sehingga membuat saya tertarik untuk membacanya hingga akhir.
Novel Layar Terkembang ini menceritakan tentang sosok kakak beradik bernama Tuti dan Maria merupakan anak dari Raden Wiriaatmaja. Bagian isi cerita yang paling saya sukai yaitu ketika kakak-beradik ini memiliki sifat yang sangat jauh berbeda, Tuti sebagai seorang kakak yang selalu serius dan aktif dalam berbagai kegiatan wanita. Sedangkan Maria adalah adik yang lincah dan periang setiap yang di dekatnya terasa menyenangkan. Kisah ini dimulai ketika Tuti dan Maria bertemu dengan seorang laki-laki bernama Yusuf di pasar ikan. Yusuf adalah mahasiswa kedokteran di salah satu universitas yang berada di Jakarta. Sejak saat itu, terjalinnya perasaan jatuh cinta diantara Yusuf dan Maria.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Tuti ingin sekali memiliki seorang kekasih seperti adiknya. Ada seorang laki-laki bernama Supomo yang memberikan surat cinta untuk Tuti, akan tetapi pria itu bukan idamannya, lalu ia menolak cintanya. Sejak saat itu hari-harinya disibukan dengan kegiatan organisasi dan melakukan kegemarannya yaitu membaca buku untuk melupakan angan-anganya memiliki seorang kekasih. Kisah cinta Yusuf dan Maria terus berlangsung tanpa mereka sadari, hubungan Yusuf dan Maria mempengaruhi sikap Tuti yang sering memikirkan diri sendiri dan melamun. Ini membuat perasaan iri yang dirasakan Tuti melihat kebahagiaan mereka berdua. Hubungan Yusuf dan Maria ke tahap jenjang pernikahan.
Menjelang pernikahannya Maria mendadak terkena demam malaria, Tuti merawatnya dengan penuh kesabaran. Tetapi, keadaan maria semakin memburuk. Kemudian diputuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Setelah di periska oleh dokter, Maria Mengidap penyakit TBC. Dokter yang merawat keadaannya menyarankan agar Maria dibawa ke rumah sakit TBC di Pacet, Sindanglaya Jawa Barat. Perawatan yang dijalaninya berjalan sebulan lebih lamanya. Namun keadaannya tidak mengalami perubahan, Maria merasakan kondisi kesehatannya makin menurun. Tampaknya ia sudah pasrah dan menerima keadaannya.
ADVERTISEMENT
Kondisi kesehatan Maria semakin hari semakin memburuk lalu Maria menghembuskan nafas terakhirya di usia 22 tahun dengan meninggalkan pesan kepada kakaknya yaitu Tuti untuk menggantikan posisinya sebagai istri Yusuf. Akan tetapi, Tuti tidak mau menjalankan keinginan adiknya untuk terakhir kalinya. Maria terus membujuk Tuti untuk menikah dengan Yusuf. Meskipun berat, Tuti dan Yusuf akhirnya mau menerima permintaan Maria untuk terakhir kalinya dari orang yang sama-sama mereka cintai. Tuti dan Yusuf melakukan proses pertunangan. Tidak lama kemudian keduanya menikah dan hidup selamanya.
Menurut saya novel ini memiliki kelebihan di dalamnya yaitu isi cerita yang cukup menarik dan tersusun sangat rapih. Alur yang ditulis dijelaskan dengan secara runtut yaitu dari pengenalan, klimaks, antiklimaks, hingga penyelesaian yang sangat dramatis. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Latar cerita dalam novel ini di masa budaya ketimuran dan budaya belanda masih kental sekali. Novel ini memiliki banyak sekali pesan moral yang bisa kita petik sebagai bentuk pembelajaran. Kisah cerita dalam novel ini mengingatkan setiap manusia pasti akan mempunyai pasangan hidup jika Sang Penguasa telah menakdirkannya yang mana akan menjadi pasangan hidup kita dikala suka maupun duka.
ADVERTISEMENT
Menurut pendapat saya novel ini terdapat kekurangan juga di dalamnya yaitu terletak dalam pemilihan cover yang tidak menarik, pemilihan warna sampul pada bukunya yang tidak bervariasi. Bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu bahasa Melayu membuat para pembaca sulit untuk memahaminya. Pemilihan kata-kata di dalamnya tidak efektif sehingga terdapatkan kalimat ambigu yang menimbulkan salah pengertian pembacanya. Pemakaian bahasa yang tidak inovatif dalam dialog antar tokoh, membuat para pembaca tidak tertarik unruk melanjutkan ceritanya hingga akhir.