Konten dari Pengguna

Digitalisasi Membunuh Buku Cetak?

Aisyah Sahara Widjaya
Full time mahasiswa, part time penulis.
18 Desember 2024 18:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisyah Sahara Widjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku. Sumber: Freepik.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku. Sumber: Freepik.
ADVERTISEMENT
Berkembangnya teknologi yang semakin pesat dari masa ke masa tentunya menciptakan dampak positif dan juga negatif bagi dunia. Terlepas dari adanya dampak negatif, perkembangan teknologi justru lebih berdampak positif bagi masyarakat global, contohnya mendorong adanya digitalisasi.
ADVERTISEMENT
Digitalisasi adalah proses alih media dari bentuk cetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital. Dengan adanya digitalisasi, berbagai aspek kehidupan melingkupi politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan gaya hidup juga ikut terkena dampaknya.
Adanya digitalisasi tentu saja memudahkan masyarakat dunia dalam mengakses informasi dari suatu negara ke satu negara lainnya. Sebagai contohnya, peralihan berita lewat media koran ke platform online memudahkan banyak masyarakat hingga tingkat global mengakses berita tersebut dengan mudah. Bayangkan bila digitalisasi belum berkembang dan berita hanya bisa disebarkan lewat media koran, perluasan informasi dari satu individu ke individu lainnya tentu memakan waktu.
Namun, dampak digitalisasi tidak hanya terasa di dunia berita. Dunia literasi juga mengalami transformasi besar-besaran. Buku cetak yang dahulu menjadi satu-satunya prasarana bagi seseorang untuk membaca cerita, puisi, atau bahkan resep masakan kini menghadapi persaingan ketat dengan format digital. Hal ini melibatkan berbagai jenis literatur, seperti fiksi, berita, dan buku panduan, yang berangsur-angsur beralih ke platform digital.
ADVERTISEMENT
Digitalisasi dalam Dunia Fiksi
Dalam dunia fiksi, platform seperti Wattpad, AO3 (Archive of Our Own), dan e-book store seperti Kindle telah merevolusi cara orang membaca dan menulis cerita. Wattpad dan AO3 (Archive of Our Own) misalnya, kedua media platform tersebut menyediakan ruang bagi penulis pemula untuk mempublikasikan karya mereka secara gratis, sekaligus memungkinkan pembaca dari seluruh dunia untuk mengakses cerita tersebut kapan saja dan di mana saja. Kemudahan akses dan kata gratis yang berkaitan erat tersebut lah yang membuat buku fisik cetak menjadi kehilangan peminatnya dan berangsur-angsur mulai tak dilirik oleh generasi muda yang terbiasa dengan teknologi.
Keberadaan e-book dan juga toko buku online berbasis e-book juga memberikan keuntungan bagi pembaca. Para pembaca tak perlu repot pergi ke toko buku ataupun membawa buku fisik yang berat, cukup berdiam diri di rumah dengan ponsel pribadi atau perangkat pendukung seperti Kindle, berbagai ratusan bahkan ribuan buku dengan berbagai genre dapat diakses dengan begitu mudahnya. Meskipun beberapa orang masih menikmati pengalaman membaca buku cetak, kenyamanan yang ditawarkan oleh e-book sering kali menjadi alasan utama bagi banyak orang
ADVERTISEMENT
Pertanyaan utama yang muncul adalah "apakah buku cetak akan benar-benar punah?" Meskipun digitalisasi telah mengubah banyak aspek literasi, ada argumen bahwa buku cetak masih memiliki tempat di dunia modern. Banyak pembaca yang menikmati sensasi fisik dari memegang buku, mencium aroma halamannya, atau melihat koleksi mereka berjajar di rak. Buku cetak juga sering dianggap sebagai medium yang lebih aman untuk membaca dalam jangka waktu lama, karena tidak menimbulkan kelelahan mata seperti layar digital.
Namun, tidak bisa disangkal bahwa digitalisasi telah menggeser dominasi buku cetak, terutama di kalangan generasi muda yang lebih terbiasa dengan teknologi. Dengan semakin berkembangnya teknologi, buku digital dan platform online kemungkinan besar akan terus menjadi pilihan utama bagi banyak orang.
ADVERTISEMENT
Digitalisasi telah membawa perubahan besar dalam cara kita mengonsumsi literatur. Baik itu fiksi, berita, buku resep, atau panduan, format digital menawarkan kenyamanan dan aksesibilitas yang sulit disaingi oleh buku cetak. Meskipun buku cetak mungkin tidak sepenuhnya punah, keberadaannya kemungkinan besar akan menjadi lebih terbatas, menjadi pilihan bagi mereka yang menghargai pengalaman membaca secara fisik atau memiliki nilai sentimental terhadap medium tersebut.