Konten dari Pengguna

Ekonomi Kerakyatan: Perkembangan Pemikiran Tokoh Ekonomi Aliran Klasik

SALMA NURBAITI -
Mahasiswi aktif Ekonomi Syariah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri.
27 September 2023 9:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SALMA NURBAITI - tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perkembangan Pemikiran Tokoh Ekonomi Aliran Klasik (Ilustrasi oleh Salma Nurbaiti)
zoom-in-whitePerbesar
Perkembangan Pemikiran Tokoh Ekonomi Aliran Klasik (Ilustrasi oleh Salma Nurbaiti)
ADVERTISEMENT
Ekonomi Kerakyatan adalah sebuah konsep ekonomi yang menekankan peran aktif masyarakat dalam mengelola sumber daya ekonomi mereka, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Konsep ini berakar dari pemikiran-pemikiran tokoh ekonomi klasik seperti Adam Smith (1723-1790). Adam Smith, seorang filsuf ekonomi terkemuka dari Abad Pencerahan, memberikan landasan pemikiran yang kuat untuk pengembangan konsep ekonomi kerakyatan.
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi perkembangan pemikiran Adam Smith dalam konteks ekonomi kerakyatan. Kita akan melihat bagaimana pemikiran Smith tentang pasar bebas, kepentingan pribadi, dan peran pemerintah mempengaruhi pandangan ekonomi yang lebih inklusif dan berorientasi pada masyarakat. Melalui pemahaman terhadap pemikiran Adam Smith, kita dapat menggali dasar-dasar teoritis yang mendukung upaya membangun ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.
Biografi Singkat
Biografi Singkat (Ilustrasi oleh Salma Nurbaiti)
Adam Smith adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran Kirkcaldy pantai timur Skotlandia dekat Edinburgh pada Juni tahun 1723. Ayahnya juga bernama Adam Smith yang bekerja sebagai pengawas pabean di Kirkcaldy. Walinya juga bernama Adam Smith yang bekerja sebagai kolektor pabean di kota yang sama, sedangkan sepupunya juga bernama Adam Smith yang juga menjadi pengawas pabean di Alla. Pada usia 14 tahun, Smith masuk ke Glasgow University kemudian mendapat beasiswa ke Oxford. Di sana dia belajar Sastra Yunani dan Latin Klasik, sastra Inggris dan Prancis, seni, serta filsafat. Setelah lulus dia menjadi Profesor Filsafat Moral di Universitas Glasgow antara 1751-1763.
ADVERTISEMENT
Karya besar pertamanya adalah “Theory of Moral Sentiments” yang diterbitkan pada tahun 1759 dan menjadikannya pemikir Skotlandia yang sangat berpengaruh pada saat itu. Pada tahun 1764 Smith pergi ke Prancis dalam rangka menjadi seorang tutor bagi anak-anak Charles Townsend seorang anggota parlemen Inggris, dan di sanalah dia bertemu dengan para pemikir-pemikir besar dari Prancis seperti Voltaire, Turgot, Quesnay, dan lain sebagainya, sehingga Smith yang mengawali pusat perhatian pemikirannya pada bidang logika dan etika, menjadi mengarahkan pemikirannya kepada masalah-masalah ekonomi.
Salah satu buah hasil karya pemikirannya saat di Prancis yang melalui proses penelitian yang cukup panjang adalah The Wealth of Nation yang sangat fenomenal hingga saat ini, dan karya itu kemudian mengalami beberapa kali cetak ulang dan diterjemahkan ke bahasa-bahasa asing lainnya. Setelah publikasi hasil karyanya tersebut, Smith diangkat menjadi komisioner pabean di Edinburgh, dan menghabiskan waktu untuk merevisi buku-bukunya yang telah diterbitkan. Dia menjalani hidup sederhana meskipun dia memiliki pensiunan tetap, dan selama bertahun-tahun dia mendermakan sebagian besar pendapatannya secara sembunyi-sembunyi. Dan dia tinggal di Edinburgh hinggal sisa akhir hidupnya pada tahun 1790.
ADVERTISEMENT
Karya Pemikiran
Karya Pemikiran (Ilustrasi oleh Salma Nurbaiti)
Sebagai seorang pendukung kebebasan alamiah, Smith percaya pada pemerintahan yang hemat namun kuat. Menurutnya terdapat 3 (tiga) tujuan pemerintah (Danhert: 1974)89, yaitu: (1) Mengangkat negara dari barbarisme rendah menuju tingkat kemakmuran tertinggi dengan cara damai; (2) memberikan pajak yang rendah; (3) memberikan pelayanan administrasi yang adil dan toleran.
Secara lebih rinci dan spesifik, Smith mendukung beberapa hal terkait pemerintahan, yaitu: (1) Perlunya pendanaan yang cukup untuk milisi yang bertugas membela negara; (2) Sistem hukum yang bisa melindungi kebebasan hak milik, untuk menjamin perjanjian dan pembayaran utang; (3) kerja publik, seperti jalan, kanal, jembatan, pelabuhan, dan proyek infrastruktur ; (4) pendidikan umum menyeluruh untuk mengimbangi efek aliensi dan penurunan mental akibat spesialisasi (pembagian kerja) sistem kapitalisme. (Smith 1965, dalam Skoulsen: 2009) 90.
ADVERTISEMENT
Dalam masalah kebijakan fiskal, Smith mendukung adanya anggaran berimbang dan menentang adanya utang publik yang besar. Dia mendukung privatisasi, penjualan (tanah-tanah konglomerat) sebagai cara untuk menaikkan pendapatan dan menciptakan kemakmuran. Dia berpikir bahwa pemerintah harus se-minimal mungkin memberikan campur tangan dalam kehidupan privat dan aktivitas ekonomi sebagai warga negara, dan dia juga mengatakan bahwa mengakhiri perang tidak akan menghasilkan pengangguran besar-besaran. Selain beberapa hal tersebut, setelah Smith mengecam adanya sistem pajak yang ruwet dan tidak adil, dia menganjurkan adanya pemotongan pajak luar negeri, meskipun dia mendukung adanya undang-undang bunga dan pajak progresif.
Dalam hal kebijakan moneter, walaupun Smith menolak ide bahwa satu-satunya sumber kekayaan adalah emas dan perak, namun dia mendukung sistem moneter yang stabil berdasarkan emas dan perak, dan mendukung doktrin perbankan yang bebas. Smith menentang “Teori Kuantitas Uang” oleh Irving Fisher yang menyatakan bahwa “tingkat harga akan naik atau turun sebanding dengan perubahan dalam persediaan uang”. Dalam tulisannya yang berjudul “Digression on Silver” Smith menunjukkan bahwa ternyata harga sangat bervariasi ketika persediaan perak (uang) meningkat.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan pertumbuhan ekonomi, Smith mengusulkan penghematan dan investasi modal sebagai unsur penting dalam pertumbuhan ekonomi sebagai bagian dari pandangan makro ekonominya.
Dia menekankan bahwa kunci penting pertumbuhan ekonomi bukan hanya kebijakan pemerintah, lingkungan usaha yang kompetitif dan manajemen bisnis yang sehat, tetapi juga tabungan dan penghematan. Smith juga menjelaskan perlunya investasi modal dan mesin penghemat tenaga kerja sebagai elemen vital dalam menaikkan standar hidup masyarakat.
Dalam hal perdagangan internasional, Smith membela perdagangan bebas dan pasar bebas, sehingga karena pandangan “kebebasan alamiahnya” dan pendapatnya tentang sistem usaha bebas yang kompetitif yang mengatur diri sendiri dan pemerintahan yang terbatas. Dalam paparannya tersebut dia meyakinkan tentang kebebasan ekonomi akan membantu membebaskan dunia dari merkantilisme dan intervensi negara yang berlebihan. Sehingga banyak orang mengatakan bahwa tanpa rintisannya tersebut, bisa saja revolusi industri macet dan berjalan sangat lambat. Sehingga dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa fokus utama pemikiran Smith adalah “peningkatan” individu melalui “kesederhanaan dan perilaku yang baik”, menabung dan berinvestasi, perdagangan dan devisi kerja, pendidikan, pembentukan kapital, dan pengembangan teknologi baru. Secara umum dia lebih tertarik untuk meningkatkan kemakmuran ketimbang pemerataan kemakmuran.
ADVERTISEMENT
Selain pemikiran-pemikiran Smith tentang pertumbuhan ekonomi, pemikiran Smith lainnya yaitu tentang mikro ekonomi salah satunya adalah tentang “Teori nilai” yaitu teori biaya produksi, walaupun semula menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Ongkos produksi menentukan harga relatif barang, sehingga tercipta dua macam harga, yakni “harga alamiah” dan “harga pasar” dalam jangka panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan dengan teori tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai.
Smith mengembangkan ilmu ekonomi yang begitu kuat dengan terfokus pada konsep “Invisible Hand (tangan gaib)” yang menurutnya menciptakan kemakmuran dan bagaimana faktor-faktor produksi akan menciptakan lebih banyak kesempatan bagi seluruh masyarakat untuk mengumpulkan kekayaan. Peran tuan tanah, buruh, dan kapitalis dalam menciptakan nilai tidak terlalu dibahas dalam bukunya, namun isinya begitu kritis. Karena Smith fokus pada pertumbuhan, bukan distribusi pendapatan. Menurut Smith juga bahwa sumber kekayaan bangsa adalah lahan, tenaga kerja, ketrampilan dan modal. Dengan demikian, timbul persoalan pembagian pendapatan yakni upah untuk pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa untuk tuan tanah. Tingkat sewa tanah akan meningkat, sedangkan tingkat upah menurun, dengan asumsi berlaku dana upah, dan lahan lama-kelamaan menjadi kurang subur, sedangkan persaingan tingkat laba menurun yang akhirnya mencapai kegiatan ekonomi yang stationer.
ADVERTISEMENT
Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan spesialisasi. Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dalam hal ini meningkatkan permintaan dan perluasan pasar.
Pasar Bebas
Pasar Bebas (Ilustrasi oleh Salma Nurbaiti)
Adam Smith dikenal sebagai pendiri konsep pasar bebas dalam ekonomi. Pemikiran ini mengusung gagasan bahwa ketika individu-individu mengejar kepentingan pribadi mereka di pasar tanpa campur tangan pemerintah, akan tercipta efisiensi ekonomi. Smith percaya bahwa pasar yang tidak terhambat oleh regulasi berlebihan akan menghasilkan inovasi, persaingan sehat, dan alokasi sumber daya yang optimal. Namun, penting diingat bahwa Smith juga mengakui pentingnya etika dalam kehidupan ekonomi, yang tercermin dalam karyanya “The Theory of Moral Sentiments.”
Pemikiran Adam Smith tentang pasar bebas menjelaskan bahwa pasar tidak boleh pemerintah ikut campur tentang harga pasar biarlah harga terjadi sesuai kondisi pasar yang ada. Pemerintah mempunyai peranan yang terbatas pada penyediaan dan pengembangan infrastruktur serta menjalankan administrasi pemerintahan. Perspektif ekonomi Islam terhadap pemikiran Adam Smith tentang pasar bebas dalam teori ekonomi Islam yaitu bahwa teori ekonomi Islam tidak menentukan harga. Ini menunjukkan bahwa ketentuan harga itu diserahkan kepada mekanisme pasar yang alamiah impersonal. Bahwa harga di pasar sesuai dengan kehendak Allah yang sunnatullah atau hukum supply and demand.
ADVERTISEMENT
Kepentingan Pribadi
Kepentingan Pribadi (Ilustrasi oleh Salma Nurbaiti)
Smith memahami bahwa kepentingan pribadi adalah pendorong kuat dalam perilaku manusia. Namun, dia berpendapat bahwa ketika individu-individu mengejar kepentingan pribadi mereka di pasar, ini dapat menguntungkan masyarakat secara keseluruhan. Konsep ini dikenal sebagai “tangan gaib” (invisible hand), yaitu ide bahwa tindakan individu yang bermotivasi oleh keuntungan pribadi dapat secara tidak sengaja mengarah pada kesejahteraan umum jika pasar beroperasi secara efisien.
Peran Pemerintah
Peran Pemerintah (Ilustrasi oleh Salma Nurbaiti)
Meskipun Smith mempercayai pasar bebas, dia juga mengakui bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban sosial dan ekonomi. Pemerintah harus memastikan perlindungan hukum, mengelola infrastruktur, dan memberikan layanan publik yang mendasar. Selain itu, Smith mengakui kebutuhan untuk mengatur beberapa aspek pasar, seperti mencegah monopoli dan memastikan persaingan yang sehat. Peran pemerintah dalam menciptakan regulasi yang seimbang adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa hasil ekonomi yang diperoleh dari pasar bebas dapat merata dan berdampak positif pada masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami dasar-dasar pemikiran Adam Smith tentang pasar bebas, kepentingan pribadi, dan peran pemerintah, kita dapat mengembangkan pendekatan ekonomi yang lebih inklusif dan berorientasi pada masyarakat. Ini melibatkan seimbang antara kebebasan individu dalam bertransaksi ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan regulasi yang tepat guna untuk mengatasi ketidaksetaraan, menjaga lingkungan, dan menciptakan kesempatan yang lebih luas bagi seluruh masyarakat. Dalam konteks ekonomi kerakyatan, konsep-konsep ini dapat membantu menciptakan fondasi bagi ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.