Konten dari Pengguna

3 Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional dan Contohnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
2 November 2024 20:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional. Pexels/Michael Steinberg
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional. Pexels/Michael Steinberg
ADVERTISEMENT
Sistem ekonomi tradisional memiliki beberapa ciri-ciri khusus yang membedakannya dari sistem ekonomi modern.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Pengantar Ekonomi, Dr. Andi Soetomo (2018:45), ciri-ciri sistem ekonomi tradisional meliputi ketergantungan pada alam, transaksi barter, serta produksi untuk kebutuhan pribadi.
Masyarakat yang menerapkan sistem ini masih terikat dengan nilai budaya dan adat, serta mengandalkan sumber daya lokal tanpa dukungan teknologi canggih.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional

Ilustrasi Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional. Pexels/Zlaťáky.cz
Berikut ini merupakan tiga ciri-ciri sistem ekonomi tradisional dan contohnya.

1. Bertumpu pada Alam dan Sumber Daya Lokal

Salah satu ciri-ciri sistem ekonomi tradisional adalah ketergantungan masyarakat pada alam dan sumber daya lokal.
Dalam sistem ini, masyarakat mengelola sumber daya alam yang ada di sekitarnya seperti tanah, air, dan hutan sebagai bagian dari aktivitas ekonominya.
Sebagai contoh, masyarakat pedesaan yang menerapkan sistem ini umumnya bekerja sebagai petani, nelayan, atau peternak tanpa mengandalkan teknologi modern.
ADVERTISEMENT
Aktivitas ekonomi mereka sangat dipengaruhi oleh kondisi alam, sehingga perubahan cuaca dapat berdampak langsung pada hasil produksi.
Sistem ini cenderung rendah produktivitas karena minimnya penggunaan teknologi canggih.

2. Transaksi Berdasarkan Barter

Ciri lain dari sistem ekonomi tradisional adalah penggunaan metode barter dalam transaksi. Sistem barter adalah pertukaran barang atau jasa tanpa melibatkan uang sebagai alat tukar.
Dalam konteks ekonomi tradisional, masyarakat biasanya menukar hasil pertanian atau produk yang mereka miliki dengan barang lain yang dibutuhkan.
Contohnya, seorang petani bisa menukar hasil panennya dengan ikan yang diperoleh dari nelayan.
Dikutip dari buku Ekonomi dan Masyarakat, Sri Handayani, 2019:67, menyebutkan bahwa metode barter ini menunjukkan ketergantungan masyarakat terhadap hasil produksi satu sama lain.

3. Produksi untuk Kebutuhan Sendiri

Salah satu ciri utama lain dari sistem ekonomi tradisional adalah orientasi produksi yang hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau kelompok. Masyarakat dalam sistem ini tidak memproduksi barang dalam jumlah besar atau untuk dijual secara luas.
ADVERTISEMENT
Fokus utamanya adalah mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya, para petani hanya menanam tanaman untuk konsumsi keluarga, dan jarang ada produksi berlebih.
Berdasarkan buku Pengantar Ekonomi, Soetomo, 2018:49, pola produksi seperti ini membuat ekonomi tradisional berjalan lambat karena tidak adanya tujuan komersial atau skala produksi yang besar.
Sistem ekonomi tradisional memiliki karakteristik yang unik, yaitu berbasis pada alam, metode barter, dan produksi terbatas.
Dengan memahami ciri-ciri sistem ekonomi tradisional, masyarakat bisa lebih mengerti tentang bagaimana pola ekonomi sederhana ini berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. (mona)