Konten dari Pengguna

3 Alasan Kartosuwiryo Mendirikan DI/TII di Jawa Barat

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
21 Desember 2023 23:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gerakan DI/TII di Jawa Barat. Sumber foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gerakan DI/TII di Jawa Barat. Sumber foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Terdapat sejumlah alasan Kartosuwiryo mendirikan DI/TII di Jawa Barat. Salah satunya adalah ia merasa kecewa dan tidak puas dengan hasil Perjanjian Renville yang dibuat oleh Belanda dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebab, perjanjian tersebut lebih menguntungkan Belanda dan semakin membuat pribumi tersiksa. Akhirnya, ia memutuskan untuk melakukan pemberontakan DI/TII. Selengkapnya, simak di bawah ini.

Sejarah dan Alasan Kartosuwiryo Mendirikan DI/TII di Jawa Barat

Ilustrasi Gerakan DI/TII di Jawa Barat. Sumber foto: Unsplash
Gerakan DI/TII di Jawa Barat merupakan sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh SM Kartosuwiryo pada 1948 hingga 1962. Tujuan utamanya adalah mendirikan negara berlandaskan ideologi Islam.
Dikutip dari buku Pengetahuan Sosial Sejarah karya Drs. Tugiyono, lahirnya dasar Gerakan DI/TII sebenarnya sudah muncul sejak 24 Maret 1942, pada rapat di Malangbong, Jawa Barat.
Setelah terpilih sebagai Komisaris Partai Masyumi, Kartosuwiryo pun mulai mewujudkan keinginannya untuk memberontak dan membangun negara yang berlandaskan ideologi Islam di Jawa Barat.
Sebenarnya, apa alasan utama Kartosuwiryo mendirikan gerakan DI/TII di Jawa Barat? Berikut penjelasan lengkapnya.
ADVERTISEMENT

1. Tidak Puas dengan Kinerja Pemerintah

Pada dasarnya, Gerakan DI/TII dilakukan dengan maksud untuk menganggu kedaulatan NKRI, serta mengambil kekuasaan dari tangan pemerintah. Mayoritas daerah yang ikut serta dalam pemberontakan ini juga merasa tidak puas dengan pemerintah.
Sejak Proklamasi 1945 diumumkan, Kartosuwiryo juga merasa bahwa pemerintah Indonesia tidak tegas dalam menghadapi Belanda, serta menegakkan syariat dan hukum Islam.

2. Bentuk Protes pada Perjanjian Renville

Pemberontakan Gerakan DI/TII, juga menjadi salah satu bentuk protes dan ketidakpuasan terhadap perjanjian Renville. Menurut Kartosuwiryo, perjanjian ini lebih menguntungkan Belanda, serta mengabaikan peran umat Islam dalam merebut kemerdekaan.
Selain itu, Kartosuwiryo juga melihat masih banyak rakyat Jawa Barat yang berada dalam kemiskinan. Akhirnya, ketidakpuasan ini dilakukan dengan mendirikan negara Islam di daerah tersebut.

3. Mendirikan Negara Islam Indonesia

Alasan terakhir mengapa Kartosuwiryo melakukan pemberontakan Gerakan DI/TII di Jawa Barat adalah untuk mendirikan negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam kehidupan bermasyaarakat, berbangsa, dan bernegara.
ADVERTISEMENT
Melalui pemberontakan ini, ia menyebut negara impiannya sebagai Negara Islam Indonesia atau NII. (RN)