Cerita Tarsudin yang Berangkat Haji dari Hasil Bertani dan Buruh Pasir

31 Juli 2017 2:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tarsudin, jemaah haji asal Banjarnegara. (Foto: Dok. kemenag.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Tarsudin, jemaah haji asal Banjarnegara. (Foto: Dok. kemenag.go.id)
ADVERTISEMENT
Tarsudin. Jemaah haji asal Banjarnegara, Jawa Tengah, baru selesai bermunajat di Raudhah Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Matanya tampak sembap usai berdoa di Masjid Nabawi.
ADVERTISEMENT
“Nama saya Tarsudin, asal Banjarnegara. Ikut dalam kloter 1 embarkasi Solo yang tiba di Madinah Jumat (28/7) malam,” kata Tarsudin, Minggu (30/7) waktu setempat.
"Pekerjaan saya sehari-hari adalah muat pasir di sungai yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah,” tambahnya.
Meski dirinya hidup dalam ekonomi yang pas-pasan, harapan dan keinginan Tarsudin untuk berangkat haji tidak pernah pudar.
Payung raksasa di tengah Masjid Nabawi (Foto: Imam Khairul Annas/Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Payung raksasa di tengah Masjid Nabawi (Foto: Imam Khairul Annas/Wikimedia Commons)
Pria berusia 49 tahun ini mengatakan, hasil buruh pasirnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Hasil buruh pasir yang ia peroleh pun tak menentu. Kadang dirinya mendapatkan uang 60 ribu, bahkan 20 ribu pun pernah ia peroleh.
“Pendapatan sehari-hari kadang mencukupi untuk keluarga, kadang juga tidak,” ungkap Tarsudin seperti dilansir Kemenag.
Ia pun tidak pernah patah semangat. Selain menjadi buruh pasir, Tarsudin juga bekerja sebagai petani dari lahan sewa pertahun.
ADVERTISEMENT
Setiap habis subuh Tarsudin berangkat ke ladang untuk bekerja hingga pukul delapan pagi. Setelah itu ia melanjutkan pekerjaan menjadi buruh pasir di sungai sekitar rumahnya sampai zuhur.
“Kadang habis zuhur saya berangkat lagi ke ladang,” ucapnya.
Ladang pertanian di lereng Sindoro. (Foto: Muhammad Naufal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ladang pertanian di lereng Sindoro. (Foto: Muhammad Naufal/kumparan)
Ladang sewaannya ditanami cabai dan singkong. Menurutn Tarsudin, jika kondisi sedang bagus, dalam setahun dia bisa memperoleh lima belas kali petik pohon cabai.
Alhamdulillah dari hasil bertani bisa ditabung untuk mendaftar haji pada tahun 2011. Dari pertanian, bisa melunasi (biaya haji) juga,” kata Tarsudin.
Alhamdulillah cabai kemarin harganya baik. Dan semua itu juga karena Allah memang menghendaki saya berangkat haji. Alhamdulillah Allah memang benar-benar welas asih,” sambungnya dengan penuh haru.
Tarsudin mengaku bahagia bisa bermunajat di Raudhah. Matanya berkaca-kaca saat ditanya soal harapan yang dipanjatkan kepada Allah.
ADVERTISEMENT
“Tadi berharap semoga ibadah haji saya diterima Allah. Saya menjadi haji yang mabrur. Semoga saya dan keluarga saya juga husnulkhatimah,” ungkap Tarsudin dengan suara memberat dan matanya mendadak sembab.
Selamat menunaikan ibadah haji untuk Tarsudin dan jemaah haji lain. Semoga mendapat haji mabrur! Amin.
Kakbah di Mekkah.  (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kakbah di Mekkah. (Foto: Wikimedia Commons)