Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
3 Jenis Rumah Adat Papua dan Fakta Menariknya
23 Februari 2025 20:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu aspek budaya yang menarik untuk dipelajari adalah rumah adat Papua, yang memiliki berbagai jenis dengan fungsi, dan filosofi masing-masing. Ketahui jenis rumah adat Papua dan fakta menariknya di sini.
ADVERTISEMENT
Papua dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa serta keragaman budayanya yang unik.
Setiap suku di Papua memiliki rumah adat khas yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal, dan cara hidup masyarakatnya.
Jenis Rumah Adat Papua
Papua yang dikenal sebagai bumi cenderawasih ini merupakan provinsi terbesar di Indonesia yang terbagi dalam 28 kabupaten, dan 1 kota. Selain itu, terdapat jenis rumah adat Papua yang beragam yang diwariskan turun-temurun.
Mengutip dari situs e-jurnal.ukri.ac.id, rumah adat Papua memiliki ciri khas unik dalam tampilan, tata ruang, struktur, dan material, yang nantinya bisa menjadi pembeda, atau justru memiliki kesamaan antara satu dengan lainnya.
1. Rumah Honai Suku Hubula
Di daerah pegunungan Lembah Baliem, Wamena, rumah Honai menjadi simbol budaya suku Hubula (bagian dari suku Dani).
ADVERTISEMENT
Berbentuk bundar dengan atap kerucut, dibuat dari jerami, atau ilalang yang berfungsi sebagai isolasi alami untuk menjaga suhu tetap hangat.
Fakta menariknya adalah penggunaannya yang berbeda. Rumah Honai khusus untuk pria, sementara perempuan tinggal di rumah Ebe’ai. Rumah lain yang disebut Wamai digunakan untuk menyimpan hewan ternak.
Di dalam Honai, masyarakat sering menyalakan api unggun di tengah ruangan untuk menjaga kehangatan, sekaligus menjadi tempat musyawarah bagi para tetua adat.
2. Rumah Pohon Suku Korowai
Di pedalaman hutan Papua bagian selatan, suku Korowai membangun rumah di atas pohon dengan ketinggian mencapai 50 meter.
Rumah pohon ini dirancang untuk melindungi penghuninya dari binatang buas dan roh jahat, yang menurut kepercayaan mereka bisa mengganggu kehidupan manusia di tanah.
ADVERTISEMENT
Struktur rumah menggunakan kayu, rotan, dan daun sagu, tanpa paku, semua bagian diikat menggunakan teknik tradisional. Untuk mencapai rumah ini, suku Korowai menggunakan tangga dari batang pohon yang dibuat bertahap.
3. Rumah Kaki Seribu Suku Arfak
Di wilayah Pegunungan Arfak, Papua Barat, terdapat juga rumah adat Papua yang disebut Rumah Kaki Seribu. Nama ini berasal dari bentuk rumah yang memiliki banyak tiang penyangga, menyerupai kaki seribu.
Tiang-tiang ini memberikan stabilitas dan perlindungan dari kelembaban tanah serta binatang liar. Dibangun tanpa menggunakan paku, hanya menggunakan ikat rotan dan bambu yang dihubungkan secara tradisional.
Rumah ini biasanya dihuni oleh beberapa keluarga sekaligus, mencerminkan kehidupan komunal suku Arfak yang penuh kebersamaan.
Setiap rumah adat Papua mencerminkan hubungan erat antara manusia, budaya, dan alam. Bukan hanya sekedar tempat tinggal, tetapi juga merupakan simbol identitas, dan kebijaksanaan masyarakat Papua dalam beradaptasi dengan lingkungannya. (Idaftrn)
ADVERTISEMENT