Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Berbahaya! Diet, Anoreksia dan Bulimia
18 Desember 2022 20:56 WIB
Tulisan dari Saskia Sucitra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Makan seperti kamu mencintai dirimu sendiri. Bergeraklah seperti kamu mencintai dirimu sendiri. Bicaralah seperti Anda mencintai diri sendiri. Bertingkah seperti Anda mencintai diri sendiri." - Tara Stiles
ADVERTISEMENT
Kalian tentu sering mendengar istilah diet dalam kehidupan sosial sehari-hari, tetapi pernahkah kalian mendengar istilah anoreksia dan bulimia? Diet ketat yang tidak sehat dapat memicu gangguan makan menyimpang, yang biasa dikenal dengan istilah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Gangguan makan tersebut biasanya terjadi pada anak remaja khususnya perempuan. Dorongan pelaku yang ingin memiliki kondisi fisik ideal bahkan sempurna, membuat mereka melakukan perilaku yang berdampak buruk untuk dirinya sendiri.
Masa remaja merupakan suatu tahapan kehidupan dimana terjadi perubahan pertumbuhan dan perkembangan pada diri seseorang. World Health Organization mengategorikan masa remaja ke dalam tiga fase yang berbeda, yaitu masa remaja awal (usia 10 hingga 13), masa remaja tengah (usia 14 hingga 16), dan masa remaja akhir (usia 17 hingga 19). Perubahan fisik dan psikis terjadi pada rentang usia tersebut, yang biasanya cukup dramatis terutama pada anak perempuan.
ADVERTISEMENT
Fokus pada perubahan fisik itu, seperti perubahan pada komposisi tubuh, juga munculnya permasalahan kulit yang beragam pada remaja perempuan. Perubahan bentuk tubuh dan munculnya berbagai permasalahan terkait kondisi tubuh mereka, yang terjadi secara cepat menyebabkan ketidakpuasan terhadap diri mereka sendiri, lalu berdampak pada citra tubuh yang dimilikinya.
Apa yang dimaksud dengan citra tubuh?
Citra tubuh adalah cara pandang dan penilaian seseorang terhadap ukuran atau bentuk tubuhnya, serta potensi orang lain membuat penilaian berdasarkan penampilannya (Honigman & Castle dalam Julianti, 2015). Citra tubuh yang dimliki seseorang bisa membawa dampak yang positif maupun negatif. Bagi setiap individu, memiliki citra tubuh yang positif sangatlah penting.
Persepsi yang baik, penerimaan diri, dan kepercayaan diri yang tinggi merupakan bagian dari citra tubuh yang positif. Nah sebaliknya, citra tubuh negatif adalah persepsi mengenai diri yang tidak benar atau keliru. Kesan citra tubuh yang negatif menyebabkan ketidakpuasan pada bentuk tubuh individu tersebut.
ADVERTISEMENT
Citra tubuh mendorong seseorang melakukan diet
Seseorang dengan citra tubuh negatif cenderung mempunyai kepercayaan diri yang rendah, juga kecemasan dan kekhawatiran yang berlebih. Individu tersebut beranggapan bahwa diri mereka kurang menarik dan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Ketidakpuasan atau pandangan negatif mengenai citra tubuh itu mendorong mereka melakukan perubahan melalui banyak cara demi mencapai bentuk tubuh ideal, yang menyebabkan kebiasaan makan menyimpang atau diet ekstrem.
Orang tersebut tidak akan langsung makan jika lapar, ia akan membiarkan dirinya terus merasa lapar. Diet yang begitu ketat, dan kejadian yang berulang tersebut sampai mengganggu pola pengaturan makannya, menyebabkan individu justru mengalami gangguan makan, seperti bulimia atau anoreksia (Krisnani, Santoso, & Putri, 2017).
ADVERTISEMENT
Tentunya kalian sering mendengar istilah diet, berikut diet yang salah
Diet, sebagaimana didefinisikan oleh tim medis EGC pada tahun 1994 (dalam Hartantri, 1998), adalah kebiasaan yang diizinkan dalam hal makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang setiap hari, terutama dimaksudkan untuk mencapai tujuan atau mengecualikan suatu item tertentu saat makan. Banyak dari remaja melakukan penurunan berat bedan dengan program diet, karena dianggap sebagai salah satu cara untuk tampil lebih baik dengan usaha yang sederhana, cepat, dan terjangkau. Diet boleh saja dilakukan, namun sayangnya cara yang dilakukan terutama oleh remaja seringkali tidak sesuai, seperti diet (tanpa mengetahui makna sebenernya mengenai diet).
Kesehatan tubuh individu tersebut terkadang bisa sangat berbahaya karena pola diet yang salah. Konsumsi makanan yang dibatasi tanpa memperhatikan kandungan gizi dan kesehatan, berakibat negatif pada status gizi atau kurang gizi. Kekhawatiran tentang bentuk tubuh, menjadikan remaja sengaja tidak makan dengan benar, lalu berujung dengan gangguan makan yang selanjutnya diklasifikasikan menjadi anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
ADVERTISEMENT
Ketahui lebih lanjut mengenai gangguan makan, Anoreksia, dan Bulimia
Gangguan makan adalah gangguan psikologis dan fisiologis yang mengakibatkan kebiasaan makan yang sangat menyimpang sebagai usaha untuk mengelola berat badan. Menurut Kaplan & Saddock (1997) anorexsia nervosa adalah jenis gangguan makan parah yang ditandai dengan masalah citra tubuh negatif dan keinginan untuk tampil langsing, seringkali sampai kelaparan. Meski benar-benar beratnya kurang dari standar yang dianggap sehat, penderita anorexsia nervosa percaya bahwa mereka kelebihan berat badan.
Rice (2022), menyatakan bahwa bulimia nervosa merupakan gangguan pola makan yang ditandai dengan periode makan yang berlebihan dan memuntahkan makanannya kembali. Individu dengan ganguan bulimia berusaha keras untuk mendapatkan tipe tubuh ideal yang sangat diinginkan, namun mereka tidak memiliki pengendalian diri dalam hal makan dan terpaksa makan berlebihan.
ADVERTISEMENT
Penderita bulimia yang berada di bawah tekanan atau stres karena masalah citra tubuh yang dimilikinya merasa menyesal, akhirnya secara sengaja memuntahkan makanannya kembali. Fokus dari anoreksia nervosa dan bulimia nervosa di atas adalah mengenai emosi dan ekspresi diri bukan hanya makanan. Masalah citra tubuh bukanlah masalah kecil, cara mencegah dan mengatasinya adalah dengan belajar mencintai diri sendiri (self love).
Cara mencegah dan mengatasinya adalah dengan self love
Mencintai diri sendiri (Self love), menurut psikolog Andrea Brandht Ph.D., M.F.T., adalah merangkul apa yang dianggap sebagai kelemahan, menikmati kelemahan itu karena berfungsi untuk mendefinisikan siapa diri kita, dan menunjukkan kasih sayang untuk diri kita sendiri. Berikut cara menerapkan self love :
1. Self awareness, yaitu kesadaran diri akan cara pandang dan proses berpikir yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
2. Self worth, merupakan keyakinan bahwa kita adalah makhluk yang berharga.
3. Self esteem atau harga diri, jika individu memiliki self esteem maka individu tersebut akan merasa bahagia dan puas terhadap diri sendiri apapun yang terjadi, individu tersebut akan menerima segala yang telah dimiliki.
4. Self care merupakan kepedulian terhadap diri sendiri, penerapan self care biasanya berupa apresia terhadap diri sendiri atau menjaga pola hidup yang sehat, yaitu makan yang teratur dan menghindari diet ekstrem.
Peran orang tua juga berpengaruh terhadap cara pandang remaja mengenai citra tubuh yang dimiliki. Jadi itulah masalah citra tubuh yang mendorong individu melakukan diet ekstrem sehingga menyebabkan gangguan makan, mencintai diri sendiri merupakan cara untuk mencegah dan mengatasi. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa membuat kalian peduli akan diri kalian sendiri, karena diet yang salah sangatlah berbahaya, sampai jumpa di tulisan edukasi lainnya!!
ADVERTISEMENT
Referensi :
https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/902-diet-ekstrem-tiktok-bahaya-untuk-remaja
https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/513-kecenderungan-perilaku-tidak-sehat-unhealthy-behavior
https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/944-citra-tubuh-negatif-permasalahan-remaja-masa-kini
http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/18618
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jkki/article/view/5384
http://eprints.undip.ac.id/44220/1/616_Aqmariya_Syarafina___G2C009074__.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14821/05.2%20bab%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y