Konten dari Pengguna

Emotional Arousal: Membaca Berita Negatif Bisa Men-trigger Pembaca?

Salvia Neysa Syakira
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
30 Juli 2024 6:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salvia Neysa Syakira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay/Berita Terkini di Koran
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay/Berita Terkini di Koran
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi sering kita mendengar berita yang membuat kita langsung meringis dengan isi berita tersebut. Berita yang penuh dengan ketidakharusan, berita yang memakan korban, dan berita yang bisa saja merusak pikiran sang pembaca.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, beberapa mahasiswa yang gantung diri dikarenakan masalah internal yang men-trigger ia melakukan hal tersebut. Entah masalah keluarga, tidak balance-nya akademik, hingga masalah romansa yang menjadi salah satu penyebab mayoritas akan hal tersebut.
Atau contoh lain, korban pelecehan seksual yang terus saja bertambah kian hari, lagi-lagi korban bukan hanya dari perempuan saja, laki-laki pun bisa ikut menjadi korban. Berita-berita inilah yang terus mencuat hari demi hari.
Membaca berita merupakan salah satu cara agar kita bisa mendapatkan informasi. Dari beritalah kita akan mendapatkan informasi terbaru yang terjadi di masa kini.
Yang menjadi pertanyaan ialah, dengan maraknya berita seperti ini, apakah pembaca siap menerima trigger setelah membaca berita yang akan menimbulkan perasaan-perasaan negatif di dalam diri pembaca yang bisa saja memberikan sinyal kepada alam bawah sadar untuk melakukan tindakan negatif yang sama?
ADVERTISEMENT
Hal ini dijelaskan di dalam jurnal yang ditulis oleh Utami, dkk, pada tahun 2022, "Munculnya berbagai berita positif dan negatif ini dapat berperan besar dalam memicu kecemasan dan kepanikan masyarakat, dapat dilihat dari penelitian yang membuktikan bahwa menerima berita negatif dapat menimbulkan emotional arousal, yang merupakan ketergugahan emosi, baik emosi negatif atau positif yang diinterpretasi individu dari situasi yang intens."
Dari penjelasan tersebut, membaca berita dengan tajuk yang tidak mengenakkan di awal mungkin memang bisa mempengaruhi pembaca untuk mendapatkan trigger dari berita tersebut.
Karena hal itu, perlu adanya kesiapan mental pembaca dalam membaca berita, dengan cara tidak menelan mentah isi dari berita tersebut, sehingga kita bisa mengontrol perasaan negatif tersebut agar tidak menjadi trigger untuk melakukan hal negatif.
ADVERTISEMENT
Membaca suatu hal tidak semerta-merta membaca. Membaca juga harus didukung oleh literasi yang akurat, sehingga bisa memproses sesuatu informasi dengan matang.
Untuk itu, penting mengelola emosi dan melatih kemampuan literasi kita agar tidak terjadi hal buruk yang akan mempengaruhi diri untuk melakukan tindakan negatif ketika membaca berita.