Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Misteri Kekuatan Dalang : Antara Dedikasi, Mitos, dan Realita
1 Maret 2025 10:42 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Salma Oktaviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam pewayangan, dalang dianggap sebagai personifikasi atau bayangan Tuhan karena ia yang menciptakan serta menggerakkan cerita kehidupan pada wayang. Sebagaimana yang dikemukakan Wiyono (2021) , kisah pewayangan tentu saja tidak dapat dipisahkan dari peran seorang dalang.
Untuk menjadi seorang dalang tentunya tidak mudah bagi sembarang orang, karena dalang adalah pekerjaan yang sulit serta memiliki risiko terkena serangan jantung akibat duduk selama bejam-jam tanpa sistem mekanisme.
ADVERTISEMENT
Namun, ada juga yang beropini bahwa dalang memakai popok agar tidak menahan pipisnya. Orang-orang terus berpikir dan memberi opini bahwa tidak mungkin jika manusia biasa kuat duduk, berbicara dan bergerak selama berjam-jam lamanya.
Opini tersebut dibantah oleh beberapa dalang. Mereka mengatakan bahwa selama pementasan, mereka juga merasakan kelelahan. Bahkan, selama menjadi dalang mereka tidak melakukan ritual dan mantra untuk tetap kuat selama pementasan.
Jika dalang merasakan tidak tahan ingin buang air saat pementasan, biasanya ia mencoba terus fokus dan menikmati pementasan agar keinginan tersebut tidak terasa. Jika dalang merasa kehausan biasanya ia minum setelah bagian perang dalam cerita wayang selesai karena bagian ini menandakan bahwa waktu pementasan hampir selesai. Mengenai duduk tanpa kesemutan mungkin karena sudah terbiasa, tetapi bisa saja dalang merasakan kesemutan dan akhirnya sedikit menggeser kakinya agar lebih nyaman.
Namun, tidak semua dalang melakukan hal yang sama seperti di atas. Di daerah Bali Sebelum dalang melakukan pementasan wayang, ia harus melakukan sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal magis yang diperoleh dari sebuah ritual dengan mengucapkan mantra. Menurut Sri Mulyono (1983: 28) , mitos ini biasanya menceritakan tentang kejadian bumi, langit, nenek moyang, dewa, roh para leluhur, dan upacara-upacara yang berhubungan dengan kepercayaan. Hal ini dipercaya dapat menjauhkan dari segala roh jahat serta membersihkan diri dan membuang kesialan.
ADVERTISEMENT