Konten dari Pengguna

Literasi dengan Digitalisasi: Bisakah Kita Memanfaatkannya?

Salvia Neysa Syakira
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5 Juli 2023 20:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salvia Neysa Syakira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Janina Müller-Schmidt dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Janina Müller-Schmidt dari Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa itu literasi?
Siapa yang tidak tahu tentang literasi? Terlebih di zaman sekarang sudah banyak media informasi yang kerap kali menggunakan kata tersebut dalam penyampaian informasinya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, pada era Society 5.0 dimana sudah banyak teknologi yang menyelimuti ke dalam aktivitas sehari-hari, sangat mudah menemukan orang yang memakai gawai untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Proses revolusi industri yang sudah masuk di tahap digitalisasi ini memiliki dampak yang sangat signifikan, dulu tidak banyak orang yang bergantungan dengan teknologi, tapi sangat berbeda dibandingkan dengan zaman sekarang.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, tak bisa terus-menerus untuk tetap berada di cara yang lama, seiring zaman berubah masing-masing dari kita juga harus beradaptasi dengan perubahan yang telah terjadi. Dengan memanfaatkan secara optimal instrumen teknologi yang ada sebagai alat dan perantara untuk memajukan kualitas diri.
Sumber Foto: Firmbee dari Pixabay
Contoh digitalisasi
Sebagai contoh, media sosial menjadi salah satu penyebaran informasi yang telah digunakan oleh khalayak ramai, tentunya ada dampak positif dan negatif yang didapat. Maka dari itu pengoptimalan media sosial yang ada harus segera disadari agar tidak banyak pemuda yang mengonsumsi dampak negatif dari sosial media tersebut.
Berbagai macam contoh kemajuan di bidang teknologi dan informasi adalah menjamurnya platform-platform media dan aplikasi yang sekarang, seperti contoh penggunaan aplikasi Instagram, YouTube, WhatsApp, dll. Tentu saja dapat digunakan dalam rangka literasi. Bahkan, media sosial mampu menarik lebih banyak minat masyarakat terutama generasi muda yang sekarang hampir minim literasi.
Sumber foto: Mohamed Hassan dari Pixabay
Penyebab Bahayanya Digitalisasi
ADVERTISEMENT
Apa yang menyebabkan banyak pemuda yang tidak sadar betapa bahayanya instrumen teknologi apabila tidak dimanfaatkan dengan baik? Mereka terlena dengan adanya kemudahan akses untuk mencari hiburan seperti bermain game online. Dengan mudahnya akses tersebut bisa menghasilkan kecanduan yang disebabkan oleh produksi hormon dopamin yang terganggu.
ADVERTISEMENT
Apa yang harus dilakukan?
Dengan menyadari betapa banyaknya informasi yang sudah dikonsumsi, kita harus berhati-hati dengan informasi yang tidak jelas sumbernya. Banyak penulis yang membuat judul tidak relevan dengan informasi yang ditulisnya. Menulis hanya untuk keuntungan pribadi dengan mencantumkan clickbait yang dibesar-besarkan maknanya agar masyarakat tertarik membaca tulisannya.
Mengidentifikasi mulai dari gaya penulisan, format penulisan, dan konten yang disajikan relevan atau tidak dengan topik yang dibawakan oleh penulis. Untuk bisa mengidentifikasi tulisan seseorang tentunya kita juga harus sering membaca dan menganalisis banyak penulis yang memang sudah ahli dalam menulis. Sebab ini sangat membantu untuk membedakan mana tulisan yang hanya menggiring opini negatif atau tulisan yang bisa memberikan informasi yang jelas.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga memiliki kontribusi besar dalam hal ini, untuk melihat berbagai konten media massa dan juga media sosial yang digunakan tidak sesuai dengan faedahnya, dan hanya mengacaukan pemikiran masyarakat. Kejadian tersebut terjadi dikarenakan banyak stasiun televisi atau pembuat konten yang hanya mencari popularitas saja. Pemerintah sudah seharusnya berlaku tegas kepada pembuat konten tersebut dengan menerapkan peraturan-peraturan dan peninjauan kembali konten-konten yang telah beredar di masyarakat.
Tak hanya itu, sebagai pemuda sudah seharusnya berkontribusi sebagai agent of change pada zaman digitalisasi ini. Pemuda saat ini lebih cepat untuk menangkap dan mengaplikasikan instrumen teknologi, ini merupakan dampak yang sangat positif dan sudah seharusnya dimanfaatkan secara optimal agar menjadikan masyarakat saat ini berkualitas oleh isi konten yang bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Sebagai agent of change, menyadari dan memahami bahwa betapa bahayanya media sosial saat ini adalah sebuah keharusan, sebagai pemuda harus bisa beradaptasi dengan adanya kemajuan teknologi yang canggih ini. Masih maukah untuk terus tetap diam di dalam zona nyaman dengan kebodohan yang merajalela? Tentu kebodohan hanya akan mempersulit hidup. Generasi muda harus siap menganalisis dan mengidentifikasi dengan kritis hal-hal yang memang tidak benar, juga tidak mudah terprovokasi dengan hal yang belum diketahui kebenarannya, serta harus dengan lantang meneriakkan kebenaran untuk masa depan negara yang berintegritas.