Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
RDF sebagai Solusi Transisi Energi dan Pengelolaan Sampah di Indonesia
31 Oktober 2024 9:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Saori Arsy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Serpong, 25 Oktober 2024 – Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengadakan diskusi panel Bioshare Series #14 bertema “Manfaat RDF dalam Pencapaian Transisi Energi dan Pengelolaan Sampah di Indonesia.” Acara yang berlangsung secara Hybrid ini mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai lembaga, seperti USAID SINAR, Resilience Development Initiative (RDI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perindustrian, PT PLN Energi Primer Indonesia, PT Solusi Bangun Indonesia, dan DLH DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Direktur Bioenergi Edi Wibowo menekankan pentingnya kolaborasi antar sektor untuk mencapai pengelolaan sampah berkelanjutan dengan pemanfaatan RDF. “Transformasi sistem pengelolaan sampah adalah langkah strategis untuk mendukung transisi energi kita. RDF memungkinkan kita untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mencapai target Net Zero Emission pada 2060,” jelasnya.
Kebijakan Pengelolaan Sampah Menuju Energi Terbarukan
Arief Sumargi dari Direktorat Penangan Sampah KLHK memaparkan transformasi besar dalam sistem pengelolaan sampah nasional yang melibatkan RDF. “Kami berfokus pada strategi prioritas nasional dalam mendukung ekonomi hijau dan biru yang berkelanjutan. Tantangan sampah perkotaan dan laut ini harus ditangani secara komprehensif, termasuk dengan target zero waste dan zero emission pada 2050,” ungkapnya.
Dr. Hanny J. Berchmans, M.T., M.Sc., dari USAID SINAR, turut menambahkan, “Pengembangan RDF di Indonesia adalah solusi praktis dengan banyak manfaat—baik sebagai sumber energi alternatif maupun sebagai bahan bakar industri, khususnya untuk pengurangan emisi di sektor-sektor padat energi seperti semen.” Menurutnya, RDF juga berpotensi besar untuk mengurangi volume sampah di TPA secara signifikan.
Implementasi dan Dukungan Infrastruktur untuk RDF
ADVERTISEMENT
Dr. Niken Prilandita dari RDI menyoroti tantangan dalam pembangunan infrastruktur RDF dan kebutuhan investasi. “Pengembangan RDF Plant membutuhkan dukungan pendanaan yang memadai. Kami harus mempertimbangkan kelayakan proyek secara menyeluruh untuk menarik minat investasi,” paparnya. Menurut Dr. Niken, kendala utama pengembangan RDF terletak pada kompleksitas administratif dan tantangan keekonomian.
Pada sisi pembangkit listrik, Haris Hartanto dari PT PLN EPI menjelaskan bahwa RDF dapat mendukung program circular economy untuk mengurangi sampah di TPA dan meningkatkan ekonomi daerah. “Mengelola sampah melalui BBJP Plant berbasis ekonomi sirkular memberikan fleksibilitas dan memaksimalkan potensi RDF sebagai bahan bakar energi alternatif,” ujarnya.
Tantangan dan Potensi Pemanfaatan RDF di Industri
Membahas peluang RDF di industri semen, Dyah Paramita dari PT Solusi Bangun Indonesia menyatakan, “RDF bisa menjadi pengganti batubara di pabrik semen, yang sejalan dengan upaya dekarbonisasi industri. Namun, untuk memenuhi kapasitas ini, kita perlu kerja sama dengan berbagai industri lain karena belum semua wilayah memiliki akses dekat dengan pabrik semen.”
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh nyata, Satria Kharisma dari DLH DKI Jakarta menyoroti perkembangan RDF Plant di Bantargebang. “Dengan keterbatasan kapasitas TPST Bantargebang, RDF menjadi solusi strategis untuk mengurangi volume sampah harian. Selama Januari hingga Agustus 2024, kita telah mengirimkan sekitar 25.957 ton RDF ke offtaker, dan hal ini membantu mengurangi emisi karbon sebesar 82.404 ton CO₂,” jelasnya.
Komitmen Bersama Menuju Energi Bersih
Penutupan diskusi diakhiri oleh Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi, Trois Dilisusendi, yang menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mencapai keberlanjutan energi terbarukan. “Timbunan sampah dan ketergantungan pada bahan bakar fosil di Indonesia mengharuskan kita beralih ke RDF dan bahan bakar alternatif lainnya. Dengan strategi yang solid dan komitmen antar pihak, kita dapat mencapai lingkungan yang lebih bersih dan energi yang lebih berkelanjutan untuk masa depan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT