Melihat Fenomena Drama Korea Start-Up di Indonesia

Tengku Salwa Nabila
Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia Jurusan Ilmu Komunikasi
Konten dari Pengguna
29 Juli 2021 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tengku Salwa Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poster Drama Start-Up. Sumber: Instagram/tvndrama.official
zoom-in-whitePerbesar
Poster Drama Start-Up. Sumber: Instagram/tvndrama.official
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu nih! Indonesia mudah menerima budaya baru terutama Korean Wave yang sudah ada sejak lama dan konsisten. Drama Korea atau Drakor menjadi salah satu asal mula munculnya Korean Wave di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tidak perlu diragukan lagi dengan banyaknya penggemar Drakor di Indonesia, apalagi selama masa pandemi seperti ini kita lebih sedikit beraktivitas dibandingkan sebelum pandemi. Nah, pasti banyak dari kita yang berusaha mencari kegiatan untuk mengisi waktu luang, salah satunya dengan menonton Drakor.
Dilansir dari CNN Indonesia, menurut data Forrester layanan OTT seperti Netflix pada kuartal pertama 2020 melampaui jumlah pelanggan baru global sebesar 80%. Netflix dilaporkan mendulang 15,77 juta pelanggan baru berkat pandemi virus Covid-19 yang membuat semua orang beralih ke streaming.
Saat bioskop tutup dan televisi hanya menyajikan berita tentang wabah corona, Drakor menjadi pilihan pelarian merehatkan pikiran dan mental. Kondisi ini mendorong penggunaan layanan streaming Video on Demand (VoD).
ADVERTISEMENT
Hasil survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan 842 dari 924 responden atau setara 91,1% menonton Drama Korea selama wabah. Jumlah ini meningkat 3,3% dari sebelum pandemi.
Banyak Drakor baru di masa pandemi bermunculan, jumlah peminat Drakor meningkat selama pandemi. Bahkan sebelum drama tersebut tayang, banyak orang sudah menunggu.
Salah satunya ada drama Korea Start-Up nih! Di ujung tahun 2020, Start-Up menjadi bahan perbincangan di media sosial. Kisah cinta segitiga yang dibalut bisnis dan teknologi dalam drama bisa membius banyak orang dan menjadi fenomena di Indonesia.
Selama kisah drama ini, netizen ramai membahas dua karakter yang berhasil merebut hati penonton Drakor. Ada Nam Joo Hyuk sebagai pemeran utama bernama Nam Do San dan Kim Seon Ho sebagai pemeran pendukung yang memerankan Han Ji Pyeong.
ADVERTISEMENT
Ketika persaingan Nam Do San dan Han Ji Pyeong memenangkan hati Seo Dal Mi yang diperankan oleh Bae Suzy, terjadilah kisah cinta segitiga yang justru menarik perhatian bahkan menimbulkan keriuhan diantara penggemar Drakor tersebut.
Start-Up membelah netizen dengan adanya Tim Nam Do San dan Tim Han Ji Pyeong. Media sosial menjadi riuh oleh kedua kubu tersebut. Mereka saling menjagokan idola masing-masing untuk bisa berakhir bahagia pada episode terakhir.
Fenomena ini dianggap sebagai gambaran lain dari kemampuan Drakor untuk menenggelamkan penonton dalam cerita dan menghasilkan hal-hal positif untuk drama tersebut.
Nyatanya, fenomena Start-Up tidak berhenti dengan siapa yang lebih layak bersama Seo Dal Mi. Tetapi, hal itu juga menarik perhatian pihak lain yang selama ini terkesan jauh dari citra “pecinta K-Drama”.
ADVERTISEMENT
Jika melihat media sosial lebih dalam, di mana influencer, selebriti bahkan pebisnis di Indonesia juga mengikuti dan membahas drama tersebut.
Siapa yang tak kenal dengan influencer satu ini? Serunya dengan jalan cerita drama Start-Up, membuat influencer Arief Muhammad tidak tinggal diam.
Arief lewat Instagramnya, ia dengan lantang menyatakan dukungannya untuk Han Ji Pyeong. “Dengan ini, saya, Arief Muhammad, menyatakan bahwa saya team Han Ji-pyeong” tulis Arief dalam captionnya. “Yang belain cowok aji mumpung macam Do-san minggir dulu.”
Unggahan tersebut tidak disetujui oleh istrinya. “Team Do San jangan mau kalah ya! Team kalau sayang harus berani tunjukin, ojo meneng-meneng bae,” tulisnya saat mengunggah foto Nam Do San di akun Instagramnya, Minggu, 8 November 2020.
ADVERTISEMENT
Selebriti seperti Prilly Latuconsina dan Sandra Dewi serta Merry Riana seorang pebisnis sekaligus motivator juga mengikuti dan membahas drama Korea Start-Up.
Selain itu banyak akun di media sosial yang biasanya membahas bisnis, investasi dan teknologi juga ikut membahas drama Start-Up, tentunya dari sudut pandang masing-masing.
Misalnya, mulai dengan tips berbisnis startup, tips bermain saham ala Han Ji Pyeong, atau mempelajari ketekunan dari sosok Nam Do San dan Seo Dal Mi. Tidak hanya itu, meningkatnya penjualan merchandise bertema Start-Up, menunjukan betapa populernya drama tersebut di tengah pasar serial global.
Di samping drama Korea Start-Up yang ramai diperbincangkan dan selalu menjadi trending di media sosial. Tetapi, menurut data Nielsen Korea Start-Up gagal meraih rating tertinggi sepanjang penayangan, yakni sebesar 5,4%.
ADVERTISEMENT
Drama yang tayang pada 17 Oktober 2020 tersebut membuat penonton sangat senang melihat bagaimana karakter Seo Dal Mi yang berevolusi menjadi CEO yang andal dan bagaimana Nam Do San menyampaikan pertumbuhan milenial saat ini.
Maka itu salah satu alasan Start-Up dinilai cocok bagi generasi milenial karena cerita yang mengandung pengetahuan tentang bagaimana mereka akan menghadapi masalah ketika memutuskan untuk memulai usaha rintisan. Apalagi generasi milenial saat ini sudah tertarik untuk membeli saham dan berlomba mencapai kesuksesan dengan merintis usaha.
Selain dari segi cerita yang dikemas menarik, drama Start-Up yang di tayangkan di Netflix tersebut menjadi salah satu alasan lainnya mengapa drama ini bisa menjadi fenomena di Indonesia bahkan manca negara.
ADVERTISEMENT
Menurut data Media Partners Asia (MPA) Netflix memimpin di negara Indonesia, Filipina, Singapura, dan Thailand, dengan 39% pangsa pasar. Netflix memiliki 3,3 juta pelanggan berbayar di keempat negara tersebut. Sedangkan data Korea Foundation, penggemar hallyu atau Korean Wave di Asia dan Oseania sekitar 72 juta pada tahun lalu.
Dengan Start-Up menayangkan pada platform layanan streaming seperti Netflix yang memiliki banyaknya pengguna dan penggemar Drakor di Indonesia, itulah membuat Drakor tersebut bisa terjangkau luas, banyak yang menonton dan menjadi fenomena di Indonesia karena ramai diperbincangkan di media sosial bahkan media besar di Indonesia.