Konten dari Pengguna

3 Perspektif Sosiologi: Konflik Sosial, Fungsional, dan Interaksi Simbolik

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 Oktober 2023 20:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi 3 perspektif sosiologi dalam sosial. Sumber foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 3 perspektif sosiologi dalam sosial. Sumber foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
3 perspektif Sosiologi, yakni konflik sosial, fungsional, dan interaksi simbolik, merupakan kerangka berpikir yang digunakan untuk memahami fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, tiga perspektif Sosiologi mengkaji bagaimana konteks sosial dapat memengaruhi kehidupan manusia.

3 Perspektif Sosiologi untuk Fenomena Sosial

Ilustrasi 3 perspektif sosial. Sumber foto: unsplash
Manusia merupakan bahasan utama dalam kajian Sosiologi. Namun, untuk memahami sifat manusia yang kompleks, dinamis, dan beragam, maka dibutuhkan landasan teori atau perspektif.
Dilansir dari buku Fungsionalisme dan Teori Konflik dalam Perkembangan Sosiologi karya Soerjono Soekanto, ada tiga teori utama dalam sosiologi yang dapat dijadikan perspektif.
Ketiga teori tersebut adalah konflik sosial, interaksi simbolik, dan fungsional. Ketiganya dinilai cukup berpengaruh, sehingga sering digunakan untuk mengkaji berbagai fenomena sosial.
Berikut ini definisi dari masing-masing perspektif Sosiologi.

1. Konflik Sosial

Perspektif konflik sosial merupakan sebuah ide dari sosiolog asal Jerman, yakni Karl Marx. Di mana ia membahas relasi antara buruh dan majikannya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, masyarakat terbagi menjadi dua kelas, yakni borjuis dan proletar. Pemisahan ini dibedakan berdasarkan alat produksi atau modal. Jadi, jika seseorang memiliki modal, maka ia dianggap seorang borjuis. Sebaliknya, mereka yang tidak ada modal, dianggap proletar.
Akan tetapi, ketika proletar bekerja dengan borjuis, upah yang diberikan sangat rendah. Hal ini dapat dikategorikan sebagai eksploitasi pekerja.

2. Fungsional

Fungsional merupakan perspektif yang dicetuskan oleh Emile Durkheim dan Herbert Spencer. Menurut Durkheim, teori fungsional adalah masyarakat yang bekerja sama.
Di mana setiap masyaralat memiliki fungsi yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan ketergantungan. Ketika terjadi disfungsi, maka akan ada masalah yang timbul dalam masyarakat.

3. Interaksi Simbolik

Persepektif terakhir adalah interaksi simbolik yang dikemukakan oleh sosiolog asal Jerman, Max Weber. Perspektif ini sedikit berbeda dari dua hal di atas, di mana ia lebih menekankan bahwa masyarakatlah yang membentuk sebuah individu.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, interaksi simbolik melihat suatu individu dapat berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh proses interaksi individu dengan masyarakat yang terjadi secara terus-menerus.
Itulah uraian mengenai 3 perspektif dalam Sosiologi. Semoga membantu! (RN)