Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
15 Ragam Hias Tradisional Nusantara yang Penting untuk Diketahui
15 Januari 2025 15:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ragam hias tradisional Nusantara merupakan salah satu kekayaan budaya yang menjadi ciri khas setiap daerah di Indonesia. Sebagai warisan leluhur, ragam hias ini tidak hanya memiliki nilai estetika tetapi juga menyimpan makna filosofis yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Keindahan seni hias sering ditemukan pada kain, ukiran, hingga arsitektur tradisional yang mencerminkan identitas dan karakter masyarakat setempat.
Mengutip situs eprints.radenfatah.ac.id, ragam hias merupakan bentuk dekorasi utama yang sering dijadikan pola berulang dalam sebuah karya seni atau kerajinan.
Ragam Hias Tradisional Nusantara
Mengapa ragam hias tradisional Nusantara disebut sebagai budaya seni rupa tertua di Indonesia? Ragam hias tradisional Nusantara disebut sebagai budaya seni rupa tertua di Indonesia karena sudah ada sejak zaman prasejarah.
Dalam membahas ragam hias tradisional di Indonesia , masyarakat akan dapat melihat betapa beragamnya motif yang dihasilkan oleh setiap daerah.
Berikut adalah ragam hias tradisional di Indonesia beserta daerah asalnya:
1. Kawung (Jawa Tengah dan Yogyakarta)
Motif berbentuk lingkaran seperti buah aren, melambangkan kesucian, keadilan, dan kebijaksanaan.
ADVERTISEMENT
2. Megamendung (Cirebon, Jawa Barat)
Motif berbentuk awan, melambangkan kesabaran, ketenangan, dan kesuburan.
3. Parang (Jawa)
Motif bergelombang menyerupai ombak, melambangkan kekuatan, keberanian, dan tekad yang tak tergoyahkan.
4. Lereng (Jawa Tengah)
Pola berbentuk garis diagonal, sering dipakai pada kain batik yang menunjukkan keteguhan hati dan kebijaksanaan.
5. Tumpal (Jawa)
Motif segitiga menyerupai pucuk rebung, melambangkan perlindungan dan kesuburan.
6. Songket (Sumatra Selatan)
Motif berbenang emas dengan pola flora dan geometris, melambangkan kemakmuran dan status sosial tinggi.
7. Pucuk Rebung (Sumatra Selatan)
Pola berbentuk segitiga memanjang, melambangkan pertumbuhan, harapan, dan kehormatan.
8. Motif Dayak (Kalimantan)
Berupa ukiran spiral, lingkaran, atau flora pada perisai dan rumah adat, melambangkan perlindungan dan harmoni alam.
9. Motif Cendrawasih (Papua)
Pola burung khas Papua ini melambangkan keindahan dan keberkahan alam.
10. Motif Nusa Tenggara Timur (NTT)
Berupa pola geometris dan flora, digunakan pada kain tenun ikat yang melambangkan ikatan budaya dan komunitas.
11. Motif Batak (Sumatra Utara)
Berupa garis geometris pada kain ulos, melambangkan kehangatan, persaudaraan, dan kehidupan.
ADVERTISEMENT
12. Motif Poleng (Bali)
Kain dengan pola kotakkotak hitam putih, melambangkan keseimbangan antara baik dan buruk.
13. Motif Sekar Jagad (Jawa)
Motif yang menyerupai peta, melambangkan keindahan dunia dan persatuan dalam keberagaman.
14. Motif Tenun Ikat Flores (NTT)
Pola tradisional berbentuk flora atau fauna, melambangkan hubungan erat antara manusia dan alam.
15. Motif Gringsing (Bali)
Pola khas Bali yang rumit, melambangkan penyembuhan, perlindungan, dan keseimbangan spiritual.
Ragam hias tradisional Nusantara berfungsi sebagai elemen dekoratif dan juga sebagai medium untuk menyampaikan cerita dan nilai budaya. Melestarikan seni ini menjadi langkah penting untuk menjaga kekayaan warisan budaya yang tak ternilai harganya. (Fikah)