Geopark Berperan dalam Pencapaian SDGs

SDGs Network ITB
SDGs Network ITB adalah entitas SDGs di Indonesia, dengan tujuan ingin berpartisipasi mengakselerasi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Indonesia.
Konten dari Pengguna
15 Juli 2021 12:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SDGs Network ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Steven Setiawan
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Steven Setiawan
ADVERTISEMENT
Oleh: Steven Setiawan, Duta SDGs Institut Teknologi Bandung
Ternyata, Geopark dapat berperan dalam memenuhi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)! Setidaknya, UNESCO menyebutkan minimal 8 SDGs terpenuhi dari peran Geopark. Tujuan yang dapat tercapai antara lain nomor 1, 4, 5, 8, 11, 12, 13, 17.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut saya dengar dari Bapak Togu Pardede selaku Koordinator Kegiatan Strategis Pengembangan Geopark Kementerian PPN / Bappenas pada Workshop Nasional II IGYF (Indonesia Geopark Youth Forum) 2021, 21 Juni 2021 lalu. Ya, saya terpilih menjadi salah satu dari 23 peserta mewakili Aspiring Geopark Bandung Purba/Rajamandala.
Foto: Steven Setiawan
Workshop ini dilaksanakan di Kawasan Batur UNESCO Global Geopark (UGGp) pada tanggal 21 – 25 Juni 2021 untuk Kloter I. Kegiatan ini diikuti 46 peserta terpilih dari Workshop Nasional I IGYF 2021. Dari 46 peserta, akan diseleksi 7 peserta yang akan mewakili yang akan mewakili Indonesia ke Jeju Korea Selatan dalam UNESCO Global Geoparks Youth Forum Conference.
Dalam mengikuti kegiatan ini, setiap peserta yang hadir wajib menyerahkan hasil swab antigen atau PCR negatif dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama kegiatan. Salah satunya telah diterapkan dengan membagi kegiatan ini ke dalam dua kloter peserta. Kegiatan yang berupa kelas dilaksanakan di Museum Gunung Api Batur, sedangkan kegiatan yang berupa kunjungan lapangan dilaksanakan di kawasan Batur UGGp.
ADVERTISEMENT
Kembali pada pernyataan Pak Togu Pardede, beliau menyampaikan Indonesia menambahkan di poin 9, 14, dan 15 karena kita punya ekosistem laut dan ekosistem darat pada Rencana Aksi Nasionalnya. Pemaparan Pak Togu saya simak di hari pertama workshop ini. Workshop dilanjutkan dengan sesi “Dasar Geologi” oleh Iwan Fahlevi Setiawan. Setelah itu, peserta diajak untuk mengelilingi dan mengamati koleksi Museum Gunung Api Batur.
Pada hari kedua, diadakan workshop mengenai “Keragaman Geologi” oleh Mirna Mariana Asiriadinata, “Pariwisata Alam Berkelanjutan” oleh I Gede Wiwin Suyasa, “Keragaman Budaya” oleh I Gusti Made Suarbhawa, dan kegiatan kekompakan tim di area Museum Gunung Api Batur. Pernyataan menarik disajikan oleh Bapak Wiwin yang menyatakan bahwa kawasan Batur UGGp sudah menerapkan SDGs dalam melaksanakan berbagai kegiatannya, seperti praktik akuakultur berkelanjutan, pengembangan geowisata, dan pemberdayaan masyarakat.
Foto: Steven Setiawan
Pada hari ketiga, diadakan workshop mengenai “Pengenalan Geopark” dann “Mitigasi Bencana dan Promosi Adaptasi Perubahan Iklim” oleh Asep Kurnia Permana, serta “Keanekaragaman Hayati” oleh Agus Budi. Ada pula sesi praktik lapangan ke Danau Batur, dan sesi “Peranan Edukasi dalam mendukung Pengembangan Sustainable Development Gaols pada kawasan Geopark” oleh Ibu Ela Ubaidi.
ADVERTISEMENT
Pada sesi kedua oleh Pak Asep Kurnia Permana, dikatakan bahwa ilmu geologi tidak hanya berperan mendukung keberlanjutan geopark, tetapi juga berperan dalam pemenuhan tujuan SDGs di Indonesia. Pada sesi praktik lapangan ke Danau Batur, kami berkunjung ke tempat pembuatan air reverse osmosis yang menggunakan energi terbarukan, berupa sel surya, untuk menjernihkan air, mendukung SDGs nomor 6 dan 7.
Kami juga berkunjung ke kolam bioflok yang memiliki prinsip sistem akuakultur tertutup dengan daur ulang materi organik sebagai pakan, mendukung SDGs nomor 12 dan 14. Selain itu, pada sesi terakhir oleh Ibu Ela Ubaidi, kami mendapati bahwa kawasan geopark juga perlu menerapkan prinsip 5P SDGs dan mengedepankan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat setempat untuk bekerja sama menyukseskan SDGs.
Foto: Steven Setiawan
Pada hari keempat, kegiatan kami adalah praktik lapangan ke kawasan kaldera Gunung Batur untuk melihat peristiwa geologi, belajar budaya, dan bertemu dengan masyarakat setempat yang menjalankan fungsi menjaga kawasan geopark dan fungsi budaya. Pada sesi penelusuran geologi, kami menemukan bahwa terdapat bentuk mitigasi bencana purba pada saat Gunung Batur Meletus pada tahun 1926. Hanya ada satu korban jiwa akibat serangan jantung, meskipun sebagai konsekuensinya, masyarakat Desa Batur harus berpindah mencari tempat pemukiman baru.
ADVERTISEMENT
Dari sisi masyarakat lokal yang menjaga geopark, kami diberi tahu bahwa beliau dahulu adalah pekerja di bidang ekstraktif, tetapi mau beralih menjadi penjaga kawasan geopark setempat. Dari sisi kebudayaan, kami menemukan bahwa masyarakat di kawasan Kaldera Batur tetap melaksanakan kegiatan peribadatan dengan protokol kesehatan. Selain itu, sepanjang kami berjalan, kami mengumpulkan sampah yang ditinggalkan pengunjung sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kesucian tempat.
Pada hari kelima, diadakan sesi “Tata Krama Internasional dan Etika Kepemimpinan” oleh Kaisar Akhir, “Geopark Representation and Branding” oleh Eli Jamilah Miharja, pesan dari dewan juri (Mirawati Sudjono, Togu Pardede, Yunus Kusumahbrata, dan Kaisar Akhir) sebelum presentasi proposal aksi mengenai keberlanjutan geopark, dan presentasi rencana aksi pengembangan geopark.
ADVERTISEMENT
Tim saya berbicara mengenai mitigasi bahaya alam di kawasan geopark dan pada presentasi tersebut, diajukan proposal berjudul “SAPALAH IBU PERTIWI” dengan program kerja SwaraTiwi (dongeng mitigasi bencana), PandangTiwi (pembuatan film animasi dan buku mitigasi bencana), LangkahTiwi (permainan mitigasi bencana pada geotrail), dan JalinTiwi (Kerjasama internasional dan nasional terkait pendidikan mitigasi bahaya alam).
Kegiatan ditutup dengan pesan ucapan terima kasih dari para narasumber dan penyelenggara acara serta foto bersama, sebelum kepulangan ke tempat masing – masing.
Foto: Steven Setiawan
Setelah kegiatan ini, diharapkan para peserta bisa kembali ke Geopark masing–masing untuk berkonsolidasi menerapkan rencana aksi dan ilmu yang telah didapat dari pelatihan ini. Dalam beberapa waktu ke depan, akan diputuskan tujuh perwakilan Indonesia yang akan berangkat ke forum internasional di Jeju, Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
(Editor: Tristia R.)