Konten dari Pengguna

Reshuffle Kabinet: Antara Kepentingan Rakyat dan Elite Politik

Saputra Malik
Pemerhati Hukum dan Kebijakan Publik. Anggota Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI).
15 September 2025 20:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Reshuffle Kabinet: Antara Kepentingan Rakyat dan Elite Politik
reshuffle kabinet diharapkan tidak hanya menjadi rutinitas politik, tetapi benar-benar menjadi energi baru bagi pemerintahan dalam mewujudkan Asta Cita, delapan program prioritas Presiden Prabowo.
Saputra Malik
Tulisan dari Saputra Malik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap kali isu reshuffle kabinet mengemuka, publik selalu dihadapkan pada dua pertanyaan mendasar: untuk siapa dan demi apa? Apakah pergantian menteri semata untuk meningkatkan kinerja pemerintahan demi kepentingan rakyat, atau justru untuk mengakomodasi kepentingan elite politik yang terus bergerak dinamis?
ADVERTISEMENT
Isu reshuffle kabinet selalu menjadi sorotan publik. Setiap kali Presiden melakukan perombakan kursi menteri, masyarakat menaruh harapan besar: semoga kali ini ada perubahan nyata.
Presiden Prabowo Subianto baru saja melakukan reshuffle kabinet kedua di masa kepemimpinannya. Sebanyak lima menteri diganti, yaitu Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Menteri Keuangan, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Menteri Koperasi, serta Menteri Pemuda dan Olahraga. Selain itu, ada satu menteri baru yang dilantik untuk memimpin Kementerian Haji dan Umroh, sebuah pos kementerian yang baru dibentuk.
Pelantikan para menteri tersebut berlangsung pada Senin, 8 September 2025, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode Tahun 2024–2029.
ADVERTISEMENT
Langkah reshuffle kali ini diharapkan tidak hanya menjadi rutinitas politik, tetapi benar-benar menjadi energi baru bagi pemerintahan dalam mewujudkan Asta Cita, delapan program prioritas Presiden Prabowo yang berorientasi pada pembangunan bangsa, kesejahteraan masyarakat, dan kedaulatan negara.
Presiden Prabowo Subianto melantik menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025). ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Reshuffle dan Demokrasi: Antara Harapan dan Kenyataan
Secara teori, reshuffle kabinet adalah hak prerogatif presiden yang dijamin konstitusi. Presiden berwenang mengangkat dan memberhentikan menteri sesuai Pasal 17 UUD 1945. Namun, dalam praktiknya, reshuffle tidak hanya persoalan kinerja, melainkan juga tentang peta koalisi politik, distribusi kekuasaan, dan kalkulasi elektoral.
Di sinilah demokrasi diuji. Demokrasi menuntut transparansi, akuntabilitas, dan keberpihakan kepada rakyat. Reshuffle seharusnya menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan memperbaiki tata kelola pemerintahan. Namun, seringkali publik melihat reshuffle sebagai ajang transaksi politik, di mana jabatan menteri menjadi bagian dari kompromi kepentingan elite.
ADVERTISEMENT
Reshuffle kali ini diharapkan bisa mengubah persepsi itu. Dengan menghadirkan figur-figur profesional dan berintegritas, pemerintah memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa reshuffle benar-benar untuk rakyat, sejalan dengan semangat Asta Cita: membangun kedaulatan pangan, memperkuat pertahanan, menciptakan lapangan kerja, hingga memastikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Momentum Perbaikan dan Pembangunan Bangsa
Kepentingan rakyat sejatinya sederhana: pemerintahan yang efektif, program yang tepat sasaran, dan pemimpin yang bersih serta kompeten. Reshuffle kali ini bisa menjadi momentum untuk memaksimalkan kinerja kabinet agar Asta Cita tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Apalagi, di tengah dinamika politik nasional yang terus bergerak, publik menginginkan pemerintahan yang fokus pada penyelesaian masalah rakyat, seperti stabilitas harga pangan, pengendalian inflasi, penciptaan lapangan kerja, dan penegakan hukum yang adil.
ADVERTISEMENT
Menjaga Demokrasi dalam Setiap Keputusan
Dalam negara demokratis, kekuasaan sejatinya berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Setiap keputusan politik, termasuk reshuffle kabinet, harus mengutamakan kepentingan publik. Transparansi proses, keterbukaan terhadap kritik, dan penilaian berbasis kinerja menjadi kunci agar reshuffle tidak kehilangan legitimasi.
Presiden Prabowo dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat demokrasi substantif demokrasi yang tidak hanya prosedural, tetapi benar-benar membawa kesejahteraan dan keadilan. Dengan demikian, reshuffle tidak dipandang sebagai bagi-bagi kursi, tetapi sebagai strategi untuk mempercepat tercapainya Asta Cita dan cita-cita luhur kemerdekaan: membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur.
ADVERTISEMENT
Dari Reshuffle Menuju Asta Cita
Reshuffle kabinet kali ini adalah ujian sekaligus peluang. Ia bisa menjadi momentum perbaikan jika dilakukan dengan pertimbangan profesionalitas dan kepentingan publik. Di tangan Presiden Prabowo, reshuffle diharapkan menjadi langkah strategis untuk memastikan Asta Cita benar-benar diwujudkan demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.