Konten dari Pengguna

3 Filosofi Lilin Sebagai Lambang Kehidupan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 April 2023 22:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi filosofi lilin. Sumber foto:Dhivakaran S/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi filosofi lilin. Sumber foto:Dhivakaran S/Pexels
ADVERTISEMENT
Filosofi lilin sering digunakan sebagai lambang kehidupan. Banyak orang yang tertarik untuk membuat kata-kata mutiara dengan objek lilin.
ADVERTISEMENT
Di zaman modern seperti saat ini, walaupun listrik sudah merata di seluruh wilayah terkhusus daerah-daerah di Indonesia, keberadaannya masih tetap melegenda.
Lalu, seperti apa filosofi lilin sebagai lambang kehidupan tersebut? Mari simak jawabannya dalam artikel ini.

Filosofi Lilin

Ilustrasi filosofi lilin. Sumber foto: Matej Novosad/Pexels
Dikutip dari buku Kontemplasi Sebuah Risalah untuk Anakku karya Rian Nurdiana, menjelaskan bahwa lilin adalah benda yang terdiri dari parafifin dan sumbu. Yang mana ketika dibakar benda ini akan mengeluarkan cahaya yang bisa menerangi sekitar.
Hidup adalah tentang jalan, tentang proses, tentang pencarian, tentang penuan, tentang pemaknaan, tentang pemikiran, dan tentang-tentang lainnya. Semua pembelajaran tentang kehidupan sebenarnya bisa didapatkan lewat apapun. Termasuk dari lilin.
Berikut beberapa filosofi lilin yang sering dipautkan sebagai lambang kehidupan atau simbol agar manusia bisa menjalani kehidupan dengan baik dan bermanfaat untuk sesama.
ADVERTISEMENT

1. Bermanfaat

Filosofi lilin yang sangat populer dikalangan masyarakat salah satunya adalah tentang manfaatnya. Sebagaimana yang kita ketahui, lilin sering digunakan sebagai pilihan kedua untuk memberikan penerangan ketika listrik mati.
Pelajaran yang dapat dipetik, untuk bisa bermanfaat kita tidak perlu melihat apakah selalu menjadi orang yang diprioritaskan atau malah orang yang hanya dimanfaatkan ketika butuh saja. Lakukan dengan iklas apa yang bisa dilakukan. Tanpa pandang bulu.

2. Rela Berkorban

Di dalam kehidupan selalu ada korban dan yang dikorbankan. Lilin merupakan salah satu benda yang bisa kita contoh sifat berkorbannya. Ia rela membunuh dirinya supaya bisa memberikan penerangan dan manfaatkepada orang lain.

3. Menghangatkan dan Menenangkan

Lilin sering digunakan sebagai benda pelengkap ketika ada acara-acara tertentu. Khususnya yang bersifat romasa. Hal ini memberikan bukti bahwa walaupun ia tidak seterang cahaya lampu, namun keberadaannya tidak pernah digantikan. Ia selalu dicari. Ia selalu dibutuhkan. Bahkan ia dianggap penyempurna.
ADVERTISEMENT
Pelajaran yang dapat diambil dari filosofi lilin point ke tiga adalah tetaplah memancarkan cahaya, memberikan ketenangan, dan ciptakan suasana yang menyenangkan. Karena tidak ada perbuatan baik yang sia-sia.
Mungkin hari ini apa yang kita lakukan terkesan tidak membekas untuk orang lain. Padahal sebenarnya hal itu dianggap sangat istimewa bagi orang yang merasakan manfaat kebaikan yang kita lakukan.
Itulah 3 filosofi lilin yang sering digunakan sebagai lambang kehidupan. Semoga bermanfaat! (DAI)